Bodetabek
Pemkot Bogor Desak Kemenhub Bangun Stasiun Sukaresmi
Pemkot Bogor menilai Stasiun Sukaresmi dapat mendongkrak pariwisata.
BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor kembali mendesak Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk segera membangun Stasiun Sukaresmi di Jalan Arteri, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Apalagi, PT Kereta Api Indonesia (KAI) telah membuatkan Detail Engineering Design (DED) dari Stasiun Sukaresmi.
Kepala Bappeda Kota Bogor Rudy Mashudi mengatakan, pada 2020 Kemenhub akan menganggarkan pembangunan Stasiun Sukaresmi. Namun, pembangunan stasiun ini batal terlaksana karena anggaran Kemenhub terkena kebijakan refocusing dari Pemerintah Pusat, dan dialihkan ke kegiatan yang lebih prioritas.
Meski demikian, melihat kondisi saat ini mulai stabil, Pemkot Bogor meminta rencana pembangunan Stasiun Sukaresmi dapat dilaksanakan pada tahun ini. “Nah, sekarang kami minta Pemerintah Pusat membangunkan (Stasiun Sukaresmi), karena kami sudah berkontribusi lahan dan jalan, itu tidak sederhana dan tidak murah. Kita minta 2022 sudah ada aksi (pembangunan),” ujar Rudy, Jumat (7/1).
Dia menjelaskan, ada opsi lain untuk membangun Stasiun Sukaresmi tanpa mengharapkan anggaran dari Pemerintah Pusat, yaitu dengan APBD Kota Bogor atau melibatkan swasta dalam pembangunan ini.
Namun, anggaran Kota Bogor terbatas. Sementara itu, transportasi di Kota Bogor tidak bisa berdiri sendiri, apalagi kewenangan kereta api berada di Pemerintah Pusat. Karena itu, pihaknya masih mengharapkan pembangunan Stasiun Sukaresmi dapat dianggarkan Kemenhub.
“Kita minta dibangunkan karena beban lalu lintas kota sudah cukup berat. Kita juga ingatkan sudah pernah bikin surat (permintaan membangun Stasiun Sukaresmi) ke mereka tiga kali (terakhir 6 Desember 2021), kita ingatkan lagi sekarang,” tuturnya.
Saat ditanya apakah sudah ada tanggapan terkait usulan pembangunan Stasiun Sukaresmi dari Kemenhub, Rudy mengaku, belum menerimanya secara tertulis. Namun, dukungan secara lisan sudah disampaikan BPTJ hingga Dirjen Perkeretaapian.
Belum lagi, lanjutnya, berdasarkan data yang di dapat dari Kepala Stasiun Bogor, rata-rata penumpang harian di Stasiun Bogor menyentuh 90 ribu orang per harinya. Apabila, pengembangan kota ini tidak diantisipasi sejak jauh-jauh hari, pusat Kota Bogor diperkirakan bisa lumpuh dengan perkembangan mobilitas warga yang ke satu titik.
Rudy juga memaparkan, jarak antarstasiun di Kota Bogor tidak ideal, yakni jarak antara Stasiun Cilebut dan Stasiun Bogor memiliki panjang 7 kilometer. Sementara itu, dari standar perkotaan jarak stasiun satu ke stasiun lainnya maksimal 1,5-2 kilometer. “Pembangunan Stasiun Sukaresmi ini bisa memecah pergerakan orang,” ujarnya.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan, lahan seluas 2 hektare di kawasan tersebut sudah dibebaskan oleh Pemkot Bogor. Dia berharap, ada tindak lanjut dari rencana pembangunan yang sudah ada sejak 2016 ini.
“Harapan kami setelah memiliki aset yang diperuntukkan Stasiun Sukaresmi ini, pihak pemerintah pusat dapat menindaklanjuti dengan pembangunan lanjutan,” ucapnya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.