Inovasi
Menata Bisnis Menghadapi 5G
Pembangunan 5G akan semakin masif mengingat potensi hadirnya tren global pemanfaatan augmented reality.
Dinamika industri telekomunikasi global, kini terus bergulir. Khususnya, dengan kehadiran jaringan 5G yang kini mulai dikomersialisasikan di berbagai negara.
Skenario pemanfaatan jaringan 5G pun semakin bertambah, salah satunya untuk fixed wireless access, seperti yang dilakukan di Amerika Serikat (AS). Di Korea Selatan, salah satu operatornya, SK Telecom merupakan salah satu operator yang paling awal menggelar 5G.
Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia, Ririek Adriansyah dalam acara Outlook Industri Telekomunikasi 2022, beberapa waktu lalu, menyampaikan, saat ini skenario semakin 5G makin menguat, meskipun mungkin belum seperti yang diharapkan.
“Namun kita yakin dalam kurun waktu satu hingga dua tahun mendatang use case akan semakin matang dan menguat. Sehingga keberadaan 5G ini secara finansial akan semakin layak dan mungkin memberikan hasil yang positif bagi para operator yang menggelar 5G,” ujarnya.
Di Indonesia sendiri, berbagai konsolidasi kini terus dilakukan para pemain di industri telekomunikasi. Di antaranya, XL yang telah mengakuisisi Linknet untuk memperkuat layanan 5G-nya di masa depan.
Sementara itu, Telkomsel juga sudah melepas sebagian menaranya untuk dibeli oleh Mitratel. “Secara keseluruhan dapat disimpulkan kira-kira bahwa tentunya digitalisasi dan tentunya digitasi akan semakin meluas. Jadi hal yang wajar tentunya para operator itu terus mencari berbagai sumber pertumbuhan baru selain konektivitas,” kata dia.
Menurut Ririek, ke depan industri telekomunikasi di Tanah Air akan terus diwarnai oleh berbagai upaya konsolidasi. Baik itu antaroperator maupun antara fixed dengan mobile. Termasuk juga, mungkin akan terjadi di bisnis pendukungnya, dalam hal ini, adalah industri tower maupun data center.
Sementara itu, Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika Ismail mengungkapkan 2022 akan ditandai dengan pengembangan jaringan 5G yang lebih masif. Ia mengungkapkan ada tiga operator yang sudah meluncurkan layanan 5G secara komersial, yakni Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata.
“Pada 2022, kami memperkirakan terjadi peningkatan percepatan pembangunan 5G yang cukup massif. Kemungkinan juga akan hadirnya tren global pemanfaatan augmented reality dan berbagai hal yang terkait di dalam pemanfaatan 5G,” ujar Ismail.
Konektivitas masyarakat di Indonesia, saat ini memang tidak hanya mengandalkan jaringan backbone. Ismail mengungkapkan saat ini, lebih dari 90 persen konektivitas masyarakat mengandalkan seluler atau mobile broadband.
Menurutnya, inti dari mobile broadband adalah ketersediaan spektrum frekuensi. Mengingat hal tersebut, maka sudah menjadi keharusan bagi bangsa Indonesia untuk menyiapkan semua lapisan spektrum yang dibutuhkan. Yakni, low band atau spektrum yang berada di bawah satu GHz, middle band yakni spektrum di antara satu sampai enam GHz, dan high band yang merupakan frekuensi 2,6 GHz dan 2,8 Hz.
Kementerian Kominfo juga sudah memetakan spektrum-spektrum frekuensi yang dibutuhkan beserta dengan rencana melakukan proses farming dan refarming frekuensi. Tujuannya, adalah mewujudkan ketersediaan frekuensi untuk mendukung mobile broadband layanan 5G dapat segera dimanfaatkan oleh operator seluler.
Menurut Ismail, Kementerian Kominfo kini juga telah menuntaskan penataan band di 2,3 GHz. Kemudian nanti dilanjutkan dengan band 700 (MHz). Berbagai persiapan ini pun dilakukan dalam rangka mengantisipasi perubahan perilaku masyarakat yang sekarang sudah makin memanfaatkan transformasi digital dalam berbagai aktivitas kehidupannya.
Teknologi Game Changer
Di tahun yang akan datang, Telkomsel memprediksi pertumbuhan telekomunikasi Indonesia akan lebih didorong dengan penetrasi platform digital dan layanan digital. “Kami melihat potensi pertumbuhan penetrasi digital platform dan digital services yang didorong dengan inovasi layanan seperti enterprise services, video on demand, internet of things (IoT), cyber security, big data, digital entertainment, dan digital advertising,” ujar Direktur Utama Telkomsel, Hendri Mulya Syam.
Selain itu, penerapan teknologi jaringan terbaru juga semakin dirasa manfaatnya. Sebagai operator penyedia layanan jaringan 5G pertama di Indonesia, Telkomsel telah berkomitmen membangun ekosistem pendukung yang dapat mempercepat penetrasi melalui perluasan cakupan jaringan 5G yang terukur dan bertahap.
Menurut Hendri, jaringan 5G di 2022 dan seterusnya akan semakin menjadi game changer yang dapat membuat lebih banyak peluang bagi berbagai skenario pemanfaatan. Baik untuk segmen business to consumer (B2C), seperti layanan augmented reality (AR), virtual reality (VR), cloud gaming, fixed wireless access, hingga untuk segmen business to business (B2B) melalui pengembangan layanan e-health, smart city, smart energy dan ads computing.
Di sisi lain, Indosat Ooredoo melihat 2022 sebagai tahun yang menjanjikan perubahan yang cukup mendasar di dalam konteks digital infrastruktur. Yakni, dengan munculnya konsep baru tentang network as a service (NaaS).
Director & Chief Strategy and Innovation Officer Indosat Ooredoo Arief Musta’in menjelaskan, hal ini ditandai dengan adanya perkembangan network slicing atau pembagian jaringan. Konsep ini memungkinkan penyedia layanan komunikasi menyediakan layanan 5G yang dapat disesuaikan dengan kinerja yang terjamin.
Network slicing juga merupakan pembuka peluang pendapatan dari teknologi 5G, melalui enhanced video dan konektivitas dalam mobil (in-car connectivity), serta extended reality yang merupakan perpaduan antara virtual reality (VR), augmented reality (AR) dan mixed reality.
“Ini adalah bagian bagaimana sesungguhnya network as service akan mulai hadir dan menjadi bagian dari keluarga besar di industri telekomunikasi,” Arief melanjutkan.
Menurutnya, 5G akan terus berjalan, walaupun Indosat Ooredoo masih menunggu bagaimana nanti proses adopsi spektrum di 700 MHz dan 3.500 MHz. Indosat, kata Arief, meyakini dari Kementerian Kominfo sudah menyiapkan banyak hal sehingga masing-masing memiliki peran tugas yang sangat bagus untuk membuat jaringan 5G lepas landas di Indonesia, mulai tahun depan.
Ragam Skenario Pemanfaatan
Teknologi 5G akan semakin populer di tahun yang akan datang, Direktur ICT Strategy & Marketing Huawei Indonesia Mohamad Rosidi mengungkapkan, ada tiga bisnis model yang akan menjadi gambaran pemanfaatan 5G di 2022.
Yakni 5G to consumer, 5G to home melalui pemanfaatan home broadband-nya, dan 5G to business. “Kita harapkan di 2022 beyond itu masuk ke 5G to business dimana vertikal-vertikal industri itu bisa mendapatkan 5G itu sendiri, baik untuk pelayanan publik hingga sektor industri,” kata Rosidi dalam acara Outlook Industri Telekomunikasi 2022 “Menata Bisnis Telekomunikasi Dari Pandemi ke Endemi”, beberapa waktu lalu.
Terkait pelayanan publik, Rosidi memberikan contoh, misalnya, smart education, smart health, dan smart port. Kemudian, ada juga smart tourism, smart manufacture, bahkan lebih besar lagi adalah smart city. Menurutnya, pendukung ekosistem 5G di global saat ini sudah siap.
Bahkan, kata dia, jarak jaringan 5G terhadap kemunculan perangkatnya mengalami penundaan hanya enam bulan. “Artinya, soliditas dari, jaringan dan ekosistem secara global sudah siap. Hanya bagaimana kita adopsi dan apa yang kita inginkan menuju digital transformasi,” kata Rosidi.
Selain itu, ada pula gambaran penggunaan 5G untuk mayoritas industri. Fase pertama adalah awal aplikasi industri vertikal. “Kita harapkan di 2022 sampai 2025 sampai ke depannya akan menjadi bagian penting untuk mengadopsi 5G sehingga akselerasi digital Indonesia semakin cepat,” katanya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.