Bodetabek
Mencari Penumpang Tetap Biskita Transpakuan
Ketika Biskita Transpakuan hadir pada 2 November 2021, warga Kota Bogor euforia menyambutnya.
OLEH SHABRINA ZAKARIA
Ada perasaan berbeda saat Fatiya (27 tahun) menaiki Biskita Transpakuan untuk berangkat bekerja baru-baru ini. Dia tidak lagi menemukan banyak penumpang yang menggunakan transportasi massal berkonsep bus rapid transit (BRT) itu untuk sekadar berkeliling Kota Bogor.
Fatiya sudah menjadi penumpang tetap transportasi massal di Kota Bogor itu sejak November 2021. Setiap harinya dia berangkat dan pulang bekerja menggunakan Biskita Transpakuan.
Biskita Transpakuan menjadi alternatif transportasi massal di Kota Bogor, selain angkutan kota (angkot) yang jumlahnya masih ribuan. Ketika Biskita Transpakuan hadir pada 2 November 2021, warga Kota Bogor euforia menyambut layanan transportasi massal baru ini dengan menggunakan layanan gratisnya untuk keliling kota.
Namun, sejak Maret 2022, Fatiya merasakan perubahan pada penumpang Biskita. Setiap pulang bekerja sekitar pukul 17.00 WIB, ia kerap menemui orang-orang pekerja kantoran. Sementara, penumpang yang hanya ingin jalan-jalan sudah jarang ditemuinya.
“Memang bergantung jam dan harinya. Saya berangkat memang bukan jam berangkat kantor, tapi saat pulang kerja baru ketemu orang kantoran antara jam 16.00 WIB sampai jam 18.30 WIB,” kata Fatiya kepada Republika, baru-baru ini.
Setelah lima bulan merasakan layanan Biskita Transpakuan, ia merasa pelayanan transportasi massal yang nyaman di Kota Bogor sudah terpenuhi. Bahkan, Fatiya pun berharap Biskita Transpakuan yang saat ini masih belum menerapkan tarif agar segera berbayar.
Menurut dia, dengan diterapkan tarif, nantinya penumpang bisa lebih terbatas. Sebab, ia kerap terganggu dengan penumpang yang kurang beretika menggunakan fasilitas umum. Meskipun, pihak Biskita Transpakuan telah melakukan pengawasan seketat mungkin melalui CCTV yang ada di setiap bus.
“Kadang ada yang makan berantakan, anak kecil naik ke bangku tanpa lepas sandal, bicara dengan suara keras. Jadinya mengganggu kenyamanan pengguna lain. Dengan disegerakan berbayar, saya rasa hal itu akan berkurang,” ujarnya.
Pengamat tata kota, Yayat Supriatna, menyebutkan, dari data yang dimilikinya, transportasi massal Kota Bogor mampu melayani 54,2 persen warga setempat. Dengan adanya Biskita Transpakuan, Kota Bogor menjadi kota di luar Jakarta satu-satunya yang warganya mendapat moda transportasi lebih dari dua pilihan. “Ini menunjukkan optimalisasi yang baik bagi Kota Bogor,” ujarnya.
Melihat kondisi warga yang euforia menggunakan Biskita Transpakuan, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto sempat khawatir jika Biskita Transpakuan justru tidak dapat meraih target pasar yang ditentukan, yakni melayani warga yang beraktivitas rutin seperti orang bekerja dan sekolah.
“Ada kecenderungan weekend saja ramai, ini nggak bagus. Karena targetnya untuk orang yang menggunakan layanan bus untuk bekerja,” katanya.
Namun, melihat data yang dipaparkan oleh operator Biskita Transpakuan, yakni Kerja Sama Operasional (KSO) Perumda Trans Pakuan dan PT Kodjari, terdapat fakta jika Biskita Transpakuan mengalami perkembangan yang baik. Bima Arya pun mengeklaim, data muatan penumpang atau load factor Biskita Transpakuan di Kota Bogor merupakan yang terbaik di Indonesia.
Saat ini penumpang ramai mulai pukul 05.00 WIB hingga 08.00 WIB atau warga berangkat bekerja dan pukul 17.00 WIB ketika warga pulang bekerja. Bahkan, para pramudi kerap bertemu orang yang sama pada waktu yang sama.
Direktur Perumda Trans Pakuan Lies Permana Lestari menyebutkan, sejak Januari hingga Maret, Biskita Transpakuan mengalami perkembangan mulai dari sanksi yang berkurang, capaian ritase rutin, load factor meningkat, dan jumlah penumpang meningkat.
Dari data yang dimilikinya, pada Januari 2022 penumpang berada di angka rata-rata 4.000 per hari. Pada Februari, jumlah penumpang meningkat menjadi 8.000 per hari, bahkan hingga Maret mencapai 12 ribu per hari.
“Ini membuktikan Biskita Transpakuan jadi kebutuhan warga Kota Bogor,” kata Lies.
View this post on Instagram
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Pesan Antirasialis Kisah Bilal bin Rabah
Kemuliaan Bilal pun sampai kepada surga. Nabi SAW bahkan mendengar suara langkah sandal Bilal di sana.
SELENGKAPNYAMenyadari Adanya Problem
Memahami dan mengidentifikasi personal problems berarti separuh problem dan beban hidup sudah terselesaikan.
SELENGKAPNYAMenuju Nilai Ilahiah
Ramadhan merupakan bulan kepedulian kepada orang lain yang hidup kekurangan.
SELENGKAPNYA