Nasional
Jenderal Andika Pastikan Danki Koramil Gome Diproses Hukum
Jenderal Andika mengungkapkan kebohongan yang dilakukan oleh Komandan Pos Koramil Gome.
JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengatakan, proses hukum sedang berlangsung terhadap Komandan Kompi (Danki) atau Komandan Pos Koramil Gome, Kabupaten Puncak, Papua yang berbohong soal laporan pengamanan. Andika mengungkapkan kebohongan yang dilakukan oleh Komandan Pos Koramil Gome.
Andika menyebut, Komandan Pos Koramil Gome melaporkan adanya gelar pasukan pengamanan yang dilakukan di sejumlah lokasi. Namun, ternyata pengamanan yang dilaksanakan berada di sebuah lokasi proyek galian pasir.
"Karena memang apa yang dilaporkan oleh komandan pos, bukan hanya insiden hari itu ya, hari itu kan insiden yang kemudian menewaskan sampai tiga orang anak buah dari pos itu, tetapi kegiatan yang dilaporkan oleh komandan pos kepada komandan atasnya, yaitu komandan batalyon yang waktu itu vicon (video conference) dengan saya, nah, itu bohong," kata Andika kepada wartawan di Jakarta Selatan, Senin (21/3).
"Jadi misalnya dikatakan dia mengeluarkan pengaman pos itu, patroli ke titik ini, ke titik A, ternyata yang dilakukan itu ke proyek galian pasir," lanjutnya menjelaskan.
Andika menuturkan, Komandan Pos Koramil Gome sengaja menutupi laporan itu agar tidak ketahuan oleh atasannya. Selain itu, keputusan menggelar pasukan pengamanan di lokasi proyek galian pasir tersebut juga tidak mempertimbangkan faktor keamanan para pajurit.
"Itulah yang kemudian ditutupi, harapannya enggak ketahuan, tapi juga pada saat bersamaan, cara komandan pos ini menggelar di tempat galian pasir tadi itu enggak sama sekali enggak ada pertimbangan. Gimana supaya misalnya aman, satu itu salah karena enggak ada izin," ungkap dia.
"Kedua, dilakukan juga tanpa pertimbangan taktis. Ingat, ini kan bukan daerah lain, ini daerah yang memang keamanannya juga agak lebih tidak biasa," tambah Andika.
Diketahui, tiga prajurit Satgas Kodim YR 408/Sbh gugur saat kontak tembak dengan kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) di Tigilobak, Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua, Kamis (27/1). Insiden tersebut terjadi sekitar pukul 04.30 WIT setelah TPNPB-OPM melakukan penyerangan terhadap Pos Koramil Gome, Satgas Kodim YR 408/Sbh.
Tiga prajurit TNI AD yang meninggal dunia, yakni Serda M Rizal Maulana Arifin, Pratu Tupel Alomoan Baraza da. Pratu Rahman Tomilawa. Sementara itu, satu prajurit lainnya bernama Pratu Syaiful mengalami luka tembak dan dalam kondisi kritis.
Jenderal Andika Perkasa mengatakan, ia telah melakukan evaluasi besar-besaran terhadap jajaran TNI yang bertugas di daerah rawan konflik, salah satunya di Papua. Ia menekankan pentingnya kejujuran para personel TNI dalam menyampaikan laporan.
Andika memerintahkan jajarannya agar tidak ceroboh dalam memberikan instruksi kepada anak buah, demi kepentingan pribadi. "Karena kita juga jangan dong sampai terlalu ceroboh, pertimbangan uang untuk pribadi, tetapi kemudian yang jadi korban anak buah," jelas dia.
Penyerangan
Sementara, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali melakukan penyerangan pada Sabtu (19/3). Mereka membakar sejumlah rumah warga di Distrik Baya Biru, Kabupaten Paniai, Papua dan melepaskan tembakan terhadap personel Polri. Namun, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal mengatakan, peristiwa itu bermula sekitar pukul 15.30 WIT. Saat itu, empat anggota Pospol Ndeotadi 99 melaksanakan kegiatan patroli dengan rute Lokasi 99, Lokasi 45, Lokasi 81.
“Ketika anggota patroli hendak kembali menuju ke Lokasi 99, tepatnya di tanjakan Lokasi 81, Bripda Zulkarnaen Sommeng (posisi paling depan) mendapat gangguan tembakan dari arah depan. Namun, tidak mengenai Bripda Zulkarnaen Sommeng," kata Kamal saat dikonfirmasi, Senin (21/3).
Bripda Zulkarnaen Sommeng, sambung dia, langsung melompat ke jurang di sebelah kanan dan kembali menuju ke Lokasi 81 bersama tiga personel lainnya. Ketika mendapat gangguan tembakan, Kamal menyebut, Bripda Zulkarnaen Sommeng sempat melihat ada dua orang masyarakat keluar dari semak - semak.
“Selanjutnya, keempat personel Pos Pol 99 menuju kembali ke 81 dan berlindung di salah satu camp masyarakat,” ujarnya. "Anggota Pospol yang dihadang, Alhamdulillah, sehat dan selamat," tambahnya.
Selain itu, Kamal mengungkapkan, diketahui terjadi pembakaran dan bunyi tembakan. Titik api, kata dia, berada di dua tempat, yakni Lokasi 81 dan Lokasi 45. Meski demikian, dia memastikan, tidak ada korban jiwa akibat peristiwa itu.
Dia menuturkan, di Lokasi 81 terdapat 11 unit rumah atau atau camp warga yang diduga dibakar oleh KKB. Sedangkan di Lokasi 45, sebanyak empat unit rumah, termasuk bangunan perumahan puskesmas, perumahan guru dibakar.
“Saat ini personel Polres Paniai telah menuju ke Lokasi 99 guna penebalan personil dalam upaya menciptakan situasi kamtibmas pasca aksi penembakan dan pembakaran rumah warga sedang ditangani Reskrim Polres Paniai," jelas dia.
Sementara itu, Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom mengakui bahwa pihaknya bertanggungjawab atas penyerangan di Distrik Baya Biru. Dia mengatakan, kontak senjata itu berada dibawah pimpinan Komandan Batalyon Dulamo Lewis Kogeya.
"Laporan resmi dari pimpinan TPNPB Batalyon Dulamo Intan Jaya bahwa mereka telah melakukan kontak senjata dan berhasil tembak satu anggota Brimob," kata Sebby dalam siaran persnya yang diterima di Jakarta.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.