Pedagang menunggu calon pembeli di PD Pasar Jaya Jatinegara, Jakarta, Selasa (1/2/2022). Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Indonesia kembali mengalami penurunan harga (deflasi) pada bulan Februari 2022, yakni sebesar 0,02% mom, dimana penyebab | ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bodetabek

Jelang Ramadhan, Kebutuhan Pokok Jangan Sampai Hilang

Pemda akan memonitor ketersediaan kebutuhan pokok menjelang Ramadhan.

JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mengatakan, menelang bulan tertentu, seperti Ramadhan, keamanan bahan pokok sudah menjadi hal rutin yang diperhatikan. Oleh sebab itu, pemerintah DKI Jakarta dan pusat diklaimnya akan mengamankan ketersediaan bahan pangan dan kebutuhan pokok.

“Itu dulu yang paling penting. Jangan sampai kurang apalagi hilang, tidak ada,” kata Riza di Balai Kota DKI, Selasa (8/3).

Menurut dia, tahapan yang akan diutamakan saat ini adalah keterjangkauan harga sesuai daya beli masyarakat. Hal itu akan dilakukan meski ada kenaikan harga saat permintaan barang meningkat.

“Kita minta semua pengusaha bisa memahami jangan ada yang menimbun. Kami minta aparat menindak tegas bagi siapa saja yang menimbun bahan pokok jelang Ramadhan maupun Idul Fitri nanti,” tuturnya.

Riza memaparkan, langkah rutin selalu dilakukan dengan baik sesuai rencana yang ada. Menurut dia, Pasar Jaya juga terus melakukan pemonitoran serta pemantauan hingga evaluasi secara berkala. “Itu tugas kita bersama. Itu yang namanya pemerintah daerah, harus mengetahui apa yang terjadi di daerah,” kata dia menjelaskan.

Sebelumnya, anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak, menyoroti pangan, khususnya jatah ekspor gandum ke DKI Jakarta yang terganggu dari Ukraina karena konflik dengan Rusia. Dia meminta Pemprov DKI Jakarta tidak berdiam diri dengan adanya pasokan yang terganggu itu.

“Impor gandum diatur pemerintah pusat. Sebaiknya, pemprov koordinasi agar pasokan ke DKI tidak berkurang dan membuat harga pangan naik,” kata Gilbert. 

Meski harga pangan lainnya, termasuk gandum, dipastikan naik dampak menjelang Ramadhan dan Idul Fitri, dia mengatakan, Pemprov DKI diminta mengantisipasi lebih jauh. Terlebih, saat kenaikan harga yang tinggi dinilainya sebagai kegagalan dari pihak terkait.

Dia mengatakan, Pemprov DKI dalam koordinasi dengan pusat bisa mengupayakan pembukaan keran impor dari negara lain, khususnya dengan BUMD terkait di DKI Jakarta. “Gandum melimpah di luar negeri karena pertanian mereka maju dan itu makanan utama di sana,” ujar dia menjelaskan.

Sementara di Kota Bogor, anggota DPRD juga meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melakukan antisipasi terkait adanya kenaikan harga daging sapi di pasar Kota Bogor. Dari data Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ) Kota Bogor, harga daging sapi masih berada di angka Rp 130 ribu hingga Rp 135 ribu per kilogram.

photo
Sejumlah warga berjalan pulang usai membeli sembako murah di Kantor Kelurahan Pondok Kelapa, Jakarta, Rabu (2/3/2022). Kegiatan pasar murah tersebut menjual berbagai komoditas pangan dengan harga terjangkau seperti mulai dari beras, minyak goreng, gula pasir, tepung terigu.Prayogi/Republika - (Prayogi/Republika)

Atas adanya kenaikan harga ini, Ketua DPRD Kota Bogor, Atang Trisnanto, meminta Pemkot Bogor memastikan stok daging aman. Hal itu agar dapat menormalisasi harga menjelang momen Ramadhan yang tinggal kurang sebulan lagi.

“Kenaikan harga ini harus dibarengi dengan kepastian stok pangan. Insya Allah, keamanan stok daging bisa menjadi langkah untuk menahan kenaikan harga. Informasi dari pihak Perumda Pasar bahwa stok masih aman dan kita berharap kondisi ini mesti terus dijaga,” kata Atang, Selasa (8/3).

Menurut dia, ketersediaan stok daging bisa diusahakan oleh Pemkot Bogor melalui beberapa langkah. Pertama, memastikan sumber pemasok sapi potong di Rumah Potong Hewan (RPH) Bubulak lancar. “Kedua, memastikan kelancaran pasokan daging dari distributor daging ke pasar-pasar Kota Bogor. Kedua hal tersebut bisa dilakukan dengan koordinasi dan komunikasi intensif dengan para pihak,” kata Atang menegaskan.

Terakhir, Atang meminta kepada Pemkot Bogor untuk proaktif dan tidak menunggu momentum kenaikan harga. Terlebih, beberapa hari lagi masuk bulan Ramadhan dan Lebaran.

Dia berharap agar Pemkot Bogor hadir untuk membantu warga yang kesulitan. Supaya kejadian naiknya harga daging sapi ini sama seperti ketika harga minyak goreng dan kedelai meningkat. “Kasihan masyarakat, ekonomi sulit ditambah lebih sulit dengan kenaikan harga-harga pangan pokok. Harus diamankan stoknya. Terlebih, menjelang Ramadhan dan Lebaran. Harus gerak cepat,” ujarnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat