Internasional
Dari Afghanistan ke AS, Kisah Perjalanan Bayi Sohail
Ketika Ahmadi berada di dalam bandara, mereka tidak menemukan bayi Sohail.
Sohail Ahmadi baru berusia dua bulan ketika ia hilang. Bayi laki-laki ini menjadi korban di tengah hiruk pikuk evakuasi di Afghanistan saat Taliban kembali berkuasa pada Agustus lalu.
Ayah Sohail, Mirza Ali Ahmadi, bekerja sebagai penjaga keamanan di kedutaan besar Amerika Serikat (AS). Ia masuk dalam daftar orang yang dievakuasi ke AS.
Awal November lalu, Ahmadi mengatakan kepada Reuters, dia menyerahkan Sohail melalui pembatas tembok bandara kepada seorang tentara berseragam yang dia yakini sebagai orang Amerika sambil mengevakuasi istri dan keempat anaknya yang lain. Ahmadi berharap, Sohail dapat kembali diserahkan saat dirinya ada dalam bandara.
Namun, tiba-tiba pasukan Taliban mendorong kerumunan sehingga Ahmadi, istrinya, dan empat anak mereka yang lain masuk ke dalam. Tetapi, ketika Ahmadi berada di dalam bandara, mereka tidak menemukan bayi Sohail.
Ahmadi dan istrinya, Suraya, dibalut rasa putus asa. Namun, beberapa pejabat memberitahu, kemungkinan putranya akan dibawa ke AS secara terpisah dan nanti dipersatukan kembali. Tanpa Sohail, Ahmadi dan keluarganya pun terbang ke AS.
Ditemukan tergeletak
Sementara itu, seorang sopir taksi berusia 29 tahun bernama Hamid Safi sedang menyelinap melewati gerbang bandara Kabul. Ia baru saja mengantar keluarga saudara laki-lakinya yang akan dievakuasi.
Safi menemukan Sohail yang tergeletak di tanah. Ia tidak bisa menemukan orang tuanya. Dia kemudian membawa Sohail pulang. Safi sendiri sudah memiliki tiga orang anak.
"Saya menjaga bayi ini. Jika keluarganya ditemukan, saya akan mengembalikannya kepada mereka. Jika tidak, saya akan membesarkannya sendiri," kata Safi kepada Reuters.
Safi kemudian menamakan bayi itu, Mohammad Abed. Ia pun mengunggah foto Sohail bersama ketiga anaknya di Facebook.
Kabar itu sampai ke telinga Ahmadi, ayah Sohail. Ia lalu meminta kerabatnya di Afghanistan untuk menemukan Sohail. Ayah mertuanya, Mohammad Qasem Razawi, yang tinggal di Provinsi Badakhshan turun tangan.
Razawi melakukan perjalanan dua hari dua malam ke Kabul sambil membawa hadiah, termasuk domba, kenari, dan pakaian untuk Safi dan keluarganya. Tapi, Safi menolak melepaskan Sohail.
Safi bersikeras, dia juga ingin dievakuasi dari Afghanistan bersama keluarganya. Namun, Safi dan keluarganya tidak termasuk daftar orang yang dievakuasi.
Merasa kehabisan pilihan, Razawi menghubungi polisi setempat untuk melaporkan penculikan. Safi menampik tudingan itu. Ia mengatakan kepada polisi bahwa dia merawat bayi itu, bukan menculiknya.
Polisi setempat akhirnya membantu negosiasi. Razawi mengatakan, keluarga Sohail setuju memberikan kompensasi kepada Safi sekitar 100 ribu Afghani atau setara 950 dolar AS untuk biaya yang dikeluarkan selama lima bulan merawat bayi itu. Setelah lebih dari tujuh pekan, Safi akhirnya luluh dan menyerahkan Sohail kembali kepada sang kakek.
"Dengan kesepakatan kedua belah pihak, bayi itu diserahkan kepada kakeknya,” kata kepala polisi setempat, Hamid Malang.
Razawi mengatakan, Safi dan keluarganya sedih harus melepas Sohail. "Saya berterima kasih kepada keduanya karena telah menyelamatkan seorang anak di bandara," kata Razawi.
Rasa bahagia membuncah ketika Sohail "dipertemukan" dengan orang tuanya melalui panggilan video. Keluarga Ahmadi kini sudah bermukim di Michigan, AS.
Perlu perjalanan panjang hingga akhirnya Sohail kembali ke dalam dekapan kerabatnya. Kisah ini dilaporkan Reuters pada edisi Sabtu (8/1).
"Kami harus mengembalikan bayi itu kepada ibu dan ayahnya. Ini satu-satunya tanggung jawab saya," ujar kakek Sohail.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.