Jenama sneaker lokal, Compass. | Instagram/Urbansneakersociety

Modis

Karya Lokal Makin Berjaya

Upaya pengembangan produk sneaker lokal terus dilakukan agar setara dan bersaing dengan produk asing.

Gaya anak-anak muda tak jauh dari fesyen yang santai dan sporty. Ciri khas dan kegemaran mereka dalam ber busana adalah kaus dan jins. Namun, ada lagi yang banyak dipilih oleh anak-anak muda untuk dikenakan sehari-hari, yaitu alas kaki, khususnya sneaker.

Di antara produk sneaker yang dikenakan kaum muda umumnya berasal dari jenama terkenal dunia. Contoh saja Nike, Adidas, Puma, dan sejenisnya. Namun, jangan salah, sneaker karya lokal mulai menyeruak di pasaran alas kaki dan sneaker ini. Beberapa merek sneaker lokal ini hadir dalam Urban Sneaker Society 2021, gelaran sneakers tahunan yang diadakan USS Networks di Jakarta Convention Center (JCC) pada pekan lalu.

Acara USS yang baru digelar lagi kali ini juga memberi kesempatan unjuk gigi bagi merek-merek sneaker lokal Indonesia untuk berkembang dan berkolaborasi dengan jenama sneaker dari luar negeri. CoFounder USS Jeffry Jouw atau kerap disapa Jejouw mengatakan, sekitar 60 sampai 70 persen merek di USS 2021 adalah produk lokal dan sisanya brand luar negeri.

photo
Gelaran Urban Sneaker Society (USS) 2021. - (Instagram/Urbansneakersociety)

Menurut dia, ini menjadi bentuk komitmen USS untuk mendorong ekosistem sneaker Indonesia ke level terbaik. “Kita gandeng sekitar 60 brand sneaker lokal di acara USS tahun ini. Kalau dipresentasikan, lebih banyak yang lokal daripada brand luarnya,” ujar Jejouw dalam konferensi pers di JCC Senayan, akhir bulan lalu.

CEO USS Networks Sayed Muhammad mengungkapkan, semangat USS memang ingin mendukung ekosistem sneaker di Indonesia. Tidak hanya brand-nya, tetapi juga desainer hingga pencinta sneaker di Tanah Air. Dia ingin membangun kesetaraan antara jenama lokal dan luar negeri, dan itulah yang menjadi tujuan gelaran yang didukung oleh Bank Mandiri ini.

Dalam ajang tersebut, puluhan jenama lokal hadir dengan berbagai promo spesialnya, termasuk peluncuran sejumlah produk, contohnya sepatu Compass, Rawtype Riot, Public Culture, UNKL 3.4.7 dan masih banyak merek lokal lainnya, seperti Thrift. “Kami mendukung UMKM, terutama brand lokal, mulai dari publikasi hingga event virtual. Namun, event offline merupakan bagian penting dari penjualan UMKM,” kata Sayed.

Menyoal sepatu lokal, ada hal unik yang dikembangkan oleh Sage Footwear. Di kesempatan berbeda, produk ini mengatakan ingin mengajak para pencinta sepatu untuk ikut menjaga bumi. Dengan mengusung tema keberlanjutan, Sage Footwear menggandeng Janji Jiwa, merek kopi lokal, untuk menghadirkan sepatu lokal pertama yang menggunakan ampas kopi. Ampas kopi Janji Jiwa pun menjadi pewarna sepatu sebagai wujud dari kampanye #LangkahSejiwaUntukBumi.

photo
Booth Brodo di Urban Sneaker Sociaety 2021. - (Instagram/Urbansneakersociety)

Kolaborasi yang dibangun pada akhir Agustus 2021 ini didasarkan pada kesamaan visi tentang konsep keberlanjutan. "Dalam kolaborasi ini, selain menggunakan ampas kopi sebagai pewarna sepatu, kami juga menggunakan recycled cotton twill katun daur ulang dari potongan kain sisa garmen yang dirajut kembali,” tutur salah satu pendiri Sage Footwear, Hamzah Dwi Putra.

Kedua pihak, menurut pendiri dari Jiwa Group, Billy Kurniawan, sepakat memilih ampas kopi dari Janji Jiwa sebagai komponen utama pewarna sepatu. Kolaborasi ini dicetuskan dengan landasan kesadaran kan pentingnya menyebarkan pesan bagi masyarakat untuk lebih mencintai bumi kita.

Sepatu Langkah Sejiwa pun menjadi saksi perjalanan Sage Footwear bagi lingkungan. Koleksi sepatu pria dan wanita ini dijual dalam jumlah terbatas dengan satu pilihan warna yang cocok dipadupadankan dengan berbagai setelan busana. Kenyamanan alas kakinya dibangun dengan menggunakan Sage CloudStep Tech Foam dari campuran recycled rubber pada insole-nya. 

 
Kalau dipresentasikan, lebih banyak yang lokal daripada brand luarnya.
 
 

Membangkitkan Bisnis Lokal 

 

photo
Mukena Zianisa mengoptimalkan pemasaran digital untuk bertahan dan bertumbuh di masa pandemi. - (Dok Zianisa)

Selama pandemi, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menjadi salah satu sektor yang paling merasakan terdampak pandemi. Meski demikian, masih ada peluang bagi pelaku UMKM untuk bertahan dan justru berkembang di tengah kondisi new normal seperti sekarang ini. 

Brand Manager Zianisa, Dyah Amalia mengatakan, pihaknya terus menggali segala potensi untuk berjuang dikondisi sulit ini. “Kami berupaya untuk tidak mengurangangi jumlah tenaga kerja. Bahkan terpacu untuk bisa mempertahankan usaha lokal ini,” ungkap Dyah dalam keterangan pers yang diterima Republika

Menurut Dyah, pelaku UMKM harus beradaptasi dengan kondisi saat ini. Jika sebelumnya penjualan terfokus kepada bisnis luring, kini harus bisa beralih dan bisa berdaptasi dengan penjualan secara daring.  “Seiring meningkatnya digitalisasi, e-commerce menjadi peluang yang paling menjanjikan saat ini,” ujar Dyah. 

Ia mengakui, memaksimalkan layanan yang ditawarkan platform lokapasar juga bukanlah hal yang mudah. Upaya kerjasama mendidik UMKM dalam menggunakan layanan digital masih menjadi tantangan. Salah satunya, adalah dengan membangun kerjasama antara UMKM dengan para Relation Manager lokapasar. 

Mukena Zianisa pun berupaya menjalin relasi dengan beberapa platform lokapasar agar SDM yang ada mendapatkan beberapa pelatihan dari pihak lokapasar terkait.

Pengaplikasian pelatihan yang diterima dari para pihak lokapasar tersebut adalah wujud dari upaya Mukena Zianisa untuk mengembangkan kemampuan SDM serta memajukan bisnis lokal tersebut. Alhasil, Mukena Zianisa berhasil mengembangkan SDM yang memiliki kemampuan serta mental yang tangguh dikala pandemi. 

“Kami mulai gencar untuk pemasaran di marketplace, serta beragam sosial media yang ada. Hal itu ternyata kini berbuah manis membuat Mukena Zianisa bisa dikenal dan tetap bertahan sampai saat ini,” kata Dyah. 

Pemasaran secara daring yang dilakukan Mukena Zianisa pun tidak terbatas pada satu platform. “Kami melakukan pemasaran di seluruh sosial media baik dari Facebook, Instagram, hingga Tiktok. Marketplace pun juga tak luput kami gunakan baik Shopee, Tokopedia official store dan Lazada mall,” lanjutnya. 

Hasilnya, penjualan produk dari Mukena Zianisa berhasil mengalami pertumbuhan. Tercatat selama masa pandemi ini Mukena Zianisa sudah terjual ribuan pieces ke seluruh Indonesia. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat