Tabung vaksin jenis Sinopharm di Klinik Kimia Farma, Jalan Radio Dalam, Jakarta, Kamis (24/2/2022). | Republika/Thoudy Badai

Nasional

Indonesia Siap Menjadi Produksen Vaksin

Bio Farma telah mempersiapkan semua kebutuhan produksi vaksin mRNA.

JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengatakan, kabar positif datang dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang memberikan sinyal Indonesia sebagai pusat produksi vaksin Covid-19 di Asia Tenggara. Menurut Erick, sinyal itu tak terlepas dari ditunjuknya Indonesia sebagai salah satu penerima transfer teknologi vaksin berbasis messenger RNA.

"Kolaborasi yang baik antara Menkes, Menlu, dan kami dari BUMN yang membuat WHO memberikan kepercayaan kepada Indonesia untuk membuat vaksin mRNA," ujar Erick, di Jakarta, Kamis (24/2).

WHO menunjuk Indonesia sebagai negara yang akan membangun pusat produksi vaksin Covid-19 berbasis mRNA di kawasan Asia Tenggara. Penunjukan tersebut setelah dipastikan PT Bio Farma mampu membuat vaksin terbaru dengan platform teknologi mRNA. Hal itu disampaikan oleh Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam konferensi pers rutin mengenai pandemi Covid-19, di Jenewa, Swiss, Rabu (23/2).

Sebelumnya, Indonesia menjadi salah satu negara dalam progam transfer teknologi mRNA global yang didirikan pada 2021. Program itu untuk mendukung produsen di negara berpengetahuan rendah dan menengah untuk memproduksi vaksin sendiri.

Erick menyebut, PT Bio Farma telah lama dikenal sebagai manufaktur vaksin terbesar di Asia Tenggara. Induk holding BUMN farmasi itu memiliki kapasitas produksi 3,2 miliar yang meliputi 14 jenis vaksin yang sudah diekspor ke lebih dari 150 negara.

"Kepercayaan dari WHO ini hanya permulaan. Ini juga bagian dari program transformasi besar-besaran yang sedang kami lakukan di holding BUMN farmasi," kata Erick.

Erick menyampaikan, tujuan transformasi holding farmasi salah satunya untuk menyediakan produk dan layanan kesehatan berkualitas tinggi yang terintegrasi, terjangkau, dan fokus pada pelanggan.

Bagi Erick, sektor kesehatan memiliki dampak besar dalam sektor lain. Karena itu, Kementerian BUMN menjadikan kesehatan sebagai satu bagian dalam ekosistem sektor ekonomi, pendidikan, hingga teknologi. "Karena ketika kita bicara tentang kesehatan, kita tidak hanya bicara tentang kegiatan kesehatan semata, tapi kita juga bicara tentang ekonomi, pendidikan, sosial, dan lain-lain," kata Erick.

photo
Tenaga kesehatan menunjukan tabung vaksin jenis sinopharm di Klinik Kimia Farma, Jalan Radio Dalam, Jakarta, Kamis (24/2/2022). - (Republika/Thoudy Badai)

Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir mengatakan, sebagai langkah awal, Bio Farma akan belajar mengenai pembuatan vaksin Covid-19 dengan teknologi mRNA. Hal itu sesuai dengan program transfer of technology yang sedang berjalan.

“Intinya adalah kami akan belajar menguasai platform teknologi mRNA ini untuk jenis vaksin selain Covid-19, dan untuk persiapan manakala terjadi pandemi, karena mRNA merupakan teknologi rapid response, yakni teknologi cepat dalam pengembangan dan produksi vaksin," ujar Honesti dalam keterangan tertulisnya, kemarin.

Honesti mengatakan, Bio Farma sudah mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pengembangan teknologi mRNA. Di antaranya, fasilitas produksi untuk pembuatan mRNA skala pilot dan skala komersial terbatas serta yang terpenting adalah sumber daya manusia.

“Tentu kami menyambut baik ditunjuknya Bio Farma sebagai satu-satunya perusahaan vaksin di Indonesia yang akan menerima transfer teknologi mRNA. Insya Allah kepercayaan ini akan kami manfaatkan untuk mendukung kemandirian bangsa dalam membuat vaksin dengan teknologi terbaru secara mandiri,” kata Honesti. 

Pelatihan global

Sebelumnya, WHO menyatakan akan menciptakan pusat pelatihan global untuk membantu negara-negara miskin membuat vaksin, antibodi, dan perawatan kanker menggunakan teknologi messenger RNA. Teknologi ini telah berhasil digunakan untuk membuat vaksin Covid-19.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada Rabu (23/2), hub baru akan berada di Korea Selatan. WHO juga akan berbagi teknologi mRNA yang sedang dikembangkan oleh WHO dan mitra di Afrika Selatan, tempat para ilmuwan bekerja untuk menciptakan kembali vaksin Covid-19 yang dibuat oleh Moderna Inc. Upaya itu berlangsung tanpa bantuan Moderna.

"Vaksin telah membantu mengubah arah pandemi Covid-19 tetapi kemenangan ilmiah ini telah dirusak oleh ketidakadilan yang luas dalam akses ke alat-alat yang menyelamatkan jiwa ini," kata Tedros.

Tindakan tersebut adalah pertama kalinya WHO mendukung upaya tidak lazim seperti merekayasa balik vaksin yang dijual secara komersial. Upaya ini mengakhiri industri farmasi yang sebagian besar memprioritaskan memasok negara-negara kaya daripada negara miskin dalam penjualan dan manufaktur.

photo
Petugas melakukan bongkar muat paket berisi vaksin Covid-19 Pfizer setibanya di PT Bio Farma (Persero), Jalan Pasteur, Kota Bandung, Jumat (17/9/2021). - (REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Moderna dan Pfizer-BioNTech, pembuat dua vaksin mRNA Covid-19 resmi, tapi telah menolak untuk membagikan resep vaksin atau pengetahuan teknologi dengan WHO dan mitranya. WHO mengatakan, teknologi bersama diharapkan tidak hanya menghasilkan vaksin virus korona, tetapi juga berguna dalam membuat antibodi, insulin, dan perawatan untuk penyakit termasuk malaria dan kanker.

Kepala ilmuwan WHO Dr Soumya Swaminathan memperkirakan upaya untuk membuat ulang vaksin Moderna mungkin tidak akan menghasilkan suntikan yang dapat digunakan sampai akhir tahun depan atau bahkan 2024. Namun, waktu dapat dipersingkat jika produsen setuju membantu.

Kesenjangan global dalam akses ke vaksin Covid-19 sangat besar. Afrika saat ini hanya memproduksi satu persen dari vaksin Covid-19 dunia dan hanya sekitar 11 persen dari populasinya yang diimunisasi.

Sebaliknya, negara Eropa seperti Portugal, sebanyak 84 persen penduduknya telah divaksinasi lengkap, dan lebih dari 59 persen penduduknya juga sudah mendapat suntikan vaksin.

Pekan lalu, WHO mengatakan enam negara Afrika, yakni Mesir, Kenya, Nigeria, Senegal, Afrika Selatan, dan Tunisia akan menerima pengetahuan dan teknologi untuk membuat vaksin mRNA Covid-19. Tedros mengatakan, lima negara lagi akan menerima dukungan dari hub Afrika Selatan, yaitu Bangladesh, Indonesia, Pakistan, Serbia, dan Vietnam.

photo
Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) meninjau pelaksanaan Vaksinasi Gotong Royong Booster di klinik Kimia Farma, Radio Dalam, Jakarta, Rabu (23/2/2022). Menteri BUMN mengatakan sebanyak 350 klinik Kimia Farma siap melayani vaksinasi booster guna mempercepat program vaksin yang dicanangkan pemerintah. - (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/rwa.)

Awal tahun ini, perusahaan Cape Town yang mencoba mereplikasi suntikan Covid-19 Moderna Inc mengeklaim telah berhasil membuat kandidat vaksin yang akan segera memulai pengujian laboratorium. Para ilmuwan yang mencoba membuat vaksin Moderna mengatakan, ada lebih banyak informasi tentang suntikan itu di domain publik dan diyakini sedikit lebih mudah dibuat daripada yang dibuat oleh Pfizer-BioNTech.

Direktur penelitian di kelompok advokasi Public Citizen Zain Rizvi menyambut baik berita tersebut. Dia mengatakan, upaya WHO akan mengatasi permintaan global yang sangat besar untuk vaksin mRNA, yang telah terbukti paling efektif dalam mengekang Covid-19.

"(WHO) sangat kontras dengan kegagalan Moderna dan Pfizer di dunia yang sebagian besar menimbun teknologi. WHO sedang memetakan jalur alternatif yang lebih terbuka dan transparan. Tapi itu masih membutuhkan bantuan," kata Rizvi. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat