Nasional
'Indonesia Hebat dengan Erick, Anies, dan Emil'
Erick sebut gagasan Islam tengah dibutuhkan dalam kondisi bangsa saat ini.
JAKARTA -- Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas) memuji kepemimpinan Menteri Badan Usaha Milik Negara (UMN) Erick Thohir, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau Emil. Zulkifli menyampaikan itu dalam acara penganugerahan Zulhas Award, Sabtu (29/1).
"Kalau sudah ada Pak Anies, Pak Ridwan Kamil, Pak Erick ngomong, itu Indonesia cerah. Kelihatan Indonesia cerah, terang, bakal hebat," kata Zulhas di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Sabtu (29/1).
Selain ketiga tokoh tersebut, Zulhas juga menyebut sosok Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai sosok yang hebat. Para tokoh tersebut dinilai sebagai pemimpin yang berani berdialog dan memiliki pemikiran yang cemerlang.
"Jadi kalau calon-calon pemimpin kita seperti teman-teman saya yang saya undang ini, waduh Indonesia itu kita lihatnya itu terang. Tapi kalau yang ribut soal cebong-kampret saja kan pusing kita, mau sampai ke mana," ujar Wakil Ketua MPR itu.
Zulkifli optimistis Indonesia akan menjadi negara hebat jika Indonesia dipimpin oleh tokoh-tokoh tersebut. Tidak hanya ranking 16, pada tahun 2045, Indonesia diyakini akan menduduki ranking terdepan. "Bisa ranking 4 kita kalau punya pemimpin seperti mereka," kata dia.
Kendati demikian, Zulhas belum mau berkomentar ihwal siapa yang akan didukung PAN dalam Pilpres 2024 mendatang. Bagi PAN hal itu masih lama. "Itu soal lain, nanti masih jauh," kata dia.
Acara Zulhas Award dihadiri oleh pejabat, tokoh politik, tokoh intelektual, tokoh agama hingga tokoh pers dan budaya. Dalam acara itu, Zulhas menyampaikan Pidato Kebudayaan bertajuk 'Indonesia Butuh Islam Tengah'. Zulhas menggelorakan semangat memaknai Islam yang moderat dan merangkul semua kalangan.
Erick Thohir menyambut baik pidato Zulkifli Hasan. Menurutnya, gagasan Islam tengah dibutuhkan dalam kondisi bangsa saat ini. Sebab, Indonesia ikut terkena dampak jika umat Islam sebagai mayoritas bertengkar karena pilihan politik.
Sementara, kata Erick, Indonesia dan seluruh dunia tengah dihadapi tiga tekanan terbesar secara bersamaan. Pertama, tekanan ketidakpastian rantai pasok (supply chain). "Yang mungkin ini adalah challenge atau tekanan terbesar dalam sejarah manusia," kata dia.
Tekanan berikutnya adalah digitalisasi. Disrupsi digitalisasi menyebabkan hilangnya banyak pekerjaan akibat adanya perkembangan kecerdasan buatan. Terakhir adalah tekanan pandemi yang menyebabkan kesenjangan antarmasyarakat makin melebar.
"Karena itu tentu alhamdulillah saya mempunyai figur bapak saya yang luar biasa H Muhammad Thohir yang ketika SMA mengajari saya ibarat ekonomi ini membikin kopi. Filosofi kopi, bahwa kopi itu cara membuatnya, air panas, kopi, gula diaduk secara merata. Baru kopinya enak. Kalau tidak diaduk terjadi pengentalan rasanya, tidak enak. Itu lah ekonomi yang disampaikan Pak Zul tadi," jelasnya.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menilai Bhinneka Tunggal Ika sangat penting. Terutama kata tunggal. Namun, saat ini banyak kalangan justru menganggap kata terpenting dari rangkaian kata itu adalah Bhinneka.
"Hal ini yang menjadi masalah. Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Sansekerta. Bhinneka berarti beragam, Tunggal berarti satu dan Ika berarti ini. Kata kuncinya tunggal jadi beragam yang satu itu," katanya.
Sementara, Emil menyebut Zulhas sebagai bapak bangsa dengan pilihan narasi yang luar biasa. Zulkifli, kata dia, juga sebagai ketua umum partai PAN membanggakan. "Ikan hiu tadi saya lihat kepanasan, we love you Pak Zulkifli Hasan," kata Emil melempar pantun.
Pijakan Berbangsa
Zulkifli Hasan mengatakan, Islam tengah perlu menjadi pijakan dalam berbangsa dan bernegara. Menurut dia, Islam tengah adalah perwujudan Islam yang mengedepankan moderasi.
"Kata wasathiyah diartikan juga sebagai pilihan terbaik, sikap superior atau unggul yang mengerti batas-batas toleransi, semua pihak dan sanggup mengayomi semua golongan," kata Zulkifli dalam pidato kebangsaan di acara Zulhas Award di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Sabtu (29/1).
Wakil Ketua MPR itu mengatakan, Islam tengah bukanlah sebuah konsep baru. Islam tengah sudah lama hidup di Indonesia sejak dilahirkan oleh para pendiri bangsa. "Saya kira spirit Islam tengah inilah yang menjadikan Indonesia sebagai negara yang damai, memiliki stabilitas politik yang baik dan kompatibel pada ide-ide kemajuan," kata dia.
Islam tengah itu juga, kata dia, pada saatnya akan mendorong tumbuh pesatnya ekonomi umat, mendorong kreativitas serta inovasi, memberikan sumbangsih nyata bagi kemajuan Indonesia di kancah global. Melihat situasi Indonesia saat ini, dirinya mengajak umat Islam memperkuat spirit Islam tengah. Ini juga penting dipahamkan kembali kepada publik luas, termasuk kepada para tokoh politik, tokoh bangsa, tokoh pers hingga tokoh budaya.
Zulkifli menegaskan, posisi agama dan negara belakangan ini kembali dipersoalkan, padahal hal tersebut merupakan diskusi yang sudah selesai. Menurut dia, hubungan antara agama dan negara dalam konsep Indonesia bersifat simbiotik menjadi fusi sinergis yang harmonis.
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengatakan, pidato kebudayaan yang disampaikan Zulhas memiliki peran yang penting. "Bisa mengikis politik identitas dan meningkatkan kualitas demokrasi kami," katanya.
Sementara, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menilai jarang ada tokoh politik, ketua umum parpol yang menyampaikan pidato kebudayaan. “Ini merupakan sesuatu yang sangat baik dan perlu kami apresiasi. Pak Zul membawa politik yang berorientasi kebudayaan. Kebudayaan adalah sumber nilai-nilai luhur, tidak semata berorientasi pada kekuasaan," ujarnya.
Puncak acara ini adalah penganugerahan Zulhas Award 2022 untuk 12 pemenang sayembara esai dan video “Indonesia Butuh Islam Tengah”. Para kreator dan intelektual muda pemenang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.