Nasional
Waspada Jika Alami Batuk Pilek
Masyarakat yang sudah booster tetap masih bisa terinfeksi omikron.
JAKARTA -- Varian baru Covid-19 yaitu omikron disebut memiliki gejala yang mirip ketika mengalami batuk dan flu. Masyarakat diminta waspadai jika mengalami sakit batuk pilek.
Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Brigjen TNI (Purnawirawan) Alexander K Ginting mengakui gejala terinfeksi omikron tidak berbeda ketika mengalami batuk dan pilek. "Meskipun sudah vaksin Covid-19 dan dapat vaksin penguat (booster), tetap bisa terinfeksi (omikron) dan menularkan ke orang lain. Kemudian, gejalanya mirip (dengan flu dan batuk)," ujar Alex, Rabu (26/1).
Ia menambahkan, yang membedakan adalah virusnya, kecepatan penularan, dan masa inkubasi. Karena itu Satgas meminta Ketua RT/RW di masa pandemi lebih aktif memperhatikan kondisi warga. Kepala lingkungan harus mengetahui siapa yang sakit, yang belum vaksin, warga yang kontak erat, yang rumahnya terus tertutup, hingga warga lanjut usia yang sakit-sakitan.
Ia menjelaskan, tugas ini yang seharusnya dilakukan selama pandemi. Artinya aparat RT/RW penting memastikan memakai masker, jaga jarak, cuci tangan, terutama saat batuk dan flu.
"Jika tidak, pedagang bakso yang lewat dan mampir pun bisa terinfeksi (omikron). Nanti petugas contact tracing yang memutuskan siapa yang diperiksa, siapa yang dirujuk bersama petugas pusat kesehatan masyarakat," ujarnya.
Satgas Covid-19 juga meminta warga lapor ke RT/RW untuk kemudian diteruskan ke tim pelacakan PPKM mikro di desa atau kelurahan jika positif covid. Kemudian tim tracing melakukan tugasnya kepada mereka yang kontak erat, mereka yang bergejala dan mereka yang diduga terinfeksi.
"Jangan ada warga tunggu perburukan klinis baru lapor. Ingat kan Juli 2021 kemarin, makanya ini jadi masalah," ujarnya.
Dokter Spesialis Paru dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Jakarta, Erlina Burhan, mengatakan omikron menurunkan imunitas tubuh. Ia mengingatkan bila mengalami gejala nyeri tenggorokan, batuk, pilek, masyarakat harus segera memeriksakan diri. "Kalau terkonfirmasi positif dan yang terinfeksi adalah lanjut usia kemudian bisa segera dirawat," katanya.
Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan varian omikron yang saat ini telah ditemukan di hampir seluruh negara di dunia, lebih mendominasi dibandingkan dengan varian Covid-19 lainnya. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tanggal 1-22 Januari 2022 jumlah kasus konfirmasi nasional terus meningkat dalam empat pekan terakhir. Proporsi kasus didominasi transmisi lokal, tidak lagi oleh pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).
Pada Sabtu (22/1) sebanyak 90,1 persen kasus konfirmasi nasional merupakan transmisi lokal. Selanjutnya, data terakhir yang dihimpun menunjukkan kasus konfirmasi omikron di Indonesia sebanyak 1.626 kasus. Sebanyak 20 pasien di antaranya menjalani perawatan di rumah sakit, termasuk sudah ada korban jiwa akibat omikron.
Hasil studi juga menyebutkan bahwa masa inkubasi atau munculnya gejala sejak pertama kali terpapar virus cenderung lebih cepat daripada varian lain. Wiku mengatakan, berdasarkan studi terbatas di Norwegia dan juga rilis dari Inggris menyebutkan bahwa gejala pada varian ini tak spesifik namun disinyalir lebih ringan, terutama pada kelompok yang memiliki kekebalan.
“WHO dan CDC merekomendasikan tindakan preventif sebagai upaya kunci, sebab pada kelompok rentan masih dapat menyebabkan gejala yang parah bahkan kematian,” lanjutnya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.