Kabar Utama
Evakuasi Korban Semeru Berhenti Sementara
Tercatat, 39 warga di sejumlah kecamatan meninggal akibat erupsi Gunung Semeru.
LUMAJANG -- Hari kelima pascaerupsi Gunung Semeru yang menerpa Kabupaten Lumajang, kegiatan evakuasi terpaksa kembali dihentikan sementara. Ancaman awan panas yang masih menguar dari puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut menjadi alasannya.
Evakuasi yang dihentikan berlokasi di Dusun Curah Kobokan, Kelurahan Supiturang, Kecamatan Pronojiwo. "Proses evakuasi mulai pagi, tapi pukul 09.15 WIB dihentikan karena muncul awan panas," kata Dewa, komandan tim pencarian dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Surabaya, di Curah Kobokan, Rabu (8/12).
Petugas, ungkapnya, berhasil menemukan dan mengevakuasi dua jenazah dalam upaya pencarian yang dilakukan selama beberapa jam pada Rabu pagi. Saat petugas melakukan evakuasi, beberapa warga datang untuk mengambil barang yang masih bisa diselamatkan dari rumah mereka. Saat awan panas muncul, petugas meminta warga meninggalkan Curah Kobokan dan kembali ke tempat pengungsian.
Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Surabaya, I Wayan Suyatna mengungkapkan, pada hari kelima pencarian korban erupsi Gunung Semeru, ada tiga Search and Rescue Unit (SRU) beranggotakan dari berbagai instansi dan organisasi relawan yang diterjunkan. SRU 1 melakukan pencarian korban di daerah Kajar Kuning dan Curah Kobokan.
"Kemudian untuk SRU 2 melakukan pencarian korban di daerah Tambang Pasir H Satuhan, dan SRU 3 melakukan pencarian di daerah Kebondeli dan Kampung Renteng," ujarnya, Rabu (8/12).
Ia mengungkapkan beberapa kebutuhan mendesak bagi warga di pengungsian. Di antarnya, pakaian, selimut atau jaket, masker, hand sanitizer, makan dan minuman siap konsumsi, obat-obatan, multivitamin untuk orang dewasa dan anak-anak, peralatan belajar anak, serta mainan anak untuk kebutuhan traume healing.
Selain awan panas, Dusun Kamar Kajang di Desa Sumberwuluh juga diterjang banjir akibat material dari gunung yang dibawa hujan deras yang mengguyur desa setempat. "Di daerah Dusun Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro diterjang banjir luapan sungai sejak Selasa (7/12) malam hingga pagi ini," kata Kepala Desa Sumberwuluh Abdul Aziz, Rabu.
Ia mengatakan, luapan air yang membawa material lumpur mengakibatkan jalan raya dan rumah warga di Dusun Kamar Kajang mengalami banjir dengan kedalaman 50 sentimeter hingga 100 sentimeter. "Seluruh badan jalan dan rumah di sepanjang jalan itu banyak terpendam lumpur akibat DAS (daerah aliran sungai) tertutup material lahar Gunung Semeru," tuturnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang melaporkan jumlah korban meninggal akibat erupsi Gunung Semeru bertambah hingga Rabu (8/12) siang. Tercatat, 39 warga di sejumlah kecamatan meninggal akibat bencana erupsi ini.
Selain data orang meninggal, Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kabupaten Lumajang, Joko Sambang juga melaporkan, terdapat 105 orang terluka akibat erupsi. Jumlah ini termasuk 23 orang yang mengalami luka berat. "Dan 82 orang mengalami luka ringan," kata Joko saat dikonfirmasi Republika, Rabu (8/12) sore.
Joko juga mengungkapkan, ada 31 unit fasilitas umum yang rusak akibat erupsi. Kemudian, 3.021 peternak di sejumlah kecamatan mengalami kerugian. Para peternak harus kehilangan 764 ekor sapi, 684 kambing, dan 1.578 unggas.
Adapun mengenai hunian yang rusak, BPBD masih harus melakukan pendataan. Sebab, para relawan terkendala untuk melakukan proses mengingat sisa material erupsi masih panas. Ditambah lagi, abu vulkanis menutup banyak hunian rumah hingga menyisakan atap.
Berdasarkan situasi ini, tim BPBD yang bertugas mendata seperti fasilitas umum (fasum) hanya bisa mengambil data dari balai desa. "Jadi misal di sekitar itu sekian, gitu tok. Cuma belum bisa diidentifikasi karena kami tidak tahu kondisi rumah awalnya seperti apa. Jadi belum bisa kami petakan," ungkapnya.
Sebelumnya, Gunung Semeru mengalami peningkatan aktivitas vulkanik yang ditunjukkan dengan terjadinya guguran awan panas. Guguran ini dilaporkan mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (4/12) pukul 15.20 WIB.
Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Gunung Semeru di Pos Gunung Sawur, Dusun Poncosumo, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro telah melaporkan adanya getaran banjir lahar atau guguran awan panas tercatat mulai pukul 14.47 WIB dengan amplitudo maksimal 20 milimeter.
Pada pukul 15.10 WIB, PPGA Pos Gunung Sawur melaporkan visual abu vulkanis dari guguran awan panas sangat jelas. Hal tersebut teramati mengarah ke Besuk Kobokan dan beraroma belerang.
Berdasarkan laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), guguran lava pijar teramati dengan jarak luncur kurang lebih 500 hingga 800 meter. Pusat gugurannya berada kurang lebih 500 meter di bawah kawah.
Danrem 083/Baladhika Jaya Kolonel Inf Irwan Subekti sebelumnya menyatakan upaya pencarian difokuskan di Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh dan wilayah Desa Curah Kobokan. Lebih lanjut dalam operasi pencarian, Irwan mengatakan tim gabungan sangat memperhatikan aspek keamanan dan keselamatan di lapangan.
“Pencarian pagi hingga sore dengan memperhatikan cuaca di Lumajang. Hampir setiap hari, setiap sore rata-rata turun hujan. Upaya pencarian sangat dipengaruhi kondisi hujan di lapangan,” ujarnya, Selasa (7/12) malam.
Upaya pencarian warga yang masih dinyatakan hilang akan mengoptimalkan kemampuan para personel di lapangan, yang juga dibantu dengan alat berat. Ia pun selalu mengingatkan kewaspadaan terhadap kondisi material vulkanik yang masih panas dan kondisi hujan di puncak gunung agar terhindar dari banjir lahar dingin.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.