Pemain Queretaro Ayron del Valle (kiri) menekel untuk merebut bola dari pemain Cruz Azul, Guillermos Fernandez (kanan) dalam sebuah pertandingan. | EFE

Olahraga

Malam Terkelam Sepak Bola Meksiko

Dalam beberapa video yang diunggah di media sosial, terlihat sejumlah suporter mengeroyok suporter lain.

OLEH EKO SUPRIYADI

Tragedi mengerikan terjadi di Liga MX Meksiko saat Queretaro berhadapan dengan Atlas FC, akhir pekan lalu. Kerusuhan ini menjadi sejarah paling kelam dalam sepak bola Meksiko.

Pertandingan di Estadio Corregidora itu harus dihentikan karena terjadi kerusuhan saat pertandingan berlangsung. Awalnya, laga berjalan normal. Namun, semuanya menjadi mencekam ketiga Julio Furch mencetak gol untuk Atlas.

Setelah gol tersebut, para pemain terlibat perkelahian. Dalam hitungan menit, beberapa suporter mulai masuk ke lapangan, mulai dari anak-anak, wanita, dan tentu saja laki-laki dewasa. Dikutip dari Marca, Senin (6/3), 17 orang dilaporkan tewas akibat kerusuhan antara dua kelompok suporter tersebut, sedangkan 26 orang luka-luka dan beberapa kritis.

Suporter tim tamu, Atlas, dikabarkan menjadi korban terbanyak. Dalam beberapa video yang diunggah di media sosial, terlihat sejumlah suporter mengeroyok suporter lain. Salah satu video memilukan adalah ketika sebuah keluarga mencoba melarikan diri dari kerusuhan, tapi salah satu anak kecil dari keluarga itu menjadi korban kekerasan Ultras Queretaro.

Presiden Liga MX Mikel Arriola mengatakan, pertandingan dihentikan untuk menghormati korban kerusuhan. ''Mereka yang bertanggung jawab atas kurangnya keamanan di stadion akan mendapatkan hukuman berat. Keamanan para pemain dan penggemar kami adalah prioritas!'' ucap Arriola, dikutip dari BBC

Meski demikian, pemerintah setempat mengeklaim tidak ada korban jiwa. Liga MX, liga sepak bola domestik Meksiko, juga mengacu pada pernyataan negara bagian bahwa tidak ada yang meninggal. Namun, banyak yang mempertanyakan dan meragukan pernyataan tersebut, mengingat reputasi buruk Meksiko soal transparansi korban meninggal.

“Meksiko memiliki sejarah ketidakpercayaan dengan pejabat pemerintah atas jumlah korban tewas, apakah itu siswa yang hilang, apakah itu pembunuhan wanita, apakah itu utang Covid. Ada sejarah kesalahan informasi dan ketidakpercayaan pemerintah di antara rakyatnya. Dan itu sedang terjadi sekarang," kata Herculez Gomez, mantan pemain tim nasional AS yang menghabiskan enam musim di liga Meksiko, dikutip dari Los Angeles Times.

Queretaro dan Atlas adalah dua tim Liga MX dengan sejarah pertarungan yang singkat tapi panas. Rivalitas antara kedua tim telah meledak dan menyebabkan beberapa orang terluka parah akibat persaingan yang tak terkendali ini. Konflik antara Querétaro dan fan Atlas dimulai pada tahun 2007. Los Gallos berjuang untuk menghindari degradasi dan membutuhkan kemenangan pada hari terakhir turnamen. 

Tim Merah Hitam tidak dalam bahaya degradasi, tetapi kekalahan bukanlah pilihan bagi mereka. Pada tanggal 29 April, Stadion Jalisco merayakan dua gol Nicolás Olivera yang mengirim Queretaro ke zona degradasi.

Di pengujung pertandingan, Barras Bravas atau kelompok garis keras suporter kedua tim, Resistencia Albiazul dan Barra 51, bertemu di luar stadion dan terlibat dalam perkelahian yang menyebabkan beberapa orang terluka dan ditangkap. 

Kedua tim tidak bertemu lagi sampai 2010, ketika Gallos dipromosikan ke Divisi Utama sekali lagi. Dalam turnamen pertama itu, Stadion Corregidora menyaksikan kemenangan penting atas Zorros, tetapi juga balas dendam di tribun.

Kekerasan tersebut menyebabkan sedikitnya 30 orang terluka, beberapa di antaranya serius. Sebagai akibat dari peristiwa itu, direktur kedua klub mengambil tindakan pencegahan dan setuju untuk menolak akses ke barras bravas yang berkunjung. Namun, seiring berjalannya waktu, kerusuhan itu pun dilupakan.

Kemudian, pada 2013, kedua tim bertemu lagi dalam laga penentu degradasi. Pada akhirnya, pertandingan berakhir imbang tanpa gol, yang merupakan poin emas bagi tim Merah Hitam, saat mereka mengalahkan Querétaro.

Penggemar Gallos menyerang Barra 51 dengan botol, kaleng, dan batu. Pada akhirnya, polisi Jalisco harus turun tangan. Akibat kerusuhan, beberapa orang teruka dan menimbulkan kerusakan hingga kebakaran di luar stadion. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat