Tajuk
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Kita harus bersiap-siap mengandalkan pasar dalam negeri sebagai penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional tahun depan.
Pandemi Covid-19 telah memorak-porandakan ekonomi. Tidak hanya Indonesia yang terjerembap dalam resesi ekonomi. Negara-negara lain yang selama ini dikenal sebagai raksasa ekonomi dunia ikut mencicipi kondisi pahit ini.
Berbagai upaya yang dilakukan sejumlah negara untuk menekan penyebaran wabah Covid-19 selama ini tidak ada satu pun yang berhasil 100 persen. Negara-negara yang melakukan lockdown total agar wabah Covid-19 tidak meluas dengan mengorbankan aktivitas ekonomi, nyatanya saat ini belum bisa benar-benar bebas dari virus yang pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Cina.
Lamanya periode wabah Covid-19 menjadi penyebab utama negara-negara di muka bumi ini kesulitan membangkitkan ekonomi seperti sebelum wabah menyerang. Dua tahun lebih sejak virus korona pertama kali ditemukan pada akhir 2019, sampai saat ini belum juga berakhir. Apalagi kemudian, varian virus korona terus bermutasi. Tiap-tiap negara mengalami beberapa gelombang serangan, yang menyebabkan kebangkitan ekonomi menjadi tertahan, bahkan ada yang tertunda sama sekali.
Ekonomi Indonesia juga termasuk negara yang mengalami hambatan ketika berupaya bangkit. Namun, pemerintah tetap optimistis. Apalagi, kemudian indikator ekonomi nasional pada 2021 mengalami peningkatan dibanding pada tahun sebelumnya.
Ekonomi Indonesia juga termasuk negara yang mengalami hambatan ketika berupaya bangkit. Namun, pemerintah tetap optimistis. Apalagi, kemudian indikator ekonomi nasional pada 2021 mengalami peningkatan dibanding pada tahun sebelumnya.
Bahkan, dalam jumpa pers akhir tahun, Kamis (30/12), Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan, perekonomian Indonesia kembali dalam tren pemulihan pada akhir tahun ini setelah dihantam pandemi Covid-19 sejak awal tahun 2020. Tahun depan, pertumbuhan ekonomi nasional diproyeksi kembali naik hingga menyamai situasi sebelum pandemi.
Airlangga menyampaikan, ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2021 diperkirakan tumbuh di atas 5 persen. Jika itu tercapai, pertumbuhan sepanjang tahun ini akan berada pada kisaran 3,7 persen-4 persen. Karena itu, pertumbuhan ekonomi sudah masuk di jalur positif. Dari sisi permintaan sudah positif, begitu juga dari segi suplai yang terus bertumbuh.
Optimisme Airlangga bukan ungkapan belaka. Ia menuturkan, data hingga November 2021, PMI manufaktur Indonesia berada di level 53,9 poin atau dalam level ekspansi. Purchasing Managers' Index atau PMI adalah indikator ekonomi yang dibuat dengan melakukan survei terhadap sejumlah purchasing manager di berbagai sektor bisnis.
Angka indeks PMI tinggi menunjukkan optimisme pelaku sektor bisnis terhadap prospek perekonomian ke depan. Geliat industri itu juga ditunjukkan dari capaian ekspor yang tinggi sepanjang tahun ini. Di samping ekspor yang tinggi, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dalam negeri pada November, mencapai 118,5, meningkat dari bulan sebelumnya.
Dengan beberapa indikator ekonomi yang positif pada 2021, sangat wajar bila pemerintah optimistis ekonomi Indonesia benar-benar pulih pada 2022. Masalahnya, indikator-indikator positif tersebut seakan tidak berarti dalam kondisi wabah Covid-19 yang belum selesai ini.
Apalagi, kita juga pernah merasakan di kuartal ketiga 2021, laju pertumbuhan ekonomi sangat terpengaruh oleh serangan gelombang kedua wabah Covid-19 lewat varian delta.
Apalagi, kita sama-sama tahu saat ini varian omikron sedang melanda berbagai negara di Eropa, Amerika, Afrika, dan Asia. Di sejumlah negara Eropa dan Amerika, kasus positif harian justru sedang mencapai rekor tertinggi sejak pertama kali virus korona ditemukan. Di Amerika Serikat, kasus harian di Rabu (29/12) mencapai 265.427 orang. Sedangkan di Prancis juga mencapai rekor tertinggi dengan kasus harian di atas 200 ribu. Hal itu memaksa sejumlah negara Eropa kembali melakukan pembatasan aktivitas ekonomi.
Kita bersyukur, saat ini jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia masih terkendali di bawah 500 orang. Karena itu, target pertumbuhan ekonomi pada 2022 seakan menjadi masuk akal. Namun, kita harus waspada karena varian omikron juga sudah masuk ke Indonesia sejak dua pekan terakhir ini. Apalagi, kita juga pernah merasakan di kuartal ketiga 2021, laju pertumbuhan ekonomi sangat terpengaruh oleh serangan gelombang kedua wabah Covid-19 lewat varian delta.
Kalaupun kita mampu mengatasi varian omikron sehingga tidak mewabah, laju pertumbuhan ekonomi nasional pada 2022 sangat mungkin tidak berjalan mulus. Terutama bila sejumlah negara yang menjadi tujuan ekspor kita mengalami masalah ekonomi akibat kembali merebaknya wabah Covid-19. Untuk itu, kita harus bersiap-siap mengandalkan pasar dalam negeri sebagai penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional tahun depan.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.