Khazanah
Membangun Semangat Berbagi
Ketahuilah bahwa di saat kita membantu orang lain sebenarnya sedang membantu diri kita sendiri.
DIASUH OLEH USTAZ DR AMIR FAISHOL FATH; Pakar Tafsir Alquran, Dai Nasional, CEO Fath Institute
Kehidupan dunia memang berjalan dengan sistem sinergi. Tidak ada seorang pun yang mutlak sempurna. Semua pasti saling membutuhkan satu sama lain.
Apa pun usaha dan jabatan Anda, pasti membutuhkan orang lain, sebagai staf atau minimal sebagai mitra untuk menjaga keberlangsungan tugas yang harus anda jalani.
Tanpa sinergi, roda kehidupan akan lumpuh. Karena itu, janganlah seseorang merasa hebat karena jabatan, kedudukan, atau kekayaan yang dicapainya. Sebab, semua level pencapaian tersebut terjadi karena adanya bantuan dan dukungan orang lain.
Lebih dari itu, kondisi keterbatasan pada diri setiap orang juga tidak bisa dihindari. Boleh jadi dari segi harta Anda serbacukup, tetapi tidak mustahil tiba-tiba Anda sakit yang mengharuskan Anda lari ke dokter.
Di situ Anda sadar bahwa kekayaan atau jabatan yang Anda capai tidak menjamin kesempurnaan yang maksimal. Anda masih membutuhkan orang lain untuk menyelesaikan persoalan yang Anda hadapi.
Belum lagi Anda pasti akan mengalami masa tua, lalu meninggal dunia. Semua itu adalah situasi Anda pasti sangat membutuhkan bantuan orang lain. Bukan saja karena kondisi jasmani Anda melemah, tetapi ketika Anda mati harus orang lain yang memandikan Anda, menggotong keranda, dan menurunkan jasad Anda ke lubang kuburan.
Belum lagi Anda pasti akan mengalami masa tua, lalu meninggal dunia. Semua itu adalah situasi Anda pasti sangat membutuhkan bantuan orang lain.
Ditambah lagi kenyataan dunia yang serba tidak pasti, kadang tiba-tiba bencana terjadi, berupa bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, dan erupsi gunung berapi atau bencana kemanusiaan seperti menyebarnya wabah korona dan sebagainya. Itu semua menuntut keharusan adanya sikap saling menolong.
Dalam kacamata agama itu disebut dengan ujian al ibtilaa. Allah SWT berfirman: “Alladzii khalaqal mauta wal hayaata liyabluwakum ayyukum ahsanu ‘amala.” (QS al-Mulk: 2). Bahwa ujian kehidupan itu tujuannya agar kita saling berbuat baik.
Dalam ayat yang lain ditegaskan bahwa ujian tersebut bisa berupa ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, kematian, dan kekurangan buah-buahan: “Walanabluwannakum bisyaiin minal khaufi walju’i wa naqshin minal amwaali wal anfusi wats tsamaraati wabasy syirish shaabiriin.” (QS al-Baqarah: 155).
Kata ash shaabiriin menunjukkan sabar sebagai jalan keluar dari ujian tersebut. Termasuk sabar adalah sikap peduli terhadap kemanusiaan.
Terutama peduli kepada mereka yang lemah dan tidak berdaya, baik melalui pintu yang hukumnya wajib, seperti membayar zakat, maupun yang hukumnya sunah, seperti sedekah, infak, dan sebagainya. Intinya adalah bahwa berbagi adalah keniscayaan.
Ketahuilah bahwa di saat kita membantu orang lain sebenarnya sedang membantu diri kita sendiri. Sebab, dari sini kita akan mendapatkan pertolongan-Nya. “Wallahu fii ‘aunil abdi maakaanal ‘abdu fii ‘auni akhihi.” (HR Muslim).
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.