Nasional
‘Pileuleuyan Mang Oded’
Wali Kota Bandung Oded M Danial meninggal saat melaksanakan rangkaian ibadah shalat Jumat.
BANDUNG – Wali Kota Bandung Oded M Danial yang berusia 60 tahun pada November kemarin mengembuskan nafas terakhir sekitar pukul 11.55 WIB, pada Jumat (10/12) di Rumah Sakit Muhammadiyah, Kota Bandung.
Ia diduga mengalami serangan jantung saat melaksanakan shalat sunah sebelum menjadi khatib shalat Jumat di Masjid Raya Mujahidin, Jalan Sancang, Kota Bandung. Salah seorang staf Humas Pemkot Bandung Andryan Ramadhany menuturkan kronologi peristiwa tersebut.
Ia saat kejadian tengah berada di barisan depan saf shalat Jumat dan melihat langsung kondisi Mang Oded terakhir kali. "Jadi pertama Mang masuk ke masjid disambut sama sekretariat masjid Mujahidin. Dua sampai tiga menit langsung naik ke masjid karena masjid di lantai dua, langsung duduk di saf depan berbarengan dengan asisten satu kabag Kesra dan sekretariat Mujahidin," ujarnya saat ditemui di Rumah Sakit Muhammadiyah, Jumat (10/12).
Selanjutnya, Mang Oded melaksanakan shalat sunah dua rakaat. Namun, ia melihat kondisi Mang Oded yang letih saat hendak menjalankan rakaat kedua hingga akhirnya mendapatkan bantuan dari para pengurus masjid untuk dibaringkan.
View this post on Instagram
"Lalu shalat sunah biasa dua rakaat, kelihatan lemas enggak tahu gimana dari rakaat satu mau ke rakaat dua posisi Pak Wali enggak tahu mau rukuk, tapi terlihat lemas setelah itu dibantu pengurus Mujahidin direbahkan, langsung dikasih info dari medis ternyata nggak ada medis," katanya.
Andri mengatakan, almarhum langsung dibawa menggunakan tandu ke ambulans untuk selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Muhammadiyah. "Langsung dibawa ke rumah sakit menggunakan tandu, ambulans datang dibawa ke rumah sakit," katanya.
Meninggalnya Oded kemudian dikonfirmasi Direktur Utama RS Muhammadiyah Kautsar Boesoiri pada pukul 11.55 WIB. Berdasarkan hasil diagnosis, Oded terindikasi terkena serangan jantung.
View this post on Instagram
Kautsar menerangkan, Oded datang pukul 11.45 WIB diantar menggunakan ambulans. Saat tiba di rumah sakit, Oded sudah menggunakan oksigen untuk bantuan pernapasan.
"Beliau datang dari Mujahidin menggunakan ambulans dan sudah terpasang oksigen itu pukul 11.45 dan langsung masuk UDG," kata Kautsar saat memberikan keterangan di Rumah Sakit Muhammadyah Bandung, Jumat (10/12).
Saat masuk ke UGD, kata Kautsar, kondisi tubuh Oded sudah menunjukkan sejumlah tanda telah meninggal dunia. "Diperiksa nadinya sudah tidak teraba, dan pupilnya sudah melebar, itu adalah tanda-tanda beliau tidak ada. Kalau mendadak gitu kemungkinan (akibat serangan) jantung," katanya.
Masih menurut Kautsar, kendati sudah tampak indikasi sudah meninggal dunia, tim medis RS Muhammadyah tetap berusaha maksimal dengan resusitasi jantung paru. Namun dalam kurun waktu 10 menit tetap tidak menunjukkan perkembangan.
"Walaupun sudah ada tanda tidak ada, tetap kita lakukan usaha mengharapkan mukzijat Allah. Tapi takdir Allah lain, dinyatakan tidak ada pukul 11.55 WIB," katanya.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang melayat, sekaligus melaksanakan shalat jenazah almarhum di Pendopo Wali Kota Bandung, kemarin, merasa kehilangan sosok yang pernah bersamanya saat menjadi pasangan Wali Kota Bandung dan Wakil Wali Kota Bandung.
"Saya berduka cita yang sangat mendalam mewakili perasaan yang ditinggalkan khususnya mungkin mewakili masyarakat Kota Bandung kehilangan wali kota tercinta. Saya mendengar almarhum meninggal dalam keadaan mulia di hari Jumat saat shalat sunah jelang Jumatan, hari dan cara terbaik menurut syariat," ujarnya kepada wartawan, Jumat (10/12).
Selama lima tahun bersama almarhum, ia mengaku banyak melihat kebaikan dan kesalehan almarhum. Ia berharap almarhum meninggal dalam keadaan husnul khatimah.
