Hikmah
Amanah
Saking pentingnya, Islam mengancam neraka bagi yang mengingkari amanah yang ia emban.
Oleh ABDUL MUID BADRUN
OLEH ABDUL MUID BADRUN
Setiap Muslim dituntut untuk selalu bersikap amanah. Saking pentingnya sikap ini, Islam mengancam neraka bagi orang yang mengingkari amanah yang sudah ia emban.
Dalam bahasa sehari-hari, amanah bisa diartikan sebagai sikap bertanggung jawab. Jika seseorang bertanggung jawab terhadap tugas-tugasnya, ia dipandang sebagai sosok amanah. Demikian juga sebaliknya, jika ia mengkhianati amanahnya, ia dipandang sebagai sosok yang tak bisa dipercaya.
Secara definitif, amanah merupakan kata dari bahasa Arab yang diserap bahasa Indonesia. Asal kata amanah dalam Alquran bermakna “menepati janji dan pertanggungjawaban".
Sementara itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), amanah adalah sifat seseorang yang bisa dipercaya atau sesuatu yang dipercayakan (dititipkan) kepada orang lain. Amanah juga adalah salah satu sifat yang dimiliki Rasulullah SAW.
Setiap orang harus memiliki sifat amanah, terlebih jika ia seorang pemimpin. Pemimpin yang baik harus bisa mendapatkan kepercayaan dari setiap pengikutnya. Jika tidak, sejatinya ia bukan pemimpin yang baik.
Dari sinilah kita jangan sampai memilih pemimpin yang tidak baik. Karena ujungnya adalah kerusakan demi kerusakan. Kesimpulan ini berlaku untuk semuanya. Mulai dari memilih pemimpin keluarga, organisasi masyarakat, lembaga pemerintah, umat, bisnis, bangsa, lembaga pendidikan, hingga pesantren.
Amanah adalah simbol bagaimana seorang Muslim terhadap apa yang dipercayakan kepadanya. Ketika ia mendapat amanah, apa pun bentuknya, kapan saja, ia harus menyampaikan amanah itu dengan sebaik-baiknya. Karena itu lebih dekat dengan takwa.
Hal ini tertulis dalam firman Allah SWT surah an-Nisa ayat 58: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya dan [menyuruh kamu] apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.”
Di sini lain, kita bisa baca sindiran ayat Alquran tentang “kesombongan” manusia merasa mampu memikul amanah. “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh" (QS al-Ahzab: 72).
Dari sinilah, kita sebagai manusia harus menyadari betul kelemahannya. Jangan sombong dan jangan pula berkhianat ketika amanah diberikan. Karena hukumannya tidak hanya di neraka. Namun, lebih cepat dan nyata di dunia. Berupa hukuman sosial, yaitu ketidakpercayaan. Orang tidak akan lagi percaya pada kita.
Kalau sudah demikian, hidupnya sudah habis alias tidak berguna. Maka, jadikan amanah ini sebagai ukuran dasar sampai di mana kita sebagai manusia pantas disebut “manusia yang seutuhnya”.
Wallahu a’lam.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.