Petugas mengecek dokumen calon jamaah umrah di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (8/1/2022). | Republika

Tajuk

Alarm Umrah

Indikator peningkatan kasus Covid-19 di sejumlah kawasan ini tentu menjadi alarm.

 

Kementerian Kesehatan membenarkan, 10 dari 87 jamaah umrah Indonesia yang dinyatakan positif Covid-19 berstatus kemungkinan terpapar varian baru omikron. Data tersebut meningkat ketimbang sebelumnya yang dinyatakan positif Covid-19 sebanyak 28 orang.

Sebanyak 28 jamaah tersebut merupakan perwakilan pimpinan agen perjalanan yang menjadi tim pendahulu keberangkatan umrah. Kementerian Agama menyatakan, 1.731 jamaah berangkat melalui Asrama Haji Embarkasi Pondok Gede, Jakarta.

Mereka terbagi dalam empat kelompok yang berangkat pada 8, 10, 12, dan 15 Januari 2022. Jamaah yang berangkat pada 8 Januari ini tiba di Tanah Air pada Senin (17/1).

Jumlah yang positif Covid-19 ini bertambah dari data sebelumnya. Perwakilan salah satu pimpinan travel umrah menyebutkan, 11 dari 25 orang tim pendahulu terpapar omikron. Sejak Senin setiba di Tanah Air, mereka menjalani karantina di Wisma Atlet.

Data terpapar Covid jamaah umrah yang bertambah ini menjadi alarm bahwa penularan terjadi saat mereka di Arab Saudi atau perjalanan ke Tanah Air. Di mana mereka terpapar Covid? Ini memang sedang ditelusuri Kementerian Agama. Sebab, berdasarkan kronologi pelaksanaan protokol kesehatan jamaah umrah di Saudi, semua prosedur dilakukan sangat ketat.

 
Data terpapar Covid jamaah umrah yang bertambah ini menjadi alarm bahwa penularan terjadi saat mereka di Arab Saudi atau perjalanan ke Tanah Air.
 
 

Sebanyak 414 jamaah umrah yang berangkat pada 8 Januari telah dites PCR dan hasilnya semua negatif Covid-19. Begitu pula saat mereka tiba di Saudi, 100 persen jamaah negatif Covid-19.

Sesuai prosedur Otoritas Bandara Saudi (GACA), jamaah umrah itu langsung dikarantina selama lima hari. Dikarenakan hasil PCR negatif jelang masa karantina berakhir, mereka diperkenakan melanjutkan ibadah umrah.

Tes PCR pun dilakukan sebelum kepulangan ke Indonesia. Lagi-lagi, semua jamaah umrah rombongan perdana itu negatif Covid-19. Hal mengejutkan, justru hasil tes PCR setiba di Tanah Air. Kebanyakan jamaah malah positif Covid-19.

Tentu perbedaan hasil tes PCR saat di Saudi dan setiba di Indonesia perlu diperdalam. Mengapa dan apa penyebab hasil tes yang berbeda. Ada banyak kemungkinan yang menjadi penyebab perbedaan hasil tes tersebut.

Apakah interaksi selepas umrah terakhir memungkinkan terjadi penularan saat mereka masih di Tanah Suci? Ataukah saat di bandara Saudi menuju Tanah Air? Apakah pula penularan terjadi selama di pesawat?

 
Apakah interaksi selepas umrah terakhir memungkinkan terjadi penularan saat mereka masih di Tanah Suci?
 
 

Semua spekulasi patut ditelusuri. Sebab, masa inkubasi varian omikron lebih singkat ketimbang varian sebelumnya, misalkan delta. Para pakar menyebut, varian omikron lebih cepat penularannya.

Penelusuran sangat penting untuk mengetahui sumber penularan Covid. Jika sudah dianalisis kemungkinan-kemungkinannya, pemerintah mesti membuat regulasi baru protokol kesehatan berdasarkan pengalaman jamaah umrah yang telah tertular ini.

Dengan harapan, jamaah umrah berikutnya tidak lagi tertular setiba mereka di Tanah Air. Mengingat, kasus Covid-19 di Saudi menunjukkan tren meningkat. Kementerian Kesehatan Arab Saudi melaporkan, 5.628 kasus Covid-19 baru pada Sabtu (15/1). Saudi menghadapi kenaikan kasus secara pesat dalam beberapa hari terakhir.

Tak hanya di Saudi, kenaikan kasus Covid-19 dialami sejumlah negara di kawasan Timur Tengah. Adapun peningkatan kasus yang drastis dialami negara di kawasan Eropa. Beberapa negara di wilayah Asia juga menunjukkan tren peningkatan kasus Covid-19.

Indikator peningkatan kasus Covid-19 di sejumlah kawasan ini tentu menjadi alarm bagi Saudi. Bila Saudi tak selektif mengizinkan negara yang dibolehkan menunaikan ibadah di Tanah Suci, bukan tak mungkin Saudi menjadi pusat penularan Covid-19 ke negara lain.

 
Fokus pada prokes yang dijalankan warga Indonesia saat di luar negeri adalah keniscayaan. Tak hanya untuk jamaah umrah.
 
 

Tentu, otoritas Saudi memperhitungkan hal ini. Tinggal bagaimana saat ini jamaah umrah dari beberapa negara itulah yang disiplin pada protokol kesehatan yang diterapkan Saudi.

Fokus pada prokes yang dijalankan warga Indonesia saat di luar negeri adalah keniscayaan. Tak hanya untuk jamaah umrah.

Imbauan Presiden Joko Widodo untuk tak bepergian ke luar negeri saat ini jika tidak karena kepentingan mendesak, patut  menjadi perhatian kita.

Kesehatan adalah aset berharga bagi siapa pun. Tak ada bekas kebahagiaan selama bepergian ke luar negeri itu jika sepulang ke Tanah Air membawa kedukaan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat