Nusantara
Vaksinator Masih Kesulitan Vaksinasi Warga Asli Papua
Masyarakat OAP masih beranggapan vaksinasi mengandung chip yang dikenal dengan 666.
JAYAPURA -- Salah seorang vaksinator Covid-19, Yamamoto (50 tahun), mengatakan, hingga kini, masih mengalami kesulitan melakukan vaksinasi kepada warga asli Papua (orang asli Papua/OAP). Kondisi ini disebabkan banyak berita tidak benar atau hoaks yang menyebabkan vaksinasi tidak dapat dilakukan dengan mudah.
"Masyarakat OAP masih beranggapan vaksinasi mengandung chip yang dikenal dengan 666," kata Yamamoto yang sehari-hari bertugas di Dinkes Papua di Jayapura, Kamis (2/11).
Kondisi ini dipersulit adanya petugas kesehatan yang juga enggan divaksinasi karena masih percaya hoaks. Untuk menghadapi hal itu, ia bersama rekan-rekan vaksinator berupaya memberikan pemahaman dengan mendekati tokoh masyarakat dan agama agar mendapat kepercayaan dari masyarakat hingga bersedia divaksinasi.
"Puji Tuhan secara perlahan makin banyak warga OAP yang mau divaksin mengingat pentingnya vaksinasi guna memberikan daya tahan tubuh dari serangan Covid-19, " aku Yamamoto yang mengaku sebelumnya sudah mendapatkan pelatihan sebagai vaksinator selama seminggu.
Target vaksinasi Covid-19 untuk Kota Jayapura tercatat 231.863 orang. Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura dr. Nyoman Antari secara terpisah mengaku, untuk vaksin kedua belum mencapai 70 persen.
"Kami masih terus mengejar agar pencapaian vaksinasi kedua bisa mencapai 70 persen karena dari 171.616 orang yang sudah divaksinasi pertama atau 74 persen tercatat baru 120.629 orang yang sudah divaksinasi kedua atau 52 persen, " kata dr. Nyoman.
Sementara itu, sejumlah daerah juga berusaha mengejar target vaksinasi 70 persen pada akhir tahun ini. Pemkab Manggarai Barat berupaya melakukan terobosan seperti melakukan kerja sama dengan pihak swasta untuk mengejar target vaksinasi.
Di Manggarai Timur, Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat meminta pemkab setempat segera menghabiskan stok vaksin Covid-19. Sebab, masih ada 40 ribu dosis vaksin yang belum digunakan di Manggarai Timur.
Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan juga sebelumnya menyatakan terkejut dan mempertanyakan kondisi 70 persen pegawai pemprovbelum disuntik vaksin Covid-19 hingga akhir November 2021. "Aparat negara harusnya menjadi contoh panutan bagi masyarakat untuk taat protokol kesehatan dan vaksinasi," tegas Gubernur dalam apel bersama ASN, TNI dan Polridi lapangan Borasi Manokwari, Selasa.
Gubernur mengatakan, tidak ada alasan bagi pegawai di provinsi ini untuk tidak divaksin, karena upaya membentuk kekebalan kelompok di lingkungan kerja dan masyarakat Papua Barat harus tercapai."Bagi ASN di lingkungan pemerintah provinsi Papua Barat wajib divaksin. Kekebalan kelompok harus terbentuk di lingkungan kerja," tukasnya.
Selanjutnya Gubernur mengarahkan pegawai pemerintah agar mendatangi tempat pelayanan vaksknasi massal yang akan digelar pada Kamis (2/12) di lapangan Borasi Manokwari."Hari Kamis, seluruh pegawai pemerintah Provinsi Papua Barat yang belum divaksin wajib datang, Ini perintah," tegasnya.
Selanjutnya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat Otto Parorongan melaporkan, cakupan vaksinasi COVID-19 Papua Barat per 29 November 2021 ini sudah mencapai 43 persen dosis pertama dan 23,3 persen dosis kedua.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.