Nasional
Kasus Masih Tinggi, Yogyakarta Rencanakan PJJ Total
Peningkatan wisatawan saat libur panjang akhir pekan di DIY cukup signifikan,
YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota Yogyakarta merencanakan akan melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) total atau 100 persen. Hal ini menyusul masih terus naiknya kasus terkonfirmasi positif Covid-19.
Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran SMP Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Hasyim mengatakan, PJJ secara penuh akan digelar dalam waktu dekat. Pihaknya masih menunggu instruksi lebih lanjut untuk melaksanakan PJJ.
"Rencananya akan dilakukan PJJ 100 persen, tapi kami masih menunggu SE (surat edaran) dari Wali Kota (Yogyakarta)," kata Hasyim kepada Republika, Selasa (1/3).
Dimungkinkan, PJJ secara penuh ini akan dimulai pekan ini. Hasyim menyebut, jika nantinya sudah ada instruksi lebih lanjut, maka pihaknya akan langsung menyosialisasikan ke sekolah-sekolah untuk menerapkan PJJ total.
"Kalau instruksi sudah ada, kami akan langsung sampaikan ke sekolah-sekolah," ujar dia.
Saat ini, pembelajaran masih dilakukan dengan tatap muka secara terbatas. Tatap muka terbatas dilakukan dengan kapasitas 50 persen. Meskipun begitu, ada beberapa sekolah yang sudah menggelar PJJ secara penuh.
Sekolah yang sudah melaksanakan PJJ ini, katanya, merupakan sekolah yang sudah ditemukan kasus positif, baik itu peserta didik maupun tenaga pendidik. "Kalau di sekolah itu ditemukan kasus positif melalui surveilans maupun cek (periksa) mandiri, maka sementara sekolah tersebut PTM-nya diganti PJJ," kata Hasyim.
Dari kasus positif yang sudah ditemukan di sekolah-sekolah, Hasyim menuturkan, penyebaran awalnya sebagian besar berasal dari lingkungan keluarga. Lama PJJ diberlakukan bagi sekolah yang ditemukan kasus positif pun juga didasarkan atas rekomendasi satgas di masing-masing wilayah.
"Waktunya itu nanti rekomendasi dari satgas kecamatan dan kemantren serta puskesmas. (Waktunya ditentukan) tergantung jumlah kasus (yang ditemukan), kan ada tracing juga, pembersihan sekolahnya, disemprot disinfektan dan sebagainya," ujar dia.
Sementara, peningkatan wisatawan saat libur panjang akhir pekan di pengujung Februari 2022 ini cukup signifikan di DIY. Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo mengatakan, peningkatan wisatawan mencapai hampir 50 persen.
"Paling ramai peningkatannya itu di hari Ahad kemarin, ini juga laporan dari teman-teman kabupaten/kota, PHRI dan terjadi peningkatannya hampir 50 persen dibanding dengan weekend sebelumnya," kata Singgih kepada Republika melalui sambungan telepon, Senin (28/2) malam.
Sebagian besar wisatawan yang datang ke DIY berasal dari luar daerah. Penggunaan aplikasi PeduliLindungi pun ditingkatkan oleh pelaku industri pariwisata, baik itu pengelola destinasi wisata maupun hotel hingga resto.
Singgih menuturkan, pemanfaatan PeduliLindungi ini juga sebagai penyaring wisatawan yang masuk ke destinasi wisata. Melalui aplikasi tersebut akan mendeteksi wisatawan yang sudah divaksin maupun yang terkonfirmasi positif atau tidak.
Sebab, wisatawan yang datang ke DIY diwajibkan sudah mendapatkan vaksin dengan dosis lengkap. Selain itu, juga menyertakan hasil negatif Covid-19 baik dari RDT antigen maupun PCR.
Hal ini, kata Singgih, juga sebagai bagian dari kewaspadaan dalam menghadapi penyebaran omikron di DIY. Sebab, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 karena varian omikron masih terus bertambah dengan angka yang signifikan tiap harinya.
"Untuk peningkatan kewaspadaan, (sudah) mengirimkan SE (surat edaran) ke pengelola wisata, hotel, restoran dan sebagainya agar scan PeduliLindungi ditingkatkan, termasuk di dalamnya (meningkatkan) protokol kesehatan dan (vaksinasi) booster kami sampaikan ke pengelola wisata," ujarnya.
Singgih juga meminta agar mengaktifkan dan mengefektifkan kembali Satgas Covid-19 yang ada di masing-masing pelaku industri pariwisata. Pihaknya juga menurunkan tim untuk monitoring dan mengevaluasi pelaksanaan protokol kesehatan di destinasi wisata, hotel hingga resto.
"Perlu kita ingatkan kembali satgas ini bekerja lebih efektif lagi. Omikron walaupun dampaknya ringan, tapi tetap harus kita waspadai," jelas Singgih.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.