Ekonomi
LRT Jabodebek Beroperasi Agustus 2022
LRT Jabodebek akan dioperasikan menggunakan sistem CBTC dengan GoA level 3.
JAKARTA — Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo mengatakan, proyek kereta lintas raya terpadu (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) ditargetkan beroperasi mulai Agustus 2022. Progres salah satu proyek strategis nasional (PSN) tersebut saat ini mencapai 78,78 persen.
“Operasional dari LRT Jabodebek ditargetkan dapat dimulai pada Agustus 2022, yang kemudian beroperasi secara penuh menggunakan grade of automation (GoA) level 3 pada akhir 2022,” kata Didiek dalam diskusi Persiapan Operasional LRT Jabodebek, di Jakarta, Rabu (19/1).
Didiek menjelaskan, LRT Jabodebek akan dioperasikan menggunakan sistem communication-based train control (CBTC) dengan GoA level 3. Sistem CBTC adalah pengoperasian kereta berbasis komunikasi sehingga sistem dapat mengoperasikan kereta dan memproyeksikan jadwal secara otomatis, serta dikendalikan juga secara otomatis dari pusat kendali operasi.
Adapun GoA level 3 adalah tingkat otomasi operasional kereta di mana pengoperasian dilakukan secara otomatis tanpa masinis. Namun, mensyaratkan masih terdapat petugas operasional di dalam kereta untuk penanganan kondisi darurat dan pelayanan kepada pelanggan.
Jika terjadi gangguan sarana atau prasarana, petugas train attendant akan mengambil alih pengoperasian kereta secara manual dengan kecepatan terbatas. “Ini merupakan proyek perkeretaapian pertama di Indonesia yang beroperasi driverless, di mana hal itu teknologi terdepan dalam bidang sinyal sistem perkeretaapian,” ujar Didiek.
View this post on Instagram
Penggunaan GoA 3 untuk LRT Jabodebek telah ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan melalui Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KP 765 Tahun 2017. KAI berkomitmen memenuhi ketentuan teknis, operasional, serta keselamatan LRT Jabodebek sesuai dengan kriteria desain yang diatur dalam regulasi pemerintah tersebut.
Didiek menyebutkan, total investasi dalam pembangunan proyek yang dimulai sejak 2015 tersebut saat ini mencapai Rp 32,5 triliun. Ia mengatakan, pihaknya akan menerapkan tarif dasar LRT Jabodebek sebesar Rp 15 ribu.
Executive Vice Presiden (EVP) LRT Jabodebek Mochamad Purnomosidi menjelaskan, usulan tarif tersebut merupakan tarif rata-rata. Purnomosidi mengatakan, sistem tarif yang akan ditetapkan untuk LRT Jabodebek rencananya tidak berbeda, seperti kereta rel listrik (KRL).
“Nanti tarifnya end to end sama seperti KAI Commuter tergantung jarak minimal, lalu sisanya dihitung sesuai jarak masing-masing. Everage Rp 15 ribu itu untuk satu orang dalam satu kali perjalanan,” kata Purnomosidi.
Purnomosidi menyampaikan, saat ini soal tarif tersebut masih dalam tahap diskusi dengan Kementerian Perhubungan. Dalam perhitungan yang sudah dibuat, Purnomosidi mengatakan, tarif minimal bisa mencapai Rp 3.000 hingga Rp 4.000 untuk lima kilometer atau enam km pertama.
Purnomosidi menjelaskan, tarif yang diajukan Rp 15 ribu tersebut merupakan angka yang sudah disubsidi pemerintah. “Sebelum disubsidi jadinya sekitar Rp 30 ribuan lah, tapi kami menghitung secara keseluruhan bukan per penumpang. Biaya operasi berapa, pendapatan kita berapa, selisihnya itu yang ditanggung pemerintah,” ujar Purnomosidi.
Direktur Keselamatan dan Keamanan KAI John Robertho menegaskan, masyarakat tidak perlu meragukan operasional LRT Jabodebek nanti pada Agustus 2022. “Jangan ragu nanti kalua Agustus ini kita operasikan. Mudah-mudahan, pada Hari Kemerdekaan sudah bisa dioperasikan,” kata John.
John menjelaskan, nantinya LRT Jabodebek akan mengoperasikan sebanyak 31 trainset. Dalam satu trainset terdapat sebanyak enam kereta. “Headway atau waktu tunggu antarkereta untuk lintasan satu dan tiga enam menit. Nanti masuk ke Cawang dan Dukuh Atas menjadi tiga menit,” ujar John.
John mengatakan, akan ada 18 stasiun yang melayani operasional LRT Jabodebek. Jumlah perjalanannya akan ada sebanyak 560 perjalanan per hari dengan jalur sepanjang 43,8 kilometer (km).
John menyebutkan, satu kereta mampu menampung 123 penumpang atau 740 orang per satu train set dalam kondisi normal. Sementara, dalam kondisi padat dapat mengangkut hingga1.308 penumpang per satu train set atau 218 penumpang per kereta. “Mudah-mudahan nanti 17 Agustus bisa //launching// LRT Jabodebek,” ujar John.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.