Khazanah
Filantropi Topang Ekonomi Bangsa
Filantropi efektif mencegah kemiskinan.
JAKARTA – Himpunan kekuatan filantropi yang merupakan gerakan kedermawanan sangat dibutuhkan Indonesia. Hal ini mengingat Indonesia yang berada di dalam wilayah lingkaran cincin api kerap dilanda bencana.
Penegasan itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat menghadiri pembukaan Kongres Kemanusiaan Indonesia yang digelar lembaga kemanusiaan nasional, Human Initiative (HI) di Jakarta, Rabu (15/12).
Lebih lanjut, Muhadjir mengatakan, keberadaan tenaga relawan dan gerakan kedermawanan sangat dibutuhkan oleh bangsa ini. Karena itu, dia menilai, Kongres Kemanusiaan Indonesia merupakan momen yang baik dalam upaya memperkuat gerakan kedermawanan nasional.
"Utamanya dalam menangani berbagai macam bencana yang terjadi di Indonesia," kata dia.
Dalam penanganan kebencanaan, ia menyebut, ada lima elemen yang bergerak. Lima elemen itu adalah sektor pemerintah, sektor swasta filantropi, filantropi di dunia akademik, organisasi sosial kemasyarakatan dan keagamaan, serta peran media massa.
Kontribusi pemerintah dalam penanganan bencana, menurut Muhadjir, hanya sekitar 20 persen. Sementara, 80 persennya diambil alih oleh empat sektor lainnya.
"Saya melihat sendiri andil para filantropi ini dalam bencana erupsi Gunung Semeru. Mereka dengan segala kerelaannya berkorban. Dalam waktu yang tidak lama, apa yang kurang bagi pengungsi sudah terpenuhi," kata dia.
Karena itu, ia memberikan penghargaan setinggi-tingginya bagi mereka yang rela memberikan hidupnya bagi dunia kemanusiaan. Muhadjir pun berharap kegiatan kongres ini bisa berkelanjutan.
“Kalau perlu ada semacam regulasi atau anggaran dasar, yang bisa menghimpun seluruh kekuatan filantropi nasional kita," ujar Muhadjir.
Kongres Kemanusiaan Indonesia digelar bersamaan dengan peringatan ulang tahun atau milad ke-22 Human Initiative. Presiden Human Initiative, Tomy Hendrajati, mengatakan, kongres ini dilaksanakan dengan motivasi menggali gagasan dan ide terkait pembangunan dan kemanusiaan di Indonesia.
"Selama ini, kami bekerja banyak di lapangan dengan kawan-kawan yang lain, baik di kemanusiaan maupun pembangunan. Masing-masing punya target, ada upaya yang maksimal untuk membantu masyarakat," kata dia di sela-sela kongres.
Dengan kondisi tersebut, dia menilai, perlu forum atau kegiatan agar setiap badan, lembaga, serta pegiat pembangunan kemanusiaan bisa duduk bersama dan memikirkan Indonesia ke depan. Pandemi Covid-19, kata dia, menimbulkan banyak perubahan dan kejadian yang tidak pernah diperhitungkan sebelumnya.
“Harapannya, dengan duduk bersama, kita mencoba menggali gagasan dan ide apa yang bisa kita lakukan secara bersama,” katanya.
View this post on Instagram
Pandemi, menurut Tomy, membuat semua pihak harus banyak belajar dan membangun kolaborasi serta sinergi, sehingga dapat lebih maksimal dalam membantu masyarakat.
Dalam kongres ini, ada empat tema yang diangkat, yaitu Implikasi Covid-19 Terhadap Kemanusiaan; SDGs dan Agenda Kemanusiaan Indonesia; Prospek Gerakan Kemanusiaan; serta Konteks Kemanusiaan Indonesia. Empat tema ini, kata dia, mewakili situasi yang ada saat ini.
“Lembaga tidak hanya fokus pada bagaimana cara membantu masyarakat, tetapi juga menyelesaikan persoalan di akarnya,” ujar dia. Persoalan yang dimaksud adalah seputar sistem kemanusiaan dan pembangunan serta mencoba menggali potensi-potensi yang ada.
Lembaga tidak hanya fokus pada bagaimana cara membantu masyarakat, tetapi juga menyelesaikan persoalan di akarnya.
Terkait Milad ke-22 Human Initiative, dia berharap lembaga kemanusiaan ini bisa membantu lebih banyak, terus eksis, dan membangun kolaborasi dengan lebih banyak pihak.
"Kami sangat concern bagaimana membantu yang membutuhkan makin lebih banyak, lembaga ini bisa terus eksis, memberikan kontribusi terbesar, sekaligus membangun kolaborasi dengan semua pihak," kata dia.
Sementara, Kongres Kemanusiaan Indonesia yang baru kali ini digelar diharapkan dapat menjadi tonggak sejarah, utamanya saat lembaga filantropi, aktor, dan agen kemanusiaan berupaya memulai babak baru. Ia berharap, kongres ini bisa digelar lebih semarak pada tahun-tahun mendatang. Forum ini diharapkan dapat mendorong gerakan kemanusiaan agar menjadi arus utama Indonesia.
Selain menggelar Kongres Kemanusiaan, Human Initiative juga menganugerahkan penghargaan bagi para inisiator gerakan kemanusiaan di Tanah Air. Ada delapan kategori yang disiapkan dalam ajang penghargaan yang disebut Humanity Awards 2021 itu.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.