
Opini
Jakarta dan IKN
Kemendagri tak perlu meminta Jakarta terburu-buru menentukan statusnya.
NIRWONO JOGA, Direktur Eksekutif Pusat Studi Perkotaan
Ibu kota negara (IKN) boleh saja pindah, tetapi Jakarta akan terus berkembang dinamis dan memang harus dikembangkan.
Jakarta jangan ditinggalkan karena dianggap banyak masalah. Memindahkan IKN keluar Jakarta dan mengembangkan Jakarta, ibarat dua sisi dari satu koin yang sama. Sementara, tren sekarang tampak semuanya demi IKN.
Jakarta akan tetap Jakarta meski IKN dipindah ke luar Jakarta bahkan ke luar Jawa. Jakarta sebagai pusat Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) ibarat mesin yang bergerak cepat bagi perekonomian nasional.
Jaringan infrastruktur amenitas kota, tingkat keterampilan dan keahlian tenaga kerja dan pasar ada di Jabodetabek serta Pulau Jawa secara keseluruhan. Ini memiliki tingkat rigiditas berpindah sangat tinggi. Tidak otomatis ikut pindah juga.
Jakarta akan tetap Jakarta meski IKN dipindah ke luar Jakarta bahkan ke luar Jawa.
Jakarta dan Jawa sulit dikalahkan. Tahun 2045, penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 329 juta jiwa (BPS, 2020). Jika 60 persen penduduk masih di Jawa, pasar ekonomi Indonesia masih akan didominasi Jawa.
Infrastruktur yang bagus dan konektivitas hingga wilayah perdesaan, membuat angkutan logistik di Jawa bisa melayani dari pintu ke pintu. Berbagai supermarket sudah masuk ke perdesaan, distribusi barang lancar. Gudang logistik tersebar di mana-mana.
Ini tantangan buat IKN dengan kota/kabupaten sekitarnya agar tumbuh kembang seiring supply and demand yang meningkat. IKN biarkan jadi pusat pemerintahan saja, seperti Canberra, Washington, Putrajaya.
Pengembangan kawasan komersial secukupnya, supaya tidak jadi Jakarta kedua. Juga kawasan industri secukupnya, industri yang ramah lingkungan tentunya.
Pemerintah harus mempelajari sungguh-sunguh potensi kawasan/regional karena kalau insentif tenaga kerja kemungkinan besar, Jawa masih menjadi pilihan. Konsep kawasan Industri yang tepat buat IKN sangat dibutuhkan.
Pengembangan kawasan komersial secukupnya, supaya tidak jadi Jakarta kedua. Juga kawasan industri secukupnya, industri yang ramah lingkungan tentunya.
Apalagi, ada rencana pengembangan superhub ekonomi di IKN. Berapa luas yang ideal dan berapa besar pelabuhan laut yang dibutuhkan, sebaiknya tergambarkan di rencana induk IKN.
Kota tumbuh berkembang aktivitas ekonominya terlebih dahulu sebagai sumber hidup, membuka lapangan kerja baru, penduduk masuk ke daerah baru dengan alami.
Investasi pihak ketiga sebagai penggerak pembiayaan tumbuhnya kota dengan regulasi dan fasilitasi pemerintah, sehingga bisa mengurangi beban pemerintah. Pusat pemerintahan baru, bahkan akan mengikuti aktivitas ekonomi baru tersebut.
Rencana panjang membangun Kawasan Inti Pusat Pemerintahan IKN (2022-2045), 20-30 tahun ke depan, kesibukan urusan pemerintahan masih akan terlaksana dari/di Jakarta.
Tentang nasib Daerah Khusus Ibu kota (DKI) Jakarta, walaupun tidak lagi menjadi IKN, tetap masih bisa berstatus khusus, seperti Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta, Aceh, dan Papua.
Sebagai kota ekonomi kreatif mestinya masih bisa bersaing dengan kota-kota besar lain di dunia, seperti Melbourne, Barcelona, Paris, Milan.
Kekhususannya itu yang harus segera didefinisikan. Lagi pula mengapa hanya dikembangkan sebagai kota bisnis, keuangan, dan perdagangan? Apa bisa Jakarta (Raya) bersaing dengan Hong Kong, dan Singapura atau Tokyo Raya, London Raya, New York Raya?
Mengapa tidak, Jakarta menjadi kota pengembangan seni budaya, kota kreatif. Sebagai kota ekonomi kreatif mestinya masih bisa bersaing dengan kota-kota besar lain di dunia, seperti Melbourne, Barcelona, Paris, Milan.
Karena itu, Jakarta dapat menjadi pusat kota jasa dan pengembangan ekonomi kreatif. Dengan menjadi kota jasa yang lebih berbobot, tekanan urbanisasi diharapkan berkurang.
In kesempatan bagus bagi Jakarta berbenah diri. Ini juga sejalan dengan kebijakan pembangunan ruang Jakarta, yang dituangkan dalam rencana tata ruang wilayah dan rencana detail tata ruang (yang tengah direvisi).
Kawasan industri secara bertahap harus dikurangi dan pengetatan jenis industrinya yang bersih dan padat modal pada 2030.
Jakarta harus bisa menaikkan peringkatnya di Global Cities Index atau sejenis sebagai kota paling berpengaruh.
Kemendagri tak perlu meminta Jakarta terburu-buru menentukan statusnya. Mengapa tidak dibiarkan saja nanti secara alami dan dinamika pertumbuhan kota, Jakarta akan mencari statusnya sendiri?
Pemerintah pusat cukup berkomitmen tetap mendukung pertumbuhan prasarana dan sarananya. Sementara Jakarta berpacu mengejar ketinggalannya dari kota-kota tetangga.
Jakarta harus bisa menaikkan peringkatnya di Global Cities Index atau sejenis sebagai kota paling berpengaruh. Saat ini, Jakarta masih jauh tertinggal dari Kuala Lumpur dan Bangkok, bisa jadi terlewati oleh Hanoi dan Ho Chi Minh City. Kalau Singapura sudah jauh di atas.
Jakarta juga bisa belajar dari kota di Eropa dan Amerika yang tengah mengembangkan konsep baru sebagai upaya pemulihan kota pascapandemi Covid-19, seperti tactical urbanism, one minute cities, 15 minute cities, dan 20-minute neighbourhoods.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.