Pegawai menghitung uang di Kantor Cabang Digital Bank Syariah Indonesia (BSI) Thamrin, Jakarta, Selasa (24/8/2021). Pada semester I tahun 2021 BSI mencatat perolehan laba bersih sebesar Rp1,1 triliun, menyalurkan pembiayaan hingga Rp161,5 triliun dan menc | ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.

Kabar Utama

Ekosistem Digital Keuangan Syariah Diperluas

Pertumbuhan industri syariah akan lebih cepat jika bergerak bersama dalam ekosistem yang terdigitalisasi.

JAKARTA -- Pemerintah dan para pemangku kepentingan terkait bertekad memperluas ekosistem digital ekonomi dan keuangan syariah di Tanah Air. Perluasan tersebut diharapkan dapat membuat produk dan jasa keuangan syariah semakin diminati masyarakat.

Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mendorong industri keuangan syariah terus menggencarkan transformasi digital karena menjadi tuntutan atas perkembangan zaman. Ia mengatakan, perubahan merupakan sebuah keniscayaan, tak terkecuali di bidang ekonomi syariah.

Wapres menegaskan, digitalisasi ekonomi merupakan fenomena yang tidak terelakkan. Apalagi, kata Kiai Ma'ruf, tekonologi yang saat ini canggih bisa saja menjadi usang di masa depan.

"Maka dari itu, pengembangan digitalisasi dalam integrasi ekosistem perlu terus dijaga untuk pengembangan ekonomi syariah yang berkelanjutan," kata Kiai Ma'ruf saat menjadi keynote speaker pada webinar bertajuk "Transformasi Digital Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Syariah" yang digelar Harian Republika, Rabu (1/12).

Webinar tersebut merupakan bagian dari rangkaian Anugerah Syariah Republika (ASR) 2021. Webinar menghadirkan empat narasumber, yaitu Deputi Direktur Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Luqyan Tamanni, Direktur Information Technology Bank Syariah Indonesia Achmad Syafii,  Presiden Direktur Aladin Syariah Dyota Marsudi, dan Research Director Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah.

Wapres mengatakan, digitalisasi ekonomi syariah akan menciptakan peluang besar apabila berhasil memaksa para pelaku untuk lebih kompetitif dan menciptakan produk layanan terbaik. Dalam kesempatan tersebut, Wapres mengapresiasi Republika yang konsisten menggelar Anugerah Syariah Republika, yang tahun ini menginjak tahun kelima.

Wapres berharap ajang ASR 2021 dapat terus mengobarkan semangat para pelaku industri untuk terus berlomba dalam kebaikan demi pertumbuhan ekonomi syariah Indonesia. Ia juga mengajak seluruh pihak menyongsong 2022 dengan optimisme serta tetap waspada terhadap ketidakpastian.

Deputi Direktur Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Luqyan Tamanni mengatakan, KNEKS terus mendorong pengembangan keuangan syariah melalui pendekatan ekosistem. Secara umum, KNEKS memiliki dua program prioritas, yakni mendorong sisi permintaan terhadap instrumen lembaga keuangan syariah dan sisi pasokan.

photo
Karyawan melayani nasabah pada peresmian Layanan Syariah Bank Umum di Kantor Bank KB Bukopin Bogor, Jawa Barat, Senin (23/8/2021). PT Bank KB Bukopin Syariah melebarkan ekspansi jaringan Layanan Syariah Bank Umum di Kantor Bank KB Bukopin Bogor. - (Republika/Putra M. Akbar)

Peningkatan sisi permintaan salah satunya dilakukan melalui pembentukan Islamic investment bank atau perusahaan efek syariah yang fokus pada penciptaan pasar, khusus emisi sukuk korporasi. Saat ini, mayoritas sukuk di Indonesia diterbitkan oleh pemerintah melalui Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

"Untuk supply dana di lembaga keuangan syariah, kami mendorong dibukanya layanan syariah investor institusional, seperti BPJS Ketenagakerjaan dan Dana Pensiun Syariah," katanya.

Saat ini, layanan syariah Jamsosnaker sudah dibuka di Aceh. Diharapkan, program BPJS Ketenagakerjaan syariah secara nasional bisa dilakukan pada kuartal III 2023 atau lebih awal dari itu.

Ia mengatakan, pengembangan ekosistem digital perbankan syariah menjadi upaya bersama regulator dan industri. Menurut Luqyan, pertumbuhan industri syariah akan jauh lebih cepat jika bergerak bersama dalam ekosistem yang terdigitalisasi. "Ekosistemnya cukup kompleks dan melibatkan banyak stakeholder, seperti masjid, pesantren, pendidikan Islam, lembaga keuangan syariah, industri halal, UMKM, sertifikasi halal, hingga pasar modal," katanha.

Ia mengungkapkan, ada beberapa strategi yang didorong KNEKS dalam hal transformasi ekosistem digital ekonomi dan keuangan syariah. Beberapa di antaranya adalah mendorong pemanfaatan industri 4.0 dan transformasi digital bagi UMKM, serta memaksimalkan transaksi nontunai.

Research Director CORE Indonesia Piter Abdullah menyampaikan, pengembangan keuangan syariah melalui integrasi ekosistem akan sangat bermanfaat. Bank bisa bersaing saat berada dalam pengembangan ekosistem digital. "Yang memiliki ekosistem terbesar itu yang bisa memenangkan persaingan, makanya sekarang masing-masing sudah berlomba kembangkan ekosistemnya," katanya.

Hubungan antara bank dengan fintech, e-commerce, dan ekosistem pendukung lain juga mesti ditingkatkan karena sangat memudahkan nasabah. Ia menegaskan, nasabah akan bisa merasakan banyak manfaat dengan adanya ekosistem yang lengkap.

Ia mendorong agar hal tersebut bisa diraih industri syariah. Tujuannya agar masyarakat dapat menikmati luasnya ekosistem yang dikembangkan. Namun demikian, transformasi digital di sektor syariah dinilai belum cukup untuk membuat industri ini lebih mendominasi. "Ini karena industri keuangan konvensional juga melakukan transformasi yang mungkin lebih jauh," katanya.

Ia meyakini transformasi digital di sektor keuangan syariah akan membuka peluang agar perkembangan industri menjadi lebih masif. Transformasi tersebut juga seharusnya bisa menjawab tantangan-tantangan yang selama ini di keuangan syariah. “Salah satunya pricing yang mahal,” katanya. 

photo
Petugas melayani transaksi nasabah di kantor layanan BTN Syariah, Jakarta. - (Republika/Prayogi)

Bank Syariah Pacu Digitalisasi 

Bank syariah menggencarkan transformasi digital untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses produk dan layanan. Digitalisasi produk dan layanan diharapkan dapat memperkuat eksosistem serta inklusi keuangan syariah di Tanah Air. 

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menyatakan, transformasi digital yang dilakukan mengarah pada bionic banking. Direktur Information Technology BSI Achmad Syafii mengatakan, transaksi-transaksi yang sederhana diarahkan seluruhnya melalui aplikasi BSI Mobile.

"Sementara yang kompleks, butuh konsultasi, dan memiliki nominