Kabar Utama
Daerah Mulai Siaga Lonjakan Kasus Covid-19
Penurunan kasus Covid-19 di daerah diprediksi akan lebih lama dari Jakarta.
YOGYAKARTA – Tren penurunan kasus Covid-19 yang mulai terlihat di DKI Jakarta berbanding terbalik dengan daerah lain. Beberapa daerah kini harus menghadapi lonjakan kasus cukup signifikan.
Episentrum penularan yang bergeser ke daerah ini mengharuskan pemerintah daerah (pemda) melakukan sejumlah antisipasi. Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, kasus positif Covid-19 di DIY terus meningkat signifikan dalam beberapa hari terakhir.
Pemda DIY mulai mengaktifkan seluruh selter untuk penanganan pasien Covid-19. Selter diaktifkan dari tingkat provinsi, kabupaten, hingga kelurahan untuk memastikan pasien dapat terlayani maksimal.
“DIY telah melakukan segala upaya sesuai arahan dari pusat untuk mengatasi peningkatan kasus harian, Pemda DIY mengambil kebijakan dengan membangkitkan kembali selter-selter,” kata Sultan di Yogyakarta, Jumat (18/2).
Sultan menyebutkan, saat ini ada sekitar 529 pasien Covid-19 yang menjalani isolasi di selter yang difasilitasi oleh Pemda DIY. Jumlah pasien yang ada di selter terus menunjukkan tren peningkatan setiap hari. Sultan meminta masyarakat tetap mewaspadai penyebaran Covid-19 dengan terus menerapkan protokol kesehatan.
“Saya kira hal-hal seperti ini memang perlu kita gaungkan, bagaimana protokol kesehatan dan pakai masker ini menjadi sesuatu yang sangat penting bagi semuanya,” ujar dia.
Masing-masing pemerintah kabupaten/kota se-DIY juga sudah diminta untuk menyiapkan selter. Sebab, kasus positif masih terus meningkat, bahkan dalam beberapa hari terakhir tercatat lebih dari seribu kasus baru per harinya. Tidak hanya itu, Pemda DIY juga sudah menyiapkan eks Hotel Mutiara yang ada di Jalan Malioboro sebagai selter khusus Covid-19. Eks Hotel Mutiara ini disiapkan sebagai alternatif jika selter yang ada di tingkat kabupaten/kota sudah penuh.
Angka terkonfirmasi positif Covid-19 harian di Kabupaten Sleman, DIY, selama satu pekan terakhir cukup konsisten di atas 500 kasus. Bahkan, pada Jumat (18/2), angka harian yang dicatatkan Kabupaten Sleman menembus 600 kasus.
Dari total 1.633 penambahan kasus di DIY, Kabupaten Sleman mencatat 639 kasus. Disusul 442 kasus di Kabupaten Bantul, 309 kasus di Kota Yogyakarta, 159 kasus di Kabupaten Kulonprogo, dan 84 kasus yang tercatat di Kabupaten Gunungkidul.
Pada Jumat (18/2), penambahan harian kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 59.635 orang. Provinsi Jawa Barat kembali menjadi penyumbang kasus terbanyak setelah pertama kali menggeser DKI Jakarta pada Kamis (17/2). Tambahan 59 ribu kasus itu disumbang oleh Jawa Barat 13.780 kasus, DKI Jakarta 8.189 kasus, Jawa Timur 8.037 kasus, dan Jawa Tengah 5.905 kasus.
Pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh bertambah 32.904 orang. Kasus positif harian yang masih lebih tinggi dari kasus sembuh membuat total kasus aktif terus bertambah. Kasus aktif per Jumat (18/2) bahkan telah hampir menyentuh 500 ribu orang.
Pemerintah meyakini, Jakarta telah melampaui puncak penularan Covid-19 gelombang ketiga. Dalam beberapa pekan ke depan, episentrum penularan diperkirakan akan bergeser ke daerah lain, bahkan ke luar Pulau Jawa.
Lambat turun
Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Brigjen TNI (Purn) Alexander K Ginting mencatat positivity rate secara nasional saat ini mencapai 18,59 persen. Angka itu jauh di atas kategori aman yang ditetapkan WHO, yakni di bawah 5 persen. Positivity rate tinggi di atas 10 persen, kata Ginting, justru terjadi di daerah-daerah yang cakupan vaksinasinya juga bagus.
“Kalau dilihat, provinsi yang tinggi alami kasus Covid-19 ada di Pulau Jawa, mulai dari Banten, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Timur, yaitu di atas 10 persen,” ujar dia.
Wilayah Bandung Raya menjadi salah satu yang terbanyak menyumbang kasus Covid-19 di Jawa Barat (Jabar). Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan, kasus harian Covid-19 di Kota Bandung memang masih tinggi. Namun, melihat grafik penurunan kasus di Jakarta, ia berharap Kota Bandung juga segera melandai.
“DKI juga sudah mengalami masa puncak kasus harian kurang lebih 10 hari, tapi sekarang sudah mengalami penurunan, dan semoga kita dalam waktu sepekan bisa turun juga karena sama di luar negeri juga begitu siklusnya,” ujar Yana.
View this post on Instagram
Epidemiolog Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono menyebut kenaikan kasus Covid-19 di Jabar akan terus melaju cepat dalam beberapa pekan ke depan karena banyaknya jumlah penduduk. Ia pun memprediksi penurunan kasus di Jabar tak akan terjadi dalam waktu cepat sebagaimana Jakarta.
“Untuk Jawa Barat dan Banten kemungkinan akan lebih lama turunnya karena populasinya lebih banyak dibandingkan Jakarta,” kata Miko.
Di sisi lain, Miko juga menyoroti lemahnya pelacakan (tracing) kasus di Jabar maupun di provinsi lainnya di Pulau Jawa, kecuali Jakarta. Jika Jakarta pelacakan kasus bisa 1:10, provinsi lainnya hanya 1:6. Artinya, dari satu kasus Covid-19, hanya enam orang yang diperiksa. Ia mendorong pemerintah untuk berfokus meningkatkan pelacakan kasus di provinsi-provinsi di Jawa, selain Jakarta.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.