Internasional
WHO: Risiko Masih Amat Tinggi
Thailand mewaspadai klaster penyebar
BERLIN -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, Selasa (28/12), jumlah kasus Covid-19 secara global pada 20--26 Desember naik 11 persen dibanding pekan sebelumnya. Kenaikan terbanyak dialami di benua Amerika.
"Risiko secara keseluruhan terkait varian baru omikron masih tetap sangat tinggi," kata WHO dalam pernyataannya. WHO juga menyatakan, ada bukti yang menunjukkan kasus omikron terus berkembang menyusul kasus delta.
WHO mengakui bahwa ada laporan penurunan kasus di Afrika Selatan, tempat varian omikron pertama kali ditemukan. Laporan awal dari Afrika Selatan, Inggris, dan Denmark menyebutkan, penderita sakit akibat omikron memiliki risiko lebih rendah untuk dirawat di rumah sakit.
Namun, kata WHO, masih diperlukan lebih banyak data untuk memahami tanda-tanda keparahan akibat omikron. Tanda-tanda itu antara lain tingkat pemakaian oksigen, penggunaan ventilator, dan angka kematian. Data lain yang belum jelas adalah sejauh mana vaksinasi atau infeksi Covid-19 sebelumnya berdampak pada penderita omikron.
Laporan pekanan WHO yang dirilis Selasa menunjukkan, kenaikan kasus 11 persen berarti ada penambahan 4,99 juta kasus baru di seluruh dunia. Dari jumlah itu, benua Amerika menghadapi kenaikan 39 persen atau 1,48 juta kasus dari angka sebelumnya. Artinya, ada 144,4 kasus di antara 100 ribu jiwa. Di Amerika Serikat, penambahan kasus dalam kurun waktu yang sama mencapai mencapai 1,18 juta.
Kenaikan kasus di Eropa mencapai separuh dari kenaikan total, yaitu 2,84 juta kasus baru. Tingkat infeksinya mencapai 304,6 kasus baru per 100 ribu jiwa.
Sementara itu kasus omikron di sebagian besar wilayah Asia masih rendah dibanding Eropa dan Amerika. Namun, Asia berancang-ancang untuk mengantisipasi kenaikan kasus. Kewajiban karantina bagi pengunjung dan pemakaian masker dinilai membantu menekan laju penularan Covid-19.
Namun, kasus masih terus bertambah di Asia. Para ahli mengatakan, waktu dalam beberapa bulan mendatang adalah tahap yang kritis.
"Saat penularan melaju, kenaikan kasus akan amat sangat cepat," kata Dr Shigeru Omi, penasihat kesehatan terkemuka untuk Pemerintah Jepang.
Yunani telah meningkatkan pembatasan baru. Menteri Yunani Thanos Plevris mengatakan, mulai 3 Januari, perlindungan tinggi atau masker ganda diwajibkan di pasar swalayan, transportasi umum, dan fasilitas lainnya.
Saat berita ini ditulis, Korea Selatan dilaporkan menghadapi lebh dari 500 kasus omikron. Sedangkan kasus omikron di Jepang telah melebihi 300 orang.
Thailand dilaporkan menghadapi sekurangnya 740 kasus omikron. Namun, pada Rabu, pemerintah memperingatkan kemungkinan kenaikan kasus setelah ada insiden super spreader atau penyebar super.
Klaster ini terjadi pada Natal lalu dan berasal dari pasangan yang baru saja bepergian dari Belgia. Keduanya mengunjungi sejumlah bar, konser, dan juga pasar. Pejabat lembaga kesehatan Thailand, Opas Karnkawinpong, menyebutkan bahwa di salah satu bar yang dikunjungi pasangan tersebut, keadaan penuh sesak dan ventilasinya tidak bagus.
Efektivitas Sinovac
Hasil penlitian Hong Kong University menunjukkan, vaksin Sinovac tidak cukup mendongkrak produksi antibodi untuk melawan Covid-19 varian omikron. Keterangan tertulis universitas tersebut pada Rabu (29/12), menyebutkan, efektivitas Sinovac tetap rendah meski dilengkapi dengan suntikan booster.
Sinovac belum menanggapi permintaan komentar yang diajukan Associated Press. Namun, Cina yakin bahwa vaksin mereka masih efektif. "Vaksin kami masih tetap bisa diandalkan dan mendorong sejumlah antigen. Jadi, bukan berarti (Sinovac) tidak efektif sama sekali melawan omikron," kata Zhong Nanshan, seorang dokter pemerintah Cina, di sebuah forum terbuka.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.