Nasional
Pakar UGM: Jangan Anggap Enteng Varian Omikron
Varian omikron memiliki transmisi 70 kali lebih cepat dari varian delta.
SLEMAN -- Ketua Pokja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, dr Gunadi, meminta masyarakat tidak menganggap enteng omikron. Meskipun infeksi varian ini menunjukkan gejala umum yang tidak berat, tapi bukan berarti tidak ringan.
Omikron memiliki gejala umum yang tidak berat, tapi tidak jinak. Artinya, jika terkena mereka yang rentan tetap bisa menjadi berat.
Ia mengingatkan, varian omikron telah pula menyebabkan kenaikan okupansi rumah sakit dan ICU, bahkan di Amerika Serikat dan negara-negara maju lain. Kondisi ini patut diwaspadai di Tanah Air.
Selain memiliki kemampuan penyebaran cukup tinggi, Gunadi menyebut varian omikron mampu mengelabui sistem imun tubuh. Varian ini mampu menurunkan kadar antibodi dalam tubuh, baik setelah vaksinasi maupun mereka yang pernah menjadi penyintas. "Jangan sampai karena menganggap kurang berat jadi kurang waspada," kata Gunadi, Kamis (27/1).
Varian omikron memiliki transmisi 70 kali lebih cepat dari varian delta. Efeknya lebih berat terutama pada lansia, komorbid dan mereka yang belum terima vaksin. Apalagi, belum divaksin karena alasan kesehatan.
Perkumpulan Dokter Indonesia Bersatu (PDIB) mengatakan peningkatan kasus Covid-19 saat ini dipicu oleh meningkatnya penularan akibat varian omikron di tengah masyarakat. Ketua Umum PDIB James Allan Rarung menuturkan awalnya kasus varian omikron adalah dari para pelaku perjalanan luar negeri, tapi akhirnya terjadi transmisi lokal. Akibatnya, masyarakat yang tidak melakukan perjalanan keluar negeri ikut menderita varian ini.
Menurut James, saat ini infeksi varian omikron lebih banyak yang bukan dari para pelaku perjalanan luar negeri. Artinya, transmisi lokal sangat meningkat sehingga terjadi lonjakan kasus yang lebih cepat dari prediksi sebelumnya, yang diperkirakan terjadi pada pertengahan Februari sampai Maret 2022.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi mengatakan, tingkat penularan varian Omicron sangatlah cepat. Sehingga tidak heran bila saat ini lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat dan transmisi lokal juga sudah mulai mendominasi.
"Perbedaan utama omikron, penularannya cepat dan banyak. Jadi nanti dalam waktu singkat kenaikan jumlah kasus cukup tinggi," kata Budi dalam Konferensi Pers secara daring, Kamis (26/1).
Berdasarkan data hingga Rabu (25/1) jumlah yang terkonfirmasi varian Omicron sebanyak 1998. Untuk transmisi lokal tercatat sebanyak 606, pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) sebanyak 1.160 dan sebanyak 233 kasus masih menjalani pemeriksaan.
Budi mengatakan perbedaan dari varian Omicron dan varian Delta adalah angka yang menjalani perawatan di rumah sakit lebih rendah. Begitu pun dengan tingkat keparahannya. Sehingga, lebih disarankan untuk yang terpapar varian Omicron yang tidak bergejala ataupun ringan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah.
"Makanya, strategi memang agak berbeda dengan Delta, Delta keparahannya tinggi, Omicron ni tinggi penularannya, banyaknya OTG atau sakit ringan, sebenarnya bisa sembuh tanpa dibawa ke RS," kata Budi.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.