Jakarta
Pemprov DKI Klaim Harga Pangan Pasti Rendah
Operasi pangan akan dilakukan pihak Pemprov DKI Jakarta pada pekan depan.
JAKARTA -- Harga pangan di Jakarta masih rendah. Peran Satgas Pandan dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yang menjaga pengawasan pangan di lapangan, menjadi salah satu penyebab harga pangan di Ibu Kota, stabil.
“Kalau harga ada di kawan-kawan PP KUKM, tapi sejauh ini pasti harganya rendah setelah operasi pangan,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (DKPKP) DKI Jakarta, Suharini Eliawati, saat rapat kerja di DPRD DKI, Kamis (6/1).
Menurutnya, operasi pangan bisa dilakukan pihaknya pada pekan depan. Dia menampik, ada mafia pangan yang terlibat dengan adanya kenaikan harga pada saat libur Natal dan Tahun Baru.
"Dengan adanya pengawasan satgas pangan, tidak ada pemain yang akan memengaruhi harga pangan," ucap Eli sapaan Kepala DKPKP DKI Jakarta itu.
Menyangkut langkah menjaga kestabilan pangan, Eli mengatakan, jika hal tersebut mengacu pada ilmu ekonomi tentang permintaan dan penawaran. Kendati demikian, hal serupa disebutnya tidak akan berlaku pada minyak goreng.
“Karena dari bahan baku CPO itu kita masih melakukan impor, tapi yuk jangan buat masyarakat gundah seperti itu,” kata dia.
Dia menyebut, sejauh ini stok pangan juga aman. Bahkan, kata dia, khusus cabai, bawang merah dan lainnya sudah turun jauh dibandingkan Natal kemarin. “Dan, daging yang kita biasa bilang adalah untuk sop-sopan atau tetelan, itu sudah turun juga,” jelas dia.
Eli menegaskan, dia tidak bisa memprediksi hingga kapan penurunan itu terjadi. Namun demikian, kata dia, setiap pangan dari hasil bumi akan terus berangsur turun.
Berdasarkan pantauan harga di laman info pangan DKI Jakarta, rerata harga minyak goreng per Kamis (6/1) ada di angka Rp 19.670 per kg. Di waktu yang sama, harga cabe merah keriting ada di angka Rp 41.021 per kg. Sedangkan, untuk ayam negeri Rp 38.133 dan telur ayam negeri ada di angka Rp 28.627 per kg.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Ismail, mengonfirmasi, ketersediaan beberapa pangan yang memang masih luas. Utamanya beras yang disebut dia jauh dari kata aman. “Tapi, yang lain, cabai rawit, telur dan lainnya sangat tipis sekali. Di ambang batas,” keluh Ismail.
Dia menyebut, kelangkaan pangan yang sempat terjadi itu sebenarnya memang alasan biasa. Padahal, hal itu diklaimnya bisa diantisipasi dengan menyediakan stok dan mengarahkan anggaran belanja sembako khusus momentum.
Anggota Komisi B DPRD DKI lainnya dari fraksi NasDem, Hasan Basri Umar, meminta agar kenaikan harga bisa dikekang secepat mungkin. Menurut dia, jangan sampai dua bulan menjelang Bulan Suci Ramadhan ini, harga pangan kembali naik dan ketersediaannya yang kurang.
Khusus daging, kata dia, memang bisa mendapat harga impor murah dari negara asal. Kendati demikian, ongkos kapal dan izin yang berbelit bisa membuat harga tersebut menjadi mahal.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.