Warga dan relawan mengevakuasi hewan ternak yang terjebak di kandang di Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021). Letusan gunung Semeru mengakibatkan sebagian hewan ternak milik penduduk di kawasan tersebut mati karena terlambat dievakuasi dan | ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto

Tajuk

Gerak Cepat Atasi Erupsi Semeru

Pemerintah juga harus memastikan, semua pihak yang berada di sekitar Semeru berhati-hati.

Pemerintah perlu bergerak cepat mengatasi dampak erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Selain melakukan penanganan terhadap korban terdampak, juga mempersiapkan tindakan antisipasi jika terjadi erupsi susulan. Apalagi, ada laporan yang menyatakan, terdapat kemungkinan aktivitas Gunung Semeru kembali meningkat.

Gunung Semeru yang terletak di Jawa Timur (Jatim) dilaporkan, melakukan erupsi pada Sabtu (4/12). Kondisi erupsi gunung pun menyebar cepat di sejumlah video dan foto yang beredar di berbagai media sosial (medsos).

Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) melaporkan, Gunung Semeru mengalami peningkatan aktivitas vulkanis yang ditunjukkan dengan terjadinya guguran awan panas. Guguran ini dilaporkan mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pada Sabtu pukul 15.20 WIB.

Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Gunung Semeru di Pos Gunung Sawur, Dusun Poncosumo, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, pun telah melaporkan adanya getaran banjir lahar atau guguran awan panas yang tercatat mulai pukul 14.47 WIB dengan amplitudo maksimal 20 milimeter. Pada pukul 15.10 WIB, PPGA Pos Gunung Sawur melaporkan visual abu vulkanis dari guguran awan panas sangat jelas.

 
Maka itu, pemerintah harus bergerak cepat melakukan langkah antisipatif agar jangan sampai terjadi korban baru lagi. 
 
 

Hal tersebut teramati mengarah ke Besuk Kobokan dan beraroma belerang. Berdasarkan laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), guguran lava pijar teramati dengan jarak luncur kurang lebih 500 hingga 800 meter. Pusat gugurannya berada kurang lebih 500 meter di bawah kawah.

Erupsi Gunung Semeru ini pun telah memakan korban. Hingga Ahad (5/12) pukul 12.09, setidaknya ada 13 orang yang terdata meninggal dunia. Beberapa warga ditemukan di antara reruntuhan rumah yang dilalap oleh awan panas. Melihat perkembangan yang ada, bukan tidak mungkin, angka ini akan terus meningkat ke depannya.

Maka itu, pemerintah harus bergerak cepat melakukan langkah antisipatif agar jangan sampai terjadi korban baru lagi. Hal yang utama saat ini tentunya adalah evakuasi. Pemerintah harus berupaya maksimal untuk membantu masyarakat sekitar yang masih terjebak.    

Memang, hal ini tidak mudah dilakukan. Beberapa kendala yang ditemui, yaitu kondisi awan panas dan medan yang sulit. Ada beberapa jalur yang sebelumnya permukiman dan merupakan akses jalan, tetapi kini tak bisa dilalui karena telah tertutup sisa material erupsi yang sudah menjadi lumpur. Selain itu, jembatan yang menghubungkan Kecamatan Candipuro dan Pronojiwo, yang merupakan jalan nasional dan menghubungkan Kabupaten Lumajang dan Malang juga terputus.

 
Pemerintah juga harus memastikan, semua pihak yang berada di sekitar Semeru berhati-hati. Ini karena ada potensi erupsi susulan atau awan panas.
 
 

Pemerintah juga harus memastikan, semua pihak yang berada di sekitar Semeru berhati-hati. Ini karena ada potensi erupsi susulan atau awan panas. Meskipun begitu, seberapa besar dan seberapa jauhnya sulit diprediksi.

Seharusnya, tindakan antisipatif ini bisa dijalankan dengan lebih baik. Ini mengingat, sebelumnya, Kementerian ESDM melalui Badan Geologi sudah mengirimkan //early warning// kepada para pemangku kepentingan di wilayah Jawa Timur, terkait aktivitas Gunung Semeru. Badan Geologi juga sudah menaikkan status Gunung Semeru ke level waspada sejak Mei lalu.

Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan, erupsi dan guguran awan panas sudah mulai dikeluarkan Gunung Semeru sejak 1 Desember 2021. Sejak 2 Desember, Badan Geologi Kementerian ESDM sudah mengirimkan surat kepada Pemerintah Daerah Lumajang, bahkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Karena itu, pemerintah daerah dan masyarakat seharusnya siap ketika Semeru benar-benar melakukan erupsi. Termasuk juga jika terjadi erupsi susulan. Mari berdoa agar tidak ada lagi saudara kita yang menjadi korban dari erupsi Gunung Semeru ini.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat