Kabar Utama
Nahdlatul Ulama Perkuat Dakwah Bil Mal
NU-pemerintah memperkuat sinergi untuk membangun ekonomi umat, termasuk ekonomi pesantren.
BANGKALAN -- Nahdlatul Ulama bertekad memperkuat dakwah bil mal atau dakwah yang disampaikan dengan pendekatan ekonomi di usianya yang ke-99 tahun. NU memperkuat sinergi dengan pemerintah untuk membangun ekonomi umat, termasuk ekonomi pesantren.
Dalam acara puncak Peringatan Harlah Ke-99 NU di Pondok Pesantren Syaichona Moh Cholil, Bangkalan, Kamis (17/2) malam, PBNU menandatangani nota kesepahaman dengan dua kementerian. Pertama, penandatangan MoU dilakukan antara PBNU dan Kementerian BUMN tentang sinergi peningkatan kemandirian ekonomi umat.
Kerja sama tersebut ditandatangani langsung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya.
Selain itu, PBNU menandatangani MoU dengan Kementerian Koperasi dan UKM tentang peningkatan dan pemberdayaan ekonomi umat di kalangan santri, yang ditandatangani Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dan Gus Yahya. "Melalui kerja sama ini, insya Allah, nanti kita akan bangun 250 BUMNU (badan usaha milik Nahdlatul Ulama) dan kita akan didik sekurang-sekurangnya 10 ribu wirasantri," kata Gus Yahya dalam pidatonya.
PBNU di bawah kepengurusan baru telah menjalin beberapa kerja sama dengan kementerian dalam kurun waktu kurang dari dua bulan. Selain dengan Kementerian BUMN dan Kemenkop UKM, kerja sama terlebih dahulu dijalin dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Kementerian Kelautan dan Perikanan.
“Kita akan menjalankan program peremajaan sawit rakyat yang potensial melibatkan sekurang-kurangnya 130 cabang, pembangunan kampung nelayan di 90 titik di seluruh Indonesia. Ini semua adalah hasil kita menyatakan diri bahwa kita terbuka untuk semua, demi kemaslahatan yang lebih besar dan barakah,” ujarnya.
Dalam sambutannya, Gus Yahya juga menyampaikan bahwa Peringatan Harlah Ke-99 NU tahun ini diselenggarakan dalam satu rangkaian di beberapa titik yang berbeda, yaitu di Balikpapan, Labuan Bajo, Pelembang, dan Bangkalan. Menurut dia, empat titik kegiatan tersebut tidak dipilih secara acak, tapi merupakan kesimpulan dari suatu upaya refleksi perjalanan NU.
Peringatan harlah NU mengusung tema "Menyongsong 100 Tahun NU: Merawat Jagat Membangun Peradaban". Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin berharap NU di usia menjelang satu abad dapat menjadi lokomotif gerakan perbaikan di semua aspek. Wapres berharap NU dapat mengelola potensi yang dimilikinya menjadi kekuatan penggerak di berbagai sektor.
Wapres menegaskan, sebagai organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam terbesar di Indonesia, NU memiliki potensi yang besar.
“Tantangannya bagaimana mengonversi potensi itu menjadi suatu kekuatan dan bagaimana menjadikan potensi yang dimiliki NU sebagai lokomotif gerakan perbaikan," kata Wapres dalam orasi ilmiahnya saat menghadiri acara Puncak Peringatan Harlah Ke-99 NU.
Kiai Ma'ruf menilai potensi NU ialah, antara lain, memiliki banyak ulama, baik yang berkaliber nasional maupun internasional. NU juga memiliki banyak intelektual/cendekiawan, baik lulusan dalam maupun luar negeri, serta jaringan profesional dan kelas menengah, baik dari kalangan pengusaha maupun dari profesi yang lain. Bahkan, NU memiliki jaringan internasional dengan banyaknya PCI (pengurus cabang istimewa) di berbagai negara.
Namun, kata Kiai Ma'ruf, tantangan yang dihadapi NU sekarang adalah mengoptimalkan potensi yang dimiliki menjadi kekuatan riil yang terintegrasi, terkoordinasi, dan terkonsolidasi. Karena itu, NU harus dapat mengoptimalkan potensi besar tersebut menjadi sebuah kekuatan untuk membuat perbaikan di berbagai sektor.
Kiai Ma'ruf menilai harapan itu sejalan dengan tujuan didirikannya NU, yaitu sebagai gerakan untuk memperbaiki umat atau dikenal dengan jam’iyatul ishlahih (organisasi perbaikan). Gerakan NU juga mencakup masalah keagamaan maupun kemasyarakatan, baik dalam aspek ekonomi, soal budaya, maupun politik.
Ekonomi pesantren
Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan, pihaknya siap mendorong terciptanya wirausaha baru. Erick mengatakan, BUMN diminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengintervensi dan menuntaskan permasalahan kesenjangan sosial, salah satu upayanya dengan memperkuat ekonomi umat, yakni dari pesantren.
"Indonesia ini masyarakat Muslimnya terbesar, tapi kita tidak masuk 10 bahkan lima besar industri halalnya. Untuk itu, kami mendorong PBNU menjadi mercusuar kebangkitan ekonomi dengan kerja sama BUMN dan PBNU," kata Erick dalam siaran pers, Jumat (18/2).
Sebagai langkah awal, BUMN dan pesantren di bawah NU mempersiapkan untuk penyediaan komoditas pangan dari pesantren. "Kami di BUMN punya banyak sektor usaha di pangan, sehingga ini sangat bisa disinergikan," ujar Erick.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, pihaknya berkomitmen mencetak wirausaha baru dari lingkungan pesantren. Pesantren dinilai memiliki potensi sangat besar dalam mendukung perekonomian negara, terutama melalui pengembangan kewirausahaan para santri.
Ia menjelaskan, salah satu tujuan kerja sama dengan PBNU adalah untuk meningkatkan dan memberdayakan ekonomi umat di kalangan santri. Menurut dia, MoU tersebut sekaligus menjadi implementasi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional Tahun 2021-2024. Rasio kewirausahaan ditargetkan tumbuh 3,95 persen pada 2024. Di negara maju, rasio kewirausahaan sudah mencapai 10 sampai 14 persen.
"PBNU bilang menargetkan mencetak 10 ribu wirausaha baru, justru saya bilang ini sedikit. Dengan jumlah santri yang tersebar di seluruh Indonesia, saya rasa kita bisa mencetak lebih dari itu," kata Teten dalam siaran pers, Jumat (18/2).
Teten menambahkan, kementeriannya diberi tugas untuk mengembangkan Koperasi Pondok Pesantren (Koppontren). Saat ini, pihaknya telah melakukan piloting di Koppontren Al-Ittifaq (Jawa Barat), sebagai salah satu koperasi sektor riil di sektor pangan yang terhubung dengan modern market.
Menurut hasil pemetaan Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, pada 2020 dan 2021 terdapat 90,48 persen dari 11.868 pesantren yang sudah memiliki unit usaha. Bahkan, sebanyak 2,58 persen pesantren memiliki tiga sampai lima jenis usaha.
"Sinergi dan kolaborasi bisa kita bangun dengan kuat. Maka akan mendatangkan dampak yang besar bagi pembangunan perekonomian di Indonesia, termasuk yang datang dari lingkungan pesantren," ujar Teten.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.