OLEH LILIS SRI HANDAYANI

Tidak ada kata terlambat untuk belajar. Kalimat bijak ini agaknya cocok terhadap apa yang dilakoni puluhan lansia di Desa Tegalurung, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. 

Meski usia sudah memasuki senja, para lansia itu tetap semangat belajar mengaji. Mereka tak malu belajar Iqra, tingkat dasar dalam membaca Alquran.

Salah seorang peserta Pesantren Ramadhan Lansia, Maftuhah, sangat bersemangat mengikuti kegiatan tersebut. Melalui kegiatan itu, dia bisa mengisi bulan Ramadhan dengan memperbanyak mengaji. "Bisa menambah pengetahuan juga," kata Maftuhah pada Selasa (12/4).

Aktivitas belajar mengaji para lansia dilakukan melalui program Pesantren Ramadhan Lansia. Kegiatan tersebut digelar oleh Rumah Zakat di Taman Lansia Binaan Rumah Zakat, Desa Tegalurung, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu.

Menurut relawan Inspirasi Desa Berdaya Tegalurung Rumah Zakat, Lastri Mulyani, kegiatan Pesantren Ramadhan Lansia itu digelar mulai Jumat (8/4). Rencananya, kegiatan tersebut akan berlangsung selama sepuluh hari.

"Ada 36 peserta yang ikut, baik lansia (60 tahun keatas) maupun pra-lansia (50–60 tahun). Yang paling tua berumur 78 tahun. Mereka semua bersemangat,’’ kata Lastri.

Dalam Pesantren Ramadhan Lansia, ada tiga kegiatan yang dilakukan, yakni mengaji, hafalan Alquran, serta mendengarkan ceramah dari ustaz dan penyuluhan tentang kesehatan dari petugas puskesmas.

Dalam kegiatan mengaji, peserta dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok Iqra dan kelompok Alquran. Untuk kelompok Iqra, dikhususkan bagi mereka yang belum bisa membaca Alquran, bahkan belum hafal huruf hijaiyah. Sedangkan kelompok Alquran, mereka yang sudah bisa membaca Alquran.

‘’Untuk lansia yang belajar Iqra, ada 21 orang. Yang kelompok Alquran, ada 15 orang,’’ kata Lastri.

Untuk kelompok Iqra, ada seorang pembimbing yang mengajari para peserta. Sedangkan untuk kelompok Alquran, para pesertanya melakukan tilawah/tadarusan dan ditargetkan khatam Alquran sedikitnya dua kali selama masa pesantren kilat itu berlangsung.

Belajar mengaji pada usia senja bukan tanpa kendala. Penglihatan lansia yang sudah mulai menurun membuat mereka kesulitan melihat huruf hijaiyah. Begitu pula daya ingat mereka yang juga sudah melemah sehingga mudah lupa dengan materi pembelajaran yang mereka terima.

Karakter lansia pun seperti karakter anak-anak. Bahkan, ada lansia yang pernah marah-marah kepada relawan, jika ada hal yang tidak berkenan di hati mereka.

‘’Karena itulah, saya selalu mengingatkan teman-teman relawan untuk ekstrasabar menghadapi mereka,’’ kata Lastri.

Meski mengalami sejumlah kendala, para lansia sangat bersemangat belajar mengaji dan mengikuti semua kegiatan Pesantren Ramadhan Lansia. Pihaknya juga menyediakan “ojek lansia” secara gratis untuk mengantar jemput lansia yang ingin ikut pesantren.

‘’Ada lansia yang sangat ingin ikut (pesantren), tapi tidak ada keluarganya yang mengantar. Karena itulah, kami sediakan layanan ‘ojek lansia’,’’ ujar Lastri.

Pesantren Ramadhan Lansia kali ini merupakan tahun yang kedua. Pada Ramadhan tahun lalu, pihaknya juga menggelar kegiatan serupa.

Pesantren Ramadhan biasanya diperuntukkan bagi anak-anak. Begitu pula pembelajaran membaca Alquran, juga menyasar anak-anak.

Pesantren Ramadhan Lansia juga dimaksudkan agar para lansia bisa mengisi Ramadhan dengan kegiatan lebih produktif dan bermanfaat. ‘’Pada akhir kegiatan nanti, kami akan berikan hadiah peserta terbaik maupun //doorprize// sehingga mereka lebih bersemangat,’’ kata Lastri.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat