Olahraga
Gareth Southgate Dorong Piala Dunia Qatar yang Ramah
Gareth Southgate khawatir penggemar tak bisa menyaksikan tim kesayangannya di Qatar.
LONDON -- Menjelang perhelatan Piala Dunia 2022, tuan rumah Qatar mendapatkan ragam sorotan dari negara-negara Eropa. Negara tersebut diklaim memiliki catatan buruk terhadap hak-hak perempuan dan hak asasi manusia. Hal tersebut membuat sejumlah fan khawatir untuk menyaksikan langsung Piala Dunia 2022 di Qatar.
Pelatih timnas Inggris Gareth Southgate salah satu orang yang khawatir tentang isu tersebut. Itu karena beberapa penggemar Inggris mungkin enggan melakukan perjalanan ke Qatar karena merasa takut dengan berbagai masalah di negara tersebut yang berkaitan dengan hak asasi manusia.
Homoseksual ilegal di negara-negara Teluk. Perilaku itu akan akan diganjar oleh hukuman penjara. Qatar juga pernah mendapatkan kritik dari dunia internasional atas perlakuan buruk terhadap pekerja konstruksi asing untuk persiapan Piala Dunia 2022.
"Ada masalah yang berpotensi mengancam penggemar kami ketika mereka bepergian," kata Southgate, dilansir Reuters, Ahad (20/3).
Southgate telah melakukan beberapa kali diskusi mengenai persoalan ini dan dari hasil diskusi tersebut sulit memperkirakan mereka akan pergi ke Qatar. Southgate merasa khawatir penggemar tak bisa pergi menyaksikan tim kesayangannya di Qatar merasa keselamatan mereka terancam.
Selama kualifikasi Piala Dunia, pemain Norwegia, Belanda, dan Jerman melakukan protes atas masalah hak asasi manusia di Qatar. Southgate juga yakin pemainnya akan melakukan protes atas masalah tersebut. Namun, mereka belum menentukan cara terbaik untuk menyampaikan protes.
Southgate mengatakan, Piala Dunia adalah kesempatan menyoroti beberapa masalah dan memiliki kekuatan menyampaikannya. Kendati demikian, kata Southgate, timnya juga harus melakukannya dengan cara yang bertanggung jawab.
"Saya tidak yakin bahwa hanya mengenakan T-shirt membuat perbedaan. Saya tidak sepenuhnya tahu apa yang bisa kami lakukan dalam setiap aspek untuk membuat perbedaan. Kami harus realistis tentang apa yang mungkin terjadi,” ujarnya.
Oleh karena itu, Southgate akan berbicara dengan skuad-nya menjelang laga melawan Swiss dan Pantai Gading dalam pertandingan persahabatan. Ia berencana membicarakan berbagai masalah yang disorot mengenai Piala Dunia Qatar. Ia menegaskan, timnya harus berpikir realistis sejak sekarang tentang apa yang akan terjadi ketika pergi ke negara yang berbeda secara budaya dan agama.
Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) telah melakukan pertemuan dengan sejumlah lembaga politik, organisasi hak asasi manusia, dan pekerja independen untuk membahas hak asasi manusia di Qatar pada Desember tahun lalu. Para perwakilan politik berkesempatan bertukar pikiran dengan Sekretaris Jenderal Komite Tertinggi untuk Pengiriman & Warisan HE Hassan Al Thawadi dan Presiden FIFA Gianni Infantino.
“Untuk alasan ini sangat penting untuk memiliki kesempatan untuk menjelaskan dan menjelaskan lebih detail, mendengar tidak begitu banyak dari FIFA dan otoritas Qatar, tetapi dari pakar hak asasi manusia independen tentang situasi sebenarnya,” kata Infantino Desember lalu, dikutip dari laman resmi FIFA.
Ia menegaskan, isu tersebut akan terus ada seperti yang diterima oleh negara lain di dunia. Menurut Infantino, tak ada yang sempurna di dunia, termasuk di negara-negara barat.
View this post on Instagram
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.