Olahraga
Lawan Tangguh Mesir dalam Piala Afrika
Kekalahan paling menyakitkan dari Mesir terjadi di partai puncak Piala Afrika 2006.
DOUALA -- Dua negara kuat di pentas sepak bola Afrika bakal saling sikut untuk memperebutkan satu tempat pada babak perempat final Piala Afrika 2021. Tim nasional tersukses dalam sejarah Piala Afrika dengan tujuh gelar, Mesir, akan berduel dengan pengoleksi dua trofi, Pantai Gading, pada babak 16 besar, Rabu (26/1) malam WIB.
Dengan predikat yang melekat di antara kedua tim tersebut, laga di Stadion Japoma, Douala, Kamerun, layak disebut partai terpanas pada 16 besar edisi ke-33 Piala Afrika tersebut. Rivalitas antara kedua tim pada ajang ini memasuki babak baru.
Pertemuan ini akan menjadi bentrokan ke-11 mereka di Piala Afrika. Tidak ada dua tim yang paling sering bertemu sepanjang sejarah turnamen paling bergengsi antarnegara Afrika tersebut selain keduanya.
Duel terakhir berakhir tragis untuk Pantai Gading. Les Elephants menyerah 1-4 pada babak semifinal Piala Afrika 2008. Namun, kekalahan paling menyakitkan dari Mesir terjadi di partai puncak Piala Afrika 2006. Saat itu, Pantai Gading menyerah 2-4 lewat adu penalti.
Rekor pertemuan ini memunculkan motivasi tersendiri bagi Pantai Gading. Les Elephants memiliki modal besar untuk bisa menuntaskannya, yaitu tren positif penampilan sepanjang fase grup. Pantai Gading tampil sebagai juara Grup E dengan dua kemenangan dan satu hasil imbang.
Torehan kemenangan pada laga pamungkas Grup E menjadi suntikan motivasi paling besar dalam mendongkrak kepercayaan diri para penggawa Les Elephants. Sebab, mereka membungkam sekaligus menyingkirkan juara bertahan Aljazair dengan skor 3-1.
Pelatih Pantai Gading, Patrice Beaumelle, mengakui soal peningkatan performa anak-anak asuhnya seiring langkah timnya di Piala Afrika 2021. ''Pada laga terakhir, kami tampil begitu efisien dan berani. Kami akan lebih efisien di depan mulut gawang lawan,'' kata Beaumelle, seperti dikutip Sportnewsafrica, Selasa (25/5).
Dua pilar Pantai Gading dalam urusan gol adalah Nicolas Pepe dan Sebastian Haller. Pepe mengemas dua gol dan satu assist, sedangkan Haller menyumbang dua gol. Keduanya digadang-gadang menjadi ancaman terbesar bagi the Pharaohs.
Dari kubu Mesir, langkah tim besutan Carlos Queiroz justru kurang mulus. The Pharaohs yang diperkuat bintang Liverpool Mohamed Salah harus menelan kekalahan 0-1 dari Nigeria pada laga pembuka. Kendati berhasil bangkit dengan meraih kemenangan dalam dua laga berikutnya di Grup D, penampilan Mesir tetap menjadi bulan-bulanan kritik. The Pharaohs dinilai enggan mengambil risiko dan cenderung bertahan.
Kendati begitu, Queiroz tidak mau ambil pusing. Menurut mantan pelatih Real Madrid itu, anak-anak asuhnya sudah berada di trek yang tepat untuk bisa memetik kemenangan. Queiroz tidak mau rekor apik Mesir tiap kali berhadapan dengan Pantai Gading di Piala Afrika terputus pada laga ini. “Selain tampil apik, kami harus bisa mencetak gol lebih banyak. Kami harus lebih tenang dalam membangun serangan untuk bisa mencetak gol,'' tutur Queiroz seperti dikutip SuperSports.
Pada laga babak 16 besar yang berlangsung Selasa (25/1) dini hari WIB, Kamerun melaju ke perempat final usai menyingkirkan tim debutan Komoro, 2-1. Dua gol tim tuan rumah dicetak oleh Toko Ekambi dan Vincent Aboubakar. Komoro hanya bisa membalas lewat gol dari Youssouf M'Changama pada menit ke-81.
Tim debutan lainnya di Piala Afrika, Gambia, bernasib lebih baik dengan melaju ke babak perempat final. Gambia menyingkirkan Guinea lewat gol semata wayang Musa Barrow pada menit ke-71. Tuan rumah Kamerun sudah menanti dan siap mendepak Gambia.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.