Pengunjung memilih buku pada pameran Indonesia International Book Fair (IIBF) 2021 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Sabtu (11/12/2021). | Republika/Putra M. Akbar

Kisah Dalam Negeri

'IIBF 2021 Seru, Sudah Lama tak ke Toko Buku'

IIBF hibrid ini seolah menjadi obat kerinduan masyarakat berekreasi di pameran buku.

OLEH RONGGO ASTUNGKORO

Anika (20 tahun) baru saja selesai berkeliling melihat dan membeli buku di Indonesia International Book Fair (IIBF) 2021, Sabtu (11/12). Ia menenteng bungkus belanjaan.

Sejumlah buku ada di bungkus plastik itu. Anika bersama teman-temannya hendak berfoto di dekat pintu masuk pameran buku yang tahun ini digelar hibrid, baik dalam jaringan (daring) maupun luar jaringan (luring).

Kepada Republika, Anika mengaku sudah lama tak merasakan rekreasi di pameran buku. "Sudah ada acara offline lagi, jadi seru aja. Sebelumnya sudah lama juga nggak ke toko buku," ujar mahasiswi Universitas Indonesia itu, Sabtu (11/12).

Pandemi Covid-19 memang memaksa berbagai sektor berdaptasi dalam beraktivitas. Salah satu yang terdampak adalah pagelaran IIBF 2020 yang digelar secara daring. Namun, pada IIBF 2021 kali ini, panitia bisa menggelar secara luring di Hall Cenderawasih, Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta.

Dibuka sejak 8 Desember 2021 dan berakhir pada 12 Desember 2021, IIBF hibrid ini seolah menjadi obat kerinduan masyarakat berekreasi di pameran buku. Anika, misalnya, ia tak datang sendiri. Mahasiswi UI ini berkunjung bersama seorang teman yang juga seorang mahasiswi Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) bernama Amal (19 tahun).

photo
Pengunjung memilih buku pada pameran Indonesia International Book Fair (IIBF) 2021 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Sabtu (11/12/2021). Republika/Putra M. Akbar - (Republika/Putra M. Akbar)

Pembelajaran jarak jauh membuatnya bisa datang ke IIBF 2021 bersama dengan Anika. Dia merasa senang dapat kembali berkunjung ke pameran buku. "Apalagi kan hujan dan bener-bener niat ke sini. Jadi ya menarik sih lihat buku langsung, ngerasain lagi (pegang bukunya langsung)," tutur Amal.

Ketua IIBF 2021, Syahrir Amir mengakui, IIBF 2021 menjelma balas dendam bagi pencinta buku untuk mengambil langsung buku yang diincar. Menurutnya, pameran buku secara luring membuat pencari buku bisa kembali merasakan sensasi melihat, memegang, hingga memborong buku.

"Beberapa pencinta buku yang cukup fanatik itu masih belum sah namanya kalau belum memegang bukunya, mencium aroma kertasnya, belum merasakan atmosfernya memborong buku. Itu mereka sampaikan ke kita," tutur Syahrir saat ditemui Republika di lokasi IIBF, Sabtu.

Selain jadi ajang penjualan buku, IIBF 2021 juga diisi dengan berbagai macam gelar wicara hingga jumpa penulis buku. Syahrir menuturkan, IIBF 2021 digelar secara hibrida. Agenda luring digelar di JCC mulai pukul 10.00 hingga 20.00 WIB.

Selain itu juga digelar di lapak daring secara nonstop. Ada 20 peserta pameran yang mengisi gerai individu dan ada sekitar 30 peserta pameran yang mengisi bagian ‘Zona Kalap’.

photo
Pengunjung memilih buku pada pameran Indonesia International Book Fair (IIBF) 2021 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Sabtu (11/12/2021). Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) menggelar IIBF 2021 yang menghadirkan jutaan eksemplar buku dari 30 ribu judul dari penerbit lokal dan internasional hingga Ahad (12/12). Republika/Putra M. Akbar - (Republika/Putra M. Akbar)

‘Zona Kalap’ merupakan bagian dari pameran untuk menawarkan buku-buku lokal, asing, hingga mainan edukasi anak-anak dengan diskon mulai 20 hingga 90 persen. "Tempat penjualan buku-buku yang murah, diskon besar, baik itu buku lokal maupun buku asing, buku-buku impor, dan permainan non buku," jelas dia.

Sementara, peserta pameran daring sebanyak 108 penerbit. Pada pameran daring, para peserta dapat menawarkan buku-bukunya melalui siaran langsung di akun masing-masing maupun di akun resmi IIBF 2021.

Syahrir mengaku, pengunjung IIBF 2021 terus meningkat sejak hari pertama dibuka. Meski ada pembatasan jumlah pengunjung, jumlah pengunjung yang dia targetkan sudah tercapai, khususnya pada Sabtu kemarin.

Dia berharap, di hari penutupan pengunjung akan datang lebih banyak lagi sebelum ditutup pada pukul 20.00 WIB.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat