Barakah bin Tsalabah | arabiccalligraphygenerator

Sirah

Barakah, Ibu Setelah Ibu Rasulullah

Rasulullah SAW sangat menghormati Ummu Aiman karena dedikasinya yang tinggi.

Istri-istri Nabi Muhammad SAW merupakan perempuan perempuan peng huni atau ahli surga. Disebut sebagai penghuni surga karena mereka memiliki keutamaan dari perempuan lainnya. Mereka mempunyai keimanan, ketakwaan yang tinggi kepada Allah SWT.

Namun, di luar istri-istri Nabi, ada perempuan lain yang juga ahli surga. Dia adalah Barakah bin Tsa'labah bin Amr bin Hashan bin Malik bin Salamah bin Amr bin Nu'man atau yang akrab de ngan sebutan Ummu Aiman. Dia merupakan pengasuh Nabi Muhammad. "Siapa yang senang kawin dengan wa nita ahli surga, kawinlah dengan Ummu Aiman," kata Rasulullah, dikutip dari NU Online.

Prof Muhammad Ridha dalam Sirah Nabawiyyah menjelaskan bahwa dia adalah salah satu perempuan yang menyusui Muhammad. Para perempuan yang pernah menyusui Muhammad, antara lain, Aminah, ibunya sendiri, Tsuwaibah Al- Aslamiyah, Halimah As-Sa'di yah, Khaulah binti Al-Mundzir, Ummu Kabsyah, dan Ummu Aiman sendiri.

Ummu Aiman kemudian menjadi pengasuh Muhammad setelah Amina, ibunya, wafat. Aminah wafat dalam perja lanan pulang setelah mengunjungi paman-pamannya dari pihak kakeknya, yakni Bani Najjar. Dalam perjalanan pulang tersebut, Aminah sakit dan me ninggal dunia lalu dimakamkan di Abwa', sebuah desa yang terletak antara Makkah dan Madinah. Sejak saat itulah Ummu Aiman menjadi pengasuh Muhammad.

Ummu Aiman pula yang menemani Muhammad pulang ke Makkah. Ketika itu,Muhammad menangis sesegukan ketika diajak pulang ke Makkah setelah ibunya wafat. Hal tersebut digambarkan dalam Sejarah Hidup Muhammad karya Muhammad Husain Haikal.

 
Ummu Aiman adalah perempuan yang berasal dari negeri Habsyah (Ethiopia). Dia juga bukan berasal dari keluarga terpandang.
 
 

Ummu Aiman merupakan budak perempuan warisan dari Abdullah, ayah Muhammad. Ummu Aiman memang di persiapkan untuk melayani Amina, ibu Muhammad. Namun, dengan usia masih muda, ibu Muhammad wafat. Ummu Aiman adalah perempuan yang berasal dari negeri Habsyah (Ethiopia). Dia juga bukan berasal dari keluarga terpandang.

Kendati demikian, Rasulullah SAW sangat menghormati Ummu Aiman karena dedikasinya yang tinggi. Karena itu, Muhammad menganggap Ummu Aiman sebagai ibu keduanya setelah Aminah, ibu kandungnya sendiri.

Hubungan antara Muhammad dan Ummu Aiman sangat dekat sehingga hampir tidak ada sekat. Bahkan, Muhammad pernah bercanda dengan Ummu Aiman. Banyak cerita yang menggambarkan kedekatan Muhammad dengan Ummu Aiman. Salah satunya ketika Ummu Aiman mengatakan ingin minum juga ketika Muhammad sedang minum.

Aisyah yang berada di samping Muhammad lalu menegur Ummu Aiman karena dianggap tidak sopan. Namun, Muhammad tetap memberikan Ummu Aiman air minum. Sikap Muhammad itu jelas menandakan bahwa sosok Ummu Aiman adalah perempuan yang sangat dihormatinya.

Ummu Aima sangat menyayangi Muhammad. Dia menyerahkan seluruh hidupnya untuk melayani segala kebutuhan hidupnya. Ummu Aiman juga bagian dari generasi awal pemeluk agama Islam. Dia ikut hijrah ke Madinah tanpa bekal dengan berjalan kaki.

