Internasional
Israel akan Tambah Pemukim Yahudi di Golan
Israel akan melipatgandakan jumlah pemukim Yahudi di wilayah pendudukan di Dataran Tinggi Golan.
TEL AVIV -- Israel akan meningkatkan jumlah pemukim Yahudi di wilayah pendudukan di Dataran Tinggi Golan sebanyak dua kali lipat. Perdana Menteri Israel Naftali Bennett berencana menggelontorkan anggaran sebesar jutaan dolar untuk mengkonsolidasikan penguasaan Israel di wilayah yang direbutnya dari Suriah itu lebih dari 50 tahun yang lalu.
"Seiring keputusan melipatgandakan jumlah warga (Israel) di Golan dalam beberapa tahun mendatang, artinya ada penambahan 23 ribu warga di sana di kawasan itu," kata Bennett dalam pernyataan tertulisnya, Ahad (26/12).
Untuk mewujudkan rencana itu, Israel akan membangun dua permukiman Golan. Berdasarkan cetak biru yang disetujui kabinet dalam rapat pekanan tentang Golan, sekitar 7.300 unit permukiman akan dibangun di Katzrin. Katzrin adalah permukiman utama Israel di Golan, yang didiami oleh komunitas kecil Yahudi.
Sekitar 25 ribu pemukim Israel tinggal di Dataran Tinggi Golan, bersama dengan sekitar 23 ribu suku Druze, yang tetap tinggal di tanah itu setelah direbut oleh Israel.
"Ini momen kita. Ini adalah momen Dataran Tinggi Golan. Setelah bertahun-tahun yang panjang dan statis dalam hal cakupan pemukiman, tujuan kami hari ini adalah menggandakan pemukiman di Dataran Tinggi Golan,” ujar Bennett, dilansir Aljazirah.
Bennett mengatakan, investasi baru di Dataran Tinggi Golan didorong oleh pengakuan pemerintahan Amerika Serikat saat dipimpin Donald Trump atas kedaulatan Israel pada 2019. AS adalah negara pertama yang mengakui kedaulatan Israel atas wilayah tersebut. Selain itu, ada indikasi bahwa pemerintahan Presiden AS Joe Biden tidak akan menentang keputusan itu.
"Tak perlu diperdebatkan lagi, bahwa Dataran Tinggi Golan adalah milik Israel," kata Bennett di hadapan kabinetnya.
"Kenyataannya pemerintahan Trump mengakuinya, dan kenyataannya pemerintahan Biden menjelaskan bahwa tidak akan ada perubahan dalam kebijakan tersebut, ini penting," ujarnya.
Setelah pelantikan presiden pada Januari, pada Februari Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, Goland tetap menjadi kepentingan bagi keamanan Israel. "Soal hukum adalah hal berbeda dan seiring waktu, jika situasinya berubah di Suriah, barulah itu akan kita tinjau, namun itu masih jauh," kata Blinken kepada CNN saat itu.
Israel merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah dalam perang Timur Tengah 1967. Kemudian Israel mencaplok wilayah seluas 1.200 kilometer persegi itu pada 1981.
Komunitas internasional menganggap pencaplokan Golan ilegal dan tidak sejalan dengan hukum internasional. Suriah juga menuntut wilayah itu dikembalikan kepada mereka. Golan yang berlokasi strategis, berada di dataran tinggi yang menghadap Lebanon dan berbatasan dengan Yordania.
Bennett mengatakan, konflik yang saat ini terjadi di Suriah dapat menjadi alasan bagi Israel untuk mengendalikan Dataran Tinggi Golan dan dapat diterima oleh sekutu internasionalnya.
Israel telah lama berargumen bahwa wilayah yang penting secara strategis dan bertujuan praktis telah sepenuhnya terintegrasi ke dalam Israel sejak direbut dari Suriah. Israel berpendapat, kendali dataran tinggi strategis diperlukan sebagai perlindungan dari Iran dan sekutunya di Suriah.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.