Ekonomi
Mitratel Bidik Laba Bersih Rp 1,6 Triliun
Mitratel menguasai 25 persen pangsa bisnis menara di Tanah Air.
JAKARTA — Kinerja PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel diyakini terus mengalami pertumbuhan pada 2022. Mitratel membidik laba bersih Rp 1,6 triliun dan pendapatan Rp 7,4 triliun pada tahun ini.
“Tentu saja, target-target ini sangat dinamis. Ketika nanti ada beberapa aksi-aksi organik maupun inorganik, kita coba sebaik mungkin untuk meraih target ini lebih tinggi lagi dibandingkan 2021,” kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Mitratel Ian Sigit Kurniawan saat konferensi pers di Jakarta, Senin (10/1).
Ian mengatakan, untuk target 2021 lalu Mitratel sejauh ini masih dalam tahap closing dan belum bisa dipaparkan. Mitratel optimistis pencapaian pada 2021 mampu mencapai target yang telah ditentukan.
Guna menjaga tren pertumbuhan pada 2022, anak usaha TelkomGroup ini pun telah menyiapkan sejumlah strategi. Pertama, Mitratel akan memperbesar kontribusi pertumbuhan bisnis organik dengan cara menggenjot layanan built to suit (B2S) dan kolokasi menara dari operator jaringan seluler (MNO) yang menjadi klien perusahaan.
Selanjutnya, emiten bersandi saham MTEL ini akan melanjutkan aksi merger dan akuisisi (M&A) aset menara dari PT Telekomunasi Selular (Telkomsel) maupun mengakuisisi saham perusahaan menara yang lebih kecil. Kemudian, Mitratel akan melakukan ekspansi dengan menyediakan beberapa layanan baru.
Saat ini Mitratel juga sedang mengembangkan portfolio layanan infrastruktur digital lengkap bagi operator. Pengembangan tersebut termasuk dengan melakukan fibersisasi menara. Selain itu, Mitratel juga mengaplikasikan infrastructure as a service sehingga bisa menyediakan jaringan IoT bagi pelanggan non-MNO.
“Kami juga melakukan ekspansi ke penyediaan small cells sehingga bisa memberikan solusi infrastruktur untuk pemanfaatan 5G,” ujar Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko atau yang akrap disapa Tedy.
Menurut Tedy, dengan kemampuan pendanaan, baik dari hasil initial public offering (IPO) senilai lebih dari Rp 18,8 triliun, serta leverage dan biaya utang terendah dibandingkan operator lainnya, Mitratel optimistis menyambut setiap peluang yang ada pada tahun ini.
Mitratel akan terus meningkatkan efisiensi belanja modal dan biaya operasional perusahaan sehingga bisa meningkatkan profitabilitas serta menambah arus kas.
Tedy menjelaskan, Mitratel juga akan mendukung pertumbuhan ekosistem digital Indonesia pada tahun ini. Menurut Tedy, tumbuh suburnya ekonomi digital suatu negara tidak lepas dari bertambahnya jumlah masyarakat digital, serta tersedianya infrastruktur digital yang mumpuni.
Sampai akhir September 2021 lalu, jumlah menara yang dikelola Mitratel ada sebanyak 28.076 unit. Uniknya, 57 persen atau 16.150 unit menara tersebut tersebar di luar Pulau Jawa.
Sementara, di Pulau Jawa saja, jumlah jaringan tower Mitratel tercatat mencapai 11.929 menara. Dengan tren pertumbuhan pengguna internet yang semakin menyebar ke seluruh Indonesia, Tedy meyakini, keberadaan menara Mitratel di luar Pulau Jawa bisa membantu ekspansi perusahaan perusahaan digital ke wilayah baru yang potensial.
Mitratel saat ini merupakan perusahaan menara telekomunikasi terbesar yang mengelola lebih dari 25 persen pangsa pasar bisnis menara di Indonesia. Teddy menyebut seluruh perusahaan telekomunikasi raksasa di Indonesia menggunakan jasa Mitratel, tidak hanya grup Telkom.
Pendapatan Mitratel tumbuh 14,6 persen (yoy) menjadi Rp 5 triliun pada kuartal III 2021. EBITDA tumbuh 28,3 persen (yoy) sebesar Rp 3,8 triliun dan net income tumbuh 246,4 persen (yoy) menjadi lebih dari Rp 1 triliun.
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk terus mendorong upaya Mitratel menjadi leading digital infrastructure company di regional melalui pengembangan portofolio bisnis fiber optik di Mitratel. Termasuk, percepatan konsolidasi tower TelkomGroup ke Mitratel untuk dapat segera terealisasi pada 2022.
“Langkah ini merupakan langkah strategis terkait percepatan pembentukan digital ecosystem di Indonesia,” kata Direktur Strategic Portfolio Telkom Budi Setyawan Wijaya.
Mitratel selaku anak usaha Telkom baru-baru ini berkolaborasi dengan PT Alita Praya Mitra dalam memperluas cakupan layanan serat optik secara nasional berupa pembangunan jaringan serat optik sepanjang 6.000 kilometer (km) di lima provinsi yang akan mendukung fiberisasi sekitar 1.500 unit menara Mitratel.
Selain menggandeng Alita, Mitratel juga telah memanfaatkan jaringan serat optik milik Telkom untuk melayani dan mengintegrasikan layanan kepada operator seluler.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.