Nasional
Daerah Antisipasi Kerumunan Saat Libur Panjang
Warga dari luar daerah atau wisatawan yang akan berkunjung harus memenuhi syarat perjalanan yang dibutuhkan.
YOGYAKARTA – Sejumlah pemerintah daerah mengantisipasi kerumunan saat libur panjang pada akhir pekan ini hingga awal pekan mendatang. Satuan Polisi Pamong Praja Kota Yogyakarta menyiapkan sejumlah langkah mengantisipasi potensi kerumunan saat libur panjang akhir pekan.
Sedangkan Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, meminta semua pengelola objek wisata membatasi jumlah pengunjungnya maksimal 50 persen. Langkah ini dilakukan agar kasus Covid-19 tetap dapat dikendalikan.
"Sama seperti akhir pekan pada biasanya, kami tetap menekankan pentingnya disiplin penggunaan aplikasi PeduliLindungi, karena sampai saat ini tidak ada penutupan, tetapi pembatasan," kata Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Satpol PP Kota Yogyakarta Rikardo Putra Mukti Wibawa di Yogyakarta, Jumat (25/2).
Menurut dia, personel Satpol PP Kota Yogyakarta akan memantau secara acak di beberapa tempat usaha, seperti hotel atau restoran, terkait penggunaan aplikasi PeduliLindungi. Selain itu, Satpol PP Kota Yogyakarta tetap akan melakukan patroli keliling di sejumlah titik yang berpotensi terjadi kerumunan, seperti seputar Tugu, Alun-Alun Yogyakarta, Titik Nol Kilometer dan Malioboro.
"Untuk di tempat-tempat keramaian, penerapan protokol kesehatan sangat penting. Harus selalu memakai masker, menjaga jarak dan lainnya," katanya.
Kegiatan lain yang akan dilakukan adalah skrining acak terkait vaksinasi bagi wisatawan yang berkunjung. "Kami belum bisa memprediksi apakah pada libur panjang akhir pekan ini akan terjadi peningkatan kunjungan wisatawan atau tidak," katanya, seraya menjelaskan bahwa yang menerjunkan sekitar 150 personel untuk patroli.
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, warga dari luar daerah atau wisatawan yang akan berkunjung harus memenuhi syarat perjalanan yang dibutuhkan, karena tidak ada penyekatan atau larangan mobilitas.
"Penerapan protokol kesehatan sangat penting, meskipun di beberapa daerah sudah menunjukkan ada penurunan kasus, tetapi ada juga daerah yang masuk ke PPKM Level 4. Perlu dipahami jika varian omicron ini cepat sekali menular," katanya.
Bagi masyarakat yang akan berkunjung atau berwisata di Yogyakarta diingatkan untuk benar-benar memastikan kondisi kesehatannya dan selalu menjaga interaksi dengan orang lain, terutama warga yang rentan terpapar, yaitu lansia dan anak-anak. "Menjaga protokol kesehatan selama perjalanan juga sangat penting agar tidak membawa atau menularkan virus," ujar dia.
Sementara, sektor pariwisata Kabupaten Sleman cukup terdampak dengan pemberlakukan PPKM level III sejak awal Februari 2022. Monitoring Dinas Pariwisata Sleman kepada beberapa destinasi wisata, angka penurunan kunjungan wisata berkisar 20-50 persen.
Kepala Dispar Sleman, Suparmono mengatakan, angka kunjungan wisata di Kaliurang, misal, turun sekitar 45 persen dibanding sebelum diberlakukan PPKM level III. Dari rata-rata per hari 1.500 pada Januari menjadi 800 pengunjung pada Februari 2022.
Kemudian, wisata alam Bunker Kaliadem dari rata-rata per hari 900-an pengunjung turun sekitar 50 persen dengan angka kunjungan rata-rata 450-an per hari. Untuk Sleman bagian barat, Studio Alam Gamplong mengalami penurunan sekitar 47 persen.
Kunjungan dari 650-an pengunjung pada Januari, turun menjadi rata-rata 330-an per hari pada Februari. Meski begitu, destinasi untuk Sleman bagian timur seperti Tebing Breksi, penurunan ternyata tidak sebesar destinasi-destinasi yang lain.
Penurunannya sekitar 30 persen dari kunjungan rata-rata 1.400 pengunjung per hari menjadi sekitar 1.000 pengunjung per hari. Tidak jauh berbeda dari destinasi, ada penurunan signifikan yang terjadi pula terhadap tingkat ketersediaan kamar hotel.
"Awal Februari tingkat hunian hotel di rata-rata 75 persen untuk weekdays, untuk weekend di rata-rata 80-100 persen, pada rentang penerapan PPKM Level 3 sebelum long weekend akhir Februari ini tingkat hunian hotel di rata-rata 50-75 persen," kata Suparmono, Jumat (25/2).
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.