"Saya lima tahun bersama sebagai sahabat menyaksikan kebaikan kesalehan beliau. Saya kehilangan, insya Allah husnul khatimah. Mudah-mudahan Umi Oded diberikan kesabaran," katanya. "Pileuleuyan (selamat tinggal) Mang Oded," katanya.
Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana turut kehilangan atas kepergian Mang Oded. Ia mengenal sosok almarhum sebagai orang yang banyak memberikan pelajaran.
"Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, Saya Yana Mulyana turut berduka atas meninggalnya orang tua kita, kakak kita, sahabat kita semua, (Wali Kota Bandung Oded M Danial)," ujarnya, Jumat (10/12).
Yana mengaku tiga tahun terakhir bersama-sama menakhodai pemerintahan Kota Bandung. Bahkan telah menganggap sosok nomor satu Kota Bandung itu sebagai saudara. "Saya mohon warga Kota Bandung mendoakan Mang Oded agar diberikan tempat paling baik di sisi Allah," katanya.
Sering Pulang
Pihak keluarga tak menyangka Oded M Danial meninggal secara mendadak, pada Jumat (10/12). Sebab, selama ini almarhum dinilai masih sehat dan beraktivitas seperti biasa.
Adik kandung Oded, Dede Muharam, mengatakan, pihaknya mendapat informasi kakaknya kolaps saat hendak menjadi khatib shalat Jumat. Setelah kolaps, Oded dibopong oleh sejumlah warga untuk mendapatkan pertolongan pertama.
"Saya mendapat informasi beliau mau jadi khatib dan pingsan. Sudah digotong," kata Dede di rumah duka, perumahan D'Braga Residence, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, Jumat (10/12).
Dede mengaku baru berbincang dengan kakaknya itu pada Kamis (9/12). Ia berbincang mengenai masalah kemiskinan di Kota Tasikmalaya bersama Komisi 4 DPRD Kota Tasikmalaya.
"Saya kemarin dari jam 16.00 sampai jam 19.00 malam di Bandung ngobrol dengan beliau, bersama rekan-rekan Komisi 4. Tidak ada tanda-tanda sakit. Beliau masih ceria, dengan khasnya guyon," kata Dede, yang merupakan anggota DPRD Kota Tasikmalaya.
Karena itu, ia masih tak percaya saudara kandungnya wafat secara mendadak. Demikian pula dengan rekan-rekan sejawatnya di Komisi 4 DPRD Kota Tasikmalaya. "Mangkanya saya juga tak percaya. Teman-teman Komisi 4 juga tidak percaya," ujar dia.
Dede mengatakan, kakaknya memang sempat beberapa kali masuk rumah sakit karena kelelahan. Namun, ia tak mengetahui secara pasti riwayat penyakit jantung yang dideritanya. "Kayaknya memang ada juga riwayat jantung," kata dia.
Oded wafat meninggalkan delapan putri. Tujuh putrinya sudah menikah, sementara satu bungsu masih belum menikah.
Jenazah akan dimakamkan di pemakaman keluarga, di wilayah Lengkong, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya. Oded ingin dimakamkan di samping makam kedua orang tuanya.
Tidak ada tanda-tanda sakit. Beliau masih ceria, dengan khasnya guyon.
Dede mengisahkan, kakaknya itu memang lahir dan besar di Tasikmalaya. Baru pada sekitar 1983, Oded pergi merantau. "Sebelum ke Bandung, beliau sempat ke Jakarta dua tahun," kata dia, Jumat.
Menurut Dede, kakaknya itu sempat bekerja di Industri Pesawat Terbang Nasional (IPTN) Bandung. Namun, ia memutuskan berhenti dan memulai bisnis sekaligus memulai karier politik pada 1998.
Dede menilai, Oded yang merupakan anak ketiga dari sembilan bersaudara adalah sosok yang dituakan di keluarganya. Almarhum disebut memiliki perhatian yang luar biasa kepada keluarganya.
View this post on Instagram
"Kami sembilan bersaudara. Beliau nomor tiga, saya keempat, dan kelima Sohibul Iman (mantan Presiden PKS). Beliau adalah yang dituakan di keluarga kami, selalu menelepon kakak dan adiknya," kata dia.
Dede mengenang, kakaknya itu juga sering pulang ke kampung halaman di Tasikmalaya. Ketika pulang ke Tasikmalaya dari Bandung, Oded dinilai lebih senang naik kereta api.
"Dia terus menelepon keponakan saya, yang namanya Enceng, minta dijemput di stasiun pakai motor. Lalu istirahat di rumah keluarga. Pulang lagi naik kereta. Lebih santai naik keret api dari Bandung ke sini menurut beliau," kata dia.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.