Khazanah
Meraih Nikmatnya Ramadhan
Tergambar betapa indahnya Ramadhan dalam kehidupan para pendahulu kita.
DIASUH OLEH USTAZ DR AMIR FAISHOL FATH; Pakar Tafsir Alquran, Dai Nasional, CEO Fath Institute
Ayat Ayyaaman ma’duudaat (hanya beberapa hari saja) (QS al-Baqarah ayat 184), mengesankan suatu pesan yang sangat dalam. Seakan Allah SWT mengatakan, ini hanya beberapa hari saja, nikmati semua ibadah di dalamnya dengan sepenuh hati.
Janganlah sedikit pun merasa tidak senang. Nikmati puasa dengan riang gembira tanpa merasa keberatan. Sebab, hanya dengan menikmatinya kita akan mencapai indahnya hikmah puasa di dalamnya. Nikmati bersedekah sehingga kita merasakan seperti apa yang nabi contohkan, Kar riihil mursalah, seperti angin yang mengalirkan kebaikannya di mana saja berada.
Nikmati juga bangun sahur pada waktunya yang tepat. Yaitu, seperti dalam surah al-Muzzamil: “Nisfahuu awinqush minhu qaliilaa awa zid ‘alaihi, maksudnya separuh malam atau dua pertiga malam atau minimal sepertiga malam terakhir. Sebab, dengan bangun pada waktu-waktu tersebut, kita tidak hanya mendapatkan keberkahan sahur, tetapi juga mendapatkan indahnya shalat Tahajud.
Tentang sahur, Rasulullah SAW bersabda: “Tasahharuu fa inna fis saahuuri barakah” (Bersahurlah karena dalam sahur ada keberkahan). Dalam hadis lain: “Fainnallaha wa malaaikatahu yushalluun ‘alal mutasahhiriin” (Sesungguhnya Allah SWT dan para malaikat-Nya membacakan doa bagi orang yang sahur).
Nikmati juga membaca Alquran sehingga tidak ada sedikit pun waktu yang terbuang. Sebab, ibadah membaca Alquran tidak dibatasi waktu oleh Allah SWT.
Nikmati juga membaca Alquran sehingga tidak ada sedikit pun waktu yang terbuang.
Imam an-Nawawi menceritakan dalam kitabnya, At-Tibyan Adab Hamalatul Quran, betapa indahnya para pendahulu kita membaca Alquran. Mereka tidak hanya khatam membaca Alquran sebulan sekali, tetapi lebih dari itu. Tidak sedikit yang khatam sebulan dua kali atau sebulan empat kali.
Ada juga yang khatam setiap pekan sekali, dua kali, bahkan tiga kali. Lebih dari itu, ada yang khatam setiap hari sekali dan bahkan setiap hari dua kali. Disebutkan bahwa Imam asy-Syafii pada hari-hari biasa khatam setiap bulan sekali, lalu pada Ramadhan khatam 60 kali.
Tergambar betapa indahnya Ramadhan dalam kehidupan para pendahulu kita. Mereka tidak menganggap Ramadhan sebagai bulan biasa, tetapi sebagai bulan istimewa yang tidak boleh dilewatkan begitu saja.
Pada zaman nabi, Perang Badar terjadi pada bulan Ramadhan. Pada generasi berikutnya, karena tidak ada perang, mereka menyibukkan diri dengan shalat malam, membaca Alquran, berzikir, dan bersedekah. Semua itu mereka lakukan dengan senang hati. Di masjid Nabawi sampai sekarang masih tampak suasana indahnya berbagi.
Saya masih melihat ada orang berdiri di depan pintu Masjid Nabawi berbagi parfum dengan mengoleskan ke tangan setiap orang yang mau masuk masjid. Ada juga yang berbagi sebiji kurma. Peristiwa ini mengingatkan pada hadis Nabi: “Itaqinnara walaw bisyaqqi tamr” (Lindungi dirimu dari apa neraka sekalipun hanya dengan sedekah separuh kurma).
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Memberantas Islamofobia (1)
Langkah maju bagi kaum Muslim bersama masyarakat dunia memberantas Islamofobia laten di banyak negara.
SELENGKAPNYA’Quo Vadis’ Buku Kita?
Penjualan buku bajakan dengan mudah berbiak di lokapasar daring.
SELENGKAPNYA