Khazanah
Peran Muhammadiyah Tangani Pandemi Diapresiasi
Muhammadiyah merupakan kontributor terbesar kampanye vaksinasi dari ormas Islam.
JAKARTA – Pemerintah mengapresiasi peran Muhammadiyah dalam membantu negara menangani pandemi Covid-19. Salah satu ormas Islam terbesar di Tanah Air ini telah ikut menyelesaikan berbagai persoalan terkait pandemi, mulai dari penanganan infeksi Covid-19, jaring pengaman sosial hingga pemulihan ekonomi masyarakat.
“Atas nama pemerintah, saya mengucapkan banyak terima kasih atas seluruh dedikasi, pengorbanan dari seluruh kekuatan jajaran Muhammadiyah,” kata Menko Pembangunan Masyarakat dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dalam agenda virtual bertajuk “Refleksi Dua Tahun Pandemi: Peran dan Kontribusi Muhammadiyah dalam Penanganan Pandemi Covid-19”, Selasa (28/12).
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) dan Pusat Studi Muhammadiyah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Menurut Muhadjir, Indonesia terbilang sukses dalam menangani pandemi. Ia menyebut, angka kasus harian saat ini terus melandai dengan rata-rata 90-250 kasus per hari. Angka positivity rate saat ini juga rendah, yakni berkisar 0,1-0,2 persen, berbanding terbalik dengan tahun lalu yang mencapai 13,4 persen.
“Ini kondisi yang sekarang harus kita syukuri, kondisi kita mungkin yang paling rendah di dunia,” ujar dia.
Keberhasilan pemerintah, menurut Muhadjir, adalah berkat penerapan konsep pentahelix, yakni keterlibatan lima elemen strategis secara gotong-royong. Di antaranya, pemerintah, swasta, perguruan tinggi, lembaga sosial keagamaan, dan media massa.
Dalam pentahelix itu, menurut dia, Muhammadiyah berperan penting melalui dua sektor, yakni sebagai lembaga sosial keagamaan dan perguruan tinggi beserta amal usaha lainnya seperti rumah sakit.
Dalam forum yang sama, Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nasir saat menyampaikan keynote speech mengatakan, kegiatan refleksi ini ditujukan sebagai apresiasi bagi Muhammadiyah bersama seluruh komponen bangsa dalam menghadapi pandemi Covid-19. Menurut dia, sejak awal pandemi, Muhammadiyah telah bergerak cepat mengerahkan potensinya.
Bahkan, Muhammadiyah mampu menjadi contoh dalam membangun kesadaran masyarakat menghadapi pandemi Covid-19. “Muhammadiyah bersama komponen bangsa lainnya ketika menghadapi Covid-19 sebagai musibah terbesar, berusaha membuktikan diri sebagai gerakan Islam yang hadir memberi solusi,” ujar Haedar.
Dalam hal ini, kata dia, ada tiga peran strategis yang dilakukan Muhammadiyah dalam membangun dan menghasilkan kesadaran terhadap persoalan ini, yaitu: bimbingan agama, pelayanan kesehatan, dan sosial ekonomi.
Di bidang pelayanan kesehatan misalnya, Haedar menerangkan, pandemi ini telah memaksa tenaga medis untuk berjuang dan mempertaruhkan nyawa menjadi garda terdepan sekaligus terakhir dalam menangani pandemi. Pandemi ini juga memberi penyadaran bahwa sistem kesehatan Indonesia masih sangat perlu dibenahi dan dimaksimalkan.
“Karena sistem kesehatan kita tidak cukup tangguh untuk menghadapi pandemi yang dahsyat ini, terakhir ketika intensitas kasus harian begitu tinggi dan kita kekurangan oksigen, itu saja sudah sangat sulit padahal itu satu komponen saja,” ujarnya.
Vaksinasi sudah mencapai lebih dari 650 ribu orang dan menjadikan Muhammadiyah sebagai kontributor terbesar kampanye vaksinasi dari ormas Islam.
Sementara itu, Ketua MCCC, Agus Samsudin, mengatakan, MCCC telah menjangkau lebih dari 45 juta orang, atau 15 persen dari total populasi penduduk Indonesia, dalam program penanggulangan Covid-19 selama dua tahun terakhir. Program penanggulangan tersebut dibagi menjadi lima sektor, yaitu pengorganisasian, kegawatdaruratan, kerja sama, vaksinasi, dan digitalisasi.
“Kita sudah membentuk organisasi di 32 wilayah dalam satu komando, dan bekerja sama dengan lintas instansi,” ujar Agus.
“Vaksinasi sudah mencapai lebih dari 650 ribu orang dan menjadikan Muhammadiyah sebagai kontributor terbesar kampanye vaksinasi dari ormas Islam,” lanjut dia.
Program ini, kata dia, telah mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak, baik dalam maupun luar negeri. Dia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dan berkontribusi dalam kegiatan MCCC.
“Kami telah mendokumentasikan seluruh kegiatan yang dilakukan, bukan hanya dalam dokumentasi, tapi juga buku dan jurnal ilmiah.”
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.