 
Ummu Aima sangat menyayangi Muhammad. Dia menyerahkan seluruh hidupnya untuk melayani segala kebutuhan hidupnya. 
 
 

Tidak hanya itu, Ummu Ai man juga berjuang dalam menyebar kan agama Islam. Dia bersama Muhammad tercatat beberapa kali ikut berperang seperti perang Uhud dan Khaibar. Dia mengambil peran sebagai perawat umat Islam yang terluka dan membagi-bagikan air minum.

Ummu Aiman menikah sebanyak dua kali. Pertama dia menikah dengan Ubaid bin Zaid atas anjuran Muhammad sen diri dengan Khadijah. Pernikahan keduanya dengan Zaid bin Haritsah, di mana seorang budak Rasulullah yang sudah dianggap sebagai anaknya sendiri.

Ummu Aiman menikah lagi setelah suami pertamanya meninggal tak lama setelah lahir anaknya. Dari pernikahannya dengan Zaid, Ummu Aiman dikaruniai seorang anak, yaitu Usamah. Usamah kemudian menjadi pang lima termuda dalam sejarah Islam. 

Ada suatu kisah tentang kesungguhan Barkah dalam beramal. Ia pernah mengalami rasa dahaga yang sangat saat melakukan hijrah. Saat itu ia sedang melakukan puasa. Kemudian turun rintikan air dari langit. Ia pun meminum sepercik air tersebut. Seketika dahaganya hilang.

Sejak itu, Barkah tidak merasakan lagi dahaga meskipun sedang puasa di tengah terik yang sangat panas. Ummu Aiman pula yang pernah menjadi objek candaan Nabi SAW karena kedekatan keduanya.

Suatu ketika Ummu Aiman mendatangi Rasulullah dan berkata, "Ya Rasulullah, bawalah aku." Rasulullah menjawab, "Aku akan membawamu di atas anak unta." Barakah berkata, "Anak unta tidak sanggup menahan bebanku." Rasulullah berkata, "Aku tak mengatakan anak unta itu kecil, anak unta tak mungkin lahir dari ibu yang bukan unta."

 
Sungguh, demi Allah, aku telah mengetahui jika Rasulullah SAW pasti meninggal dunia, namun aku menangis bukan sebab itu. Tetapi, karena wahyu tidak akan turun lagi kepada kita.
Ummu Aiman
 

Setelah Rasulullah SAW wafat, Abu Bakar RA mengajak Umar bin Khattab RA untuk mengunjungi Barkah. Hal ini mereka lakukan guna menyambung silaturahim dan meneladani apa yang selalu Rasulullah SAW lakukan. Semasa hidup, Nabi SAW rutin mengunjungi dan menanyakan keadaan Barkah. Saat Abu Bakar dan Umar sampai di depan rumah Barakah, mereka mendengar tangisan dari dalam.

Mereka pun bertanya sebab apa gerangan tuan rumah tak henti meneteskan air mata. "Apa yang menyebabkanmu menangis? Apakah ada ciptaan Allah yang lebih baik dari Rasul?" tanya mereka berdua. Barakah menjawab, "Sungguh, demi Allah, aku telah mengetahui jika Rasulullah SAW pasti meninggal dunia, namun aku menangis bukan sebab itu. Tetapi, karena wahyu tidak akan turun lagi kepada kita."

"Mendengar jawaban Barakah itu, Abu Bakar dan Umar pun ikut menangis bersama. Saat Abu Bakar RA wafat, Barakah begitu bersedih. Saat Umar bin Khatab RA wafat, Barkah berujar, "Hari inilah yang sebenarnya dinamakan Islam."

Maksudnya adalah Islam didapat dengan pengorbanan bahkan hingga nyawa. Barkah wafat pada masa pemerintahan Utsman bin Affan RA.

Disadur dari Harian Republika edisi Jumat, 21 Desember 2018  

Mutiara Ramadhan

Sesungguhnya di dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Ar-Rayyan, yang pada Hari Kiamat orang-orang yang berpuasa masuk ke surga melalui pintu tersebut... HR ALBUKHARI No.1896

HIKMAH RAMADHAN

Image

Memahami Makna Ramadhan

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.
Oleh

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.

Ikuti Berita Republika Lainnya