Ekonomi
Antam Raup Laba Bersih Rp 1,86 Triliun
Di tengah volatilitas pandemi Covid-19, Antam mampu menjaga kesinambungan produksi dan penjualan.
JAKARTA — PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam mencatatkan kinerja positif pada tahun lalu. Emiten berkode saham ANTM itu meraup laba bersih Rp 1,86 triliun dan pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) Rp 5,71 triliun.
Sekretaris Perusahaan Antam Yulan Kustian mengatakan, pencapaian kinerja positif itu tidak terlepas dari upaya perseroan melakukan inovasi produksi dan penjualan dengan fokus pada peningkatan nilai tambah produk, optimalisasi tingkat produksi, dan penjualan. Termasuk implementasi kebijakan strategis dalam pengelolaan biaya yang tepat dan efisien.
"Di tengah volatilitas kondisi normal baru pandemi Covid-19, Antam mampu menjaga kesinambungan produksi dan penjualan pada tingkat yang optimal melalui penerapan protokol kesehatan yang tepat dan konsisten sehingga performa profitabilitas perusahaan terjaga tetap solid," kata Yulan di Jakarta, Rabu (16/3).
Pada 2021, EBITDA Antam tumbuh 79 persen jika dibandingkan 2020 yang sebesar Rp 3,19 triliun. Antam mampu mencatatkan nilai penjualan sebesar Rp 38,44 triliun, tumbuh 40 persen year over year (YoY) jika dibandingkan pendapatan pada 2020 sebesar Rp 27,37 triliun.
Sejalan dengan upaya pengelolaan biaya beban pokok penjualan dan usaha yang optimal, laba kotor Antam tumbuh 42 persen YoY pada 2021 dengan capaian laba kotor sebesar Rp 6,36 triliun.
Laba usaha Antam pada 2021 tercatat Rp 2,74 triliun naik 35 persen dibandingkan laba usaha pada 2020 sebesar Rp 2,03 triliun. Capaian positif laba kotor dan laba usaha perusahaan mendukung pencapaian laba bersih Antam pada 2021 sebesar Rp 1,86 triliun atau meroket 62 persen jika dibandingkan laba bersih pada periode 2020 sebesar Rp 1,15 triliun.
“Implementasi strategi operasional yang tepat mendukung pertumbuhan profitabilitas seluruh segmen operasi utama Antam yang berbasis pada komoditas nikel, emas, dan bauksit,” kata Yulan.
Hal tersebut tecermin pada posisi arus kas bersih perusahaan yang diperoleh dari aktivitas operasi pada 2021 sebesar Rp 5,04 triliun, tumbuh signifikan dibandingkan 2020 sebesar Rp 2,22 triliun. Pertumbuhan arus kas bersih dari aktivitas operasi tersebut memperkokoh kenaikan bersih kas dan setara kas yang berhasil Antam hasilkan selama 2021 sebesar Rp 1,09 triliun atau meningkat 152 persen dibandingkan kenaikan bersih selama 2020 sebesar Rp 432,84 miliar.
Hal tersebut memperkokoh struktur keuangan Antam yang tecermin dari saldo kas dan setara kas pada akhir 2021 sebesar Rp 5,09 triliun. Penguatan struktur keuangan Antam pada 2021 tecermin pula dari penurunan posisi liabilitas perusahaan.
Tercatat sepanjang tahun lalu, Antam mampu menurunkan tingkat liabilitas utang berbunga yang terdiri atas pinjaman bank jangka pendek, utang obligasi, dan pinjaman investasi (jangka pendek dan panjang) sebesar total Rp 1,72 triliun.
Yulan mengatakan, tingkat pinjaman berbunga Antam pada akhir tahun lalu mencapai Rp 5,87 triliun atau turun 33 persen dari posisi pinjaman pada periode yang sama 2020 sebesar Rp 7,59 triliun.
Kerja sama
Antam terus berupaya meningkatkan performa bisnisnya. Terbaru, emiten tambang ini bekerja sama dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) terkait jual beli listrik untuk pasokan listrik smelter feronikel milik Antam di Halmahera Timur.
Direktur Utama Aneka Tambang Nicholas Kanter mengatakan, dengan sinergi bersama PLN, smelter feronikel di Halmahera Timur bisa beroperasi dalam waktu dekat. Ini merupakan pabrik yang sudah lama digadang-gadang oleh perusahaan untuk bisa meningkatkan hilirisasi mineral.
"Tidak ada keraguan dari kami untuk bekerja sama dengan PLN. Karena kami juga sesama BUMN. Ini merupakan amanah Kementerian BUMN juga untuk meningkatkan kolaborasi dan meningkatkan efisiensi," kata Nicholas.
Nicholas juga mengatakan, smelter merupakan salah satu proyek strategis nasional untuk mendukung hilirisasi mineral di Indonesia. Dengan dukungan listrik PLN, smelter yang sudah selesai dibangun ini akan segera beroperasi penuh. “Dengan adanya sinergi bersama PLN, smelter ini akan beroperasi pada 2022 ini," ujar Nicholas.
Melalui PJBTL ini, PLN akan melistriki smelter Feronikel selama 30 tahun ke depan. Untuk bisa memenuhi kebutuhan listrik tersebut, PLN akan mendatangkan dua mesin pembangkit dari Sumatra Selatan sebesar 51 MW dan Jambi sebesar 60 MW untuk dibawa ke Halmahera Timur sehingga bisa mengoptimalkan pasokan listrik untuk smelter Antam.
Sementara itu, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo memastikan melalui PJBTL ini PLN langsung melakukan eksekusi pemindahan pembangkit yang idle ke Halmahera Timur agar pasokan listrik segera bisa dilakukan. “Dalam waktu dekat kami akan segera merelokasi pembangkit untuk bisa dioperasikan di Smelter Feronikel Antam," kata Darmawan.
Namun, untuk jangka menengah dan jangka panjang, lanjut Darmawan, nantinya PLN dan Antam bekerja sama membuat pembangkit yang lebih efisien. “Kita akan bersama menghitung pembangkit apa yang bisa lebih efisien untuk smelter ini. Ini akan kami lakukan bersama. Insya Allah listriknya andal dan efisien," kata Darmawan menambahkan.
View this post on Instagram
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
GoTo Alokasikan Dana IPO untuk Modal Kerja
GoTo harus banyak berinvestasi untuk membangun kekuatan infrastruktur teknologi.
SELENGKAPNYAPLN akan Bangun PLTB di Banten
Untuk tahap awal, PLN sudah melakukan pra-feasibility study (pra-FS) pembangunan PLTB ini di wilayah Pandeglang.
SELENGKAPNYABank Mandiri Kembangkan Ekosistem Metaverse
Dengan metaverse, masa depan perbankan digital tentu akan sangat berbeda dengan saat ini.
SELENGKAPNYA