Laporan Utama
Relawan di Garis Depan Bantu Korban Semeru
Segenap relawan kemanusiaan dari berbagai penjuru negeri berdatangan sejak erupsi Semeru.
OLEH ANDRIAN SAPUTRA
Puluhan jiwa meninggal dan masih banyak yang berstatus pencarian dalam musibah erupsi Semeru. Para relawan dari berbagai lembaga filantropi turun membantu untuk mengevakuasi korban. Di sisi lain, musibah Semeru menyimpan sejuta hikmah untuk direnungkan. Betapa kebesaran Allah diperlihatkan lewat fenomena alam.
Segenap relawan kemanusiaan dari berbagai penjuru negeri berdatangan ke Kabupaten Lumajang, Jawa Timur sejak Gunung Semeru erupsi pada Sabtu (4/12). Mereka bahu membahu mengevakuasi, melakukan pencarian warga yang hilang, dan menangani pengungsi di lokasi bencana.
Taqi Falsafati (27 tahun) baru saja mengikuti evaluasi harian relawan Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa ketika Republika menghubunginya pada Selasa (7/12) malam. Ia sudah berada di lokasi bencana sejak Ahad (5/12).
Taqi bersama 19 relawan DMC Dompet Dhuafa bertugas melakukan evakuasi di Kecamatan Candipuro yang terdiri dari sepuluh desa. Sementara relawan DMC Dompet Dhuafa lainnya terdapat di Kecamatan Pronojiwo yang terdiri dari enam desa.
Bukan tugas yang mudah bagi Taqi dan para relawan lain untuk melakukan pencarian dan membantu mengevakuasi warga serta menyelamatkan harta bendanya yang masih bisa terselamatkan. Menurut dia, Gunung Semeru sesekali masih menyemburkan pijaran lava yang membuat para relawan harus menghentikan aktivitas pencarian untuk sementara.
"Makanya kemarin ketika kita melakukan evakuasi ternyata ada kembali guguran. Jadi semua teman-teman relawan itu panik berlarian. Kita harus turun lagi (ke wilayah aman) akhirnya hari itu pencariannya dihentikan dulu," kata Taqi kepada Republika beberapa waktu lalu.
Menurut Taqi, warga sekarang masih bertahan di posko-posko pengungsian yang dibuat tim gabungan. Beberapa warga sesekali pada siang hari kembali ke rumahnya untuk mengambil barang-barang yang masih tertinggal.
Selain membantu proses evakuasi, Taqi menjelaskan, sebagian relawan DD bertugas di dapur umum, posko medis, dan terapi healing kepada anak-anak dan orang dewasa. Menurut Taqi, bantuan logistik, obat-obatan dari DD dan lembaga lainnya terus berdatangan. DD pun tengah menyiapkan tim pijat dan bekam untuk para relawan yang terjun langsung ke lokasi pencarian.
Taqi pun menceritakan ketika dia dan timnya berhasil mengevakuasi salah satu jenazah warga yang tertimbun abu vulkanis Gunung Semeru. Dengan susah payah, tim DMC DD dan relawan lainnya mengangkat dan membawa ke ambulans.
"Terus kita evakuasi korban yang meninggal itu, kita belum tahu hasilnya masih sedang diidentifikasi. Saya dan teman-teman akan terus berada di sini sampai tanggap darurat selesai," kata Taqi.
Sementara itu, koordinator Relawan Indonesia Care, Warang Agung (46 tahun) mengaku bangga dengan perjuangan para relawan di lokasi bencana yang silih berganti datang dalam penanganan bencana erupsi.
Para relawan Indonesia Care pun berbaur dengan relawan lainnya yang tersebar di berbagai posko di 16 desa di dua kecamatan, yakni Candipuro dan Pronojiwo. Agung pun bergantian dengan relawan lainnya untuk mengambil bantuan di pusat kota dan mendistribusikannya kepada warga.
Indonesia Care telah membuka posko bantuan di Kecamatan Sukodono. "Secara skill (para relawan Indonesia Care) rata-rata alumni lembaga sosial kemanusiaan terkemuka. Dan sementara ini kita fokus ke pelayanan pengungsi," kata dia.
Menurut Agung, sebagian besar warga telah berada di tempat pengungsian yang disediakan pemerintah. Namun demikian terdapat warga yang memilih mengungsi ke rumah saudaranya.
Agung mengatakan, beragam bantuan seperti kebutuhan pokok, vitamin, perlengkapan tidur, kebutuhan balita dan makanan siap saji telah didistribusikan Indonesia Care. Ia pun berharap Gunung Semeru tidak lagi mengeluarkan lava pijar dan awan panas sehingga proses pencarian dan evakuasi yang dilakukan para relawan dapat berjalan lancar.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang mencatat korban meninggal akibat erupsi Gunung Semeru per Rabu (8/12) sebanyak 39 orang. Sebanyak 150 orang lainnya mengalami luka-luka, 23 orang luka berat dan 82 orang mengalami luka ringan.
Sebanyak 31 fasilitas umum rusak, 3021 peternak mengalami kerugian, mereka kehilangan 764 ekor sapi, 684 ekor kambing dan 1.578 ekor unggas. Selain itu, tim masih melakukan pencarian atas korban yang hilang.
Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Joko Sambang mengatakan, BPBD masih melakukan pendataan hunian yang rusak. Para relawan mengalami kendala dalam melakukan proses pendataan hunian rusak karena sisa material erupsi masih panas dan tebalnya abu vulkanis yang menutup rumah.
View this post on Instagram
Berdasarkan situasi tersebut, tim BPBD yang bertugas mendata seperti fasilitas umum (fasum) hanya bisa mengambil data dari balai desa. Jadi misal di sekitar itu sekian, gitu tok. Cuma belum bisa diidentifikasi karena kami tidak tahu kondisi rumah awalnya seperti apa. Jadi belum bisa kami petakan," kata Joko.
Berbagai lembaga filantropi melakukan penggalangan dana (Fundraising) untuk membantu penanganan bencana erupsi gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur. Misalnya saja Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang tengah gencar mengkampanyekan penggalangan dana bagi korban terdampak erupsi Gunung Semeru melalui media sosial dan laman resminya.
Menurut Presiden ACT Ibnu Khajar data pada Senin (6/12) menunjukan total penggalangan dana melalui platform resmi ACT telah mencapai Rp 2,5 miliar. Selain itu ACT pun berkolaborasi dengan pihak lainnya membuka penggalangan dana melalui berbagai platform media lainnya.
Ibnu Khajar pun mengatakan ACT telah mengirimkan berbagai bantuan logistik dan medis serta pasokan air bersih ke posko-posko pengungsian.
Begitupun Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF) yang menerjunkan puluhan relawannya dari Sahabat Al Falah dan Unit Aksi Cepat Tanggap Al Falah sejak hari pertama erupsi gunung Semeru terjadi.
Berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, YDSF pun memulai proses pencarian dan evakuasi korban di desa Supit Urang yang menjadi salah satu desa terparah terdampak erupsi Gunung Semeru.
Ketua bidang kerjasama dan informasi YDSF, Ganang mengatakan YDSF penggalangan dana bantuan terus dilakukan. Pada Selasa (7/12) YDSF telah menyalurkan dana bantuan 60 juta yang diwujudkan dalam bentuk barang bagi warga Desa Supiturang.
Selain itu, YDSF telah mengirim sejumlah unit kendaraan pengangkut sembako, obat-obatan, sabun dan selimut untuk warga. "Di Supiturang kita membawahkan sekitar 463 jiwa, warga ada yang mengungsi ke beberapa rumah yang aman, sekolah dan aula," kata dia.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.