Nasional
Penelitian: Perempuan Lebih Cepat Adaptasi Teknologi Digital
Perempuan masih punya peluang untuk ditingkatkan dalam sisi partisipasi pelaku ekonomi.
JAKARTA – Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lembaga UKM Indonesia menunjukkan bahwa para pelaku usaha perempuan lebih cepat dalam beradaptasi dengan teknologi digital. Selain itu, perempuan lebih berkenan dalam mengurus formalisasi usahanya dibandingkan laki-laki.
"Dalam kondisi pandemi seperti ini, sebanyak 47 persen perempuan pelaku usaha yang mengakses marketplace meningkat dari sebelum pandemi sekitar 32 persen. Ini membuktikan perempuan bisa membaca peluang dari teknologi," kata Asdep Peningkatan Partisipasi Lembaga Profesi dan Dunia Usaha Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat Kementerian PPPA Eko Novi, Rabu (22/12).
Pelaku usaha laki-laki yang memanfaatkan lokapasar dalam menjalankan usahanya sebanyak 25 persen sebelum pandemi dan menjadi 40 persen pada saat pandemi Covid-19. Kendati demikian, partisipasi perempuan dalam ekonomi masih jauh jika dibandingkan dengan kaum laki-laki.
"Namun secara umum partisipasi perempuan dalam aktivitas perekonomian masih jauh lebih rendah daripada laki-laki, sekitar 53 persen berbanding 83 persen," katanya.
Novi berpendapat perempuan masih punya peluang untuk ditingkatkan dalam sisi partisipasi pelaku ekonomi lantaran telah memiliki akses yang cukup tinggi terhadap teknologi, yaitu 44,86 persen. "Perempuan dan teknologi merupakan sebuah kombinasi yang kuat untuk menghasilkan perubahan pada dunia, yaitu melalui akses pendidikan, mengumpulkan informasi, serta mengembangkan potensi," kata Novi.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, selama pandemi Covid-19, perempuan tidak hanya berperan dalam membantu pengelolaan ekonomi, melainkan juga melindungi keluarga. Ia mengatakan, para perempuan yang sudah menikah dan memiliki anak berkontribusi dalam perlindungan keluarga dari sebaran virus korona.
"Selain sebagai ibu, ibu juga berperan sebagai teman dan juga guru bagi anak-anak lantaran kebijakan belajar dari rumah secara daring," kata Khofifah.
Namun, perempuan juga masih belum mendapatkan rasa aman dari ancaman kekerasan seksual pada peringatan Hari Ibu. Hal itu tercermin dari ratusan ribu kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dalam periode satu tahun saja.
"Pada 2021 ini perempuan Indonesia belum mendapatkan rasa aman dari ancaman kekerasan, terutama kekerasan seksual yang bisa terjadi di berbagai ranah kehidupan, baik itu di ranah personal dan rumah tangga, di tempat kerja, di lembaga pendidikan, serta di komunitas," kata Ketua Komnas Perempuan, Andy Yentriyani.
Catatan Tahunan Komnas Perempuan 2021 merekam bahwa sepanjang tahun 2020 terjadi 299.991 kasus kekerasan terhadap perempuan yang dilaporkan ke berbagai lembaga pengada layanan. Sebanyak 45,6 persen di antaranya kekerasan seksual di ranah publik dan 17,8 persen berupa kekerasan seksual di ranah personal/KDRT.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.