Nasional
Nataru tanpa Penyekatan
Kenaikan kasus selalu terjadi setiap kali ada momentum libur panjang.
JAKARTA — Polri memastikan tak akan ada penyekatan arus lalu lintas selama libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru). Kendati ada kelonggaran mobilitas selama masa libur Nataru, masyarakat diminta untuk tetap waspada dan disiplin menjalankan protokol kesehatan (prokes) pencegahan Covid-19.
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Humas Mabes Polri Komisaris Besar (Kombes) Ahmad Ramadhan mengatakan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit sudah menerbitkan surat telegram ke seluruh kepala satuan kepolisian wilayah (kasatwil) tentang peraturan selama kegiatan Nataru. Ada sekitar 18 perintah Kapolri dalam telegram tersebut.
“Tidak ada penyekatan pada arus-arus jalan, arus mudik, atau arus balik,” kata Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta, pada Rabu (22/12).
Ramadhan mengatakan, Kapolri dalam telegramnya juga memerintahkan para kasatwil berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 di wilayah masing-masing untuk menyiapkan dan mendirikan posko-posko, serta tempat-tempat isolasi terpusat di wilayah tujuan mudik dan juga di wilayah tujuan balik. Meskipun dalam telegram tersebut Kapolri juga tetap mengimbau warga untuk tidak mudik selama liburan Nataru.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito sebelumnya mengatakan, kenaikan kasus selalu terjadi setiap kali ada momentum libur panjang. Karenanya, libur Nataru kali ini harus menjadi kewaspadaan bersama. “Data menunjukkan bahwa Indonesia belum pernah berhasil melewati periode libur panjang tanpa mengalami kenaikan kasus,” ujar Wiku.
Wiku mengingatkan, selain periode libur Nataru, Indonesia juga menghadapi varian omikron yang saat ini sudah terdeteksi di Tanah Air. Ia meminta kerja sama dari seluruh elemen masyarakat untuk mendukung kebijakan pengendalian Covid-19 dengan menerapkan prokes secara ketat dan mengurangi mobilitas saat Nataru.
Polda Jawa Tengah bakal memperketat pemeriksaan dan pendataan pemudik di wilayahnya masing-masing. Kapolda Jawa Tengah, Irjen Ahmad Luthfi, mengatakan, langkah antisipasi ini penting dilakukan, mengingat sebagian masyarakat Jawa Tengah dari luar daerah telah melakukan aktivitas mudik atau pulang ke kampung halamannya masing-masing sebelum masa libur Nataru.
Terhadap para pemudik tersebut, kata kapolda, telah dilakukan pengecekan kesehatan dan pendataan terkait berapa lama mereka bakal berada di kampung halamannya saat melaksanakan mudik pada momentum Nataru kali ini. Sehingga, siapa pun yang datang di wilayah tersebut telah didata dan dicatat dan bahkan juga dilaporkan ke Pos PPKM.
“Semua terlibat dalam pendataan mulai dari Babinsa TNI, Bhabinkamtibmas Polri, serta perangkat desa dan pemangku lingkungan melaksanakan pendataan terhadap setiap pendatang yang masuk ke wilayahnya,” kata Luthfi.
Polresta Bogor Kota berencana kembali menerapkan sistem ganjil-genap kendaraan bermotor di Kota Bogor, untuk menekan mobilitas masyarakat dan potensi penyebaran Covid-19 pada libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Namun sistem ganjil-genap ini akan dilakukan secara situasional.
Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, mengatakan, ganjil-genap pada kendaraan bermotor akan diterapkan melihat kondisi arus lalu lintas. “Kalau memang arus lalulintas pada saat Nataru padat, kami akan langsung berlakukan ganjil-genap,” ujar Susatyo.
Polresta Bogor Koga juga akan menerapkan kebijakan wajib vaksin di kawasan wisata. Jika diketahui belum divaksin, wisatawan akan divaksin di tempat.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur, Sutrisno meminta masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan prokes dalam upaya mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 menjelang Nataru. Kewaspadaan dalam menghadapi Covid-19 harus didukung oleh kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan.
Sutrisno mengingatkan, yang sangat perlu diwaspadai adalah transmisi lokal agar tidak terjadi peningkatan kasus dalam waktu yang singkat. Ia pun meminta semua pihak belajar dari pengalaman tahun lalu, di mana libur panjang, termasuk libur akhir tahun mengakibatkan terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di Jatim. “Maka antisipasi kasus harus dimulai dari sekarang,” kata Sutrisno.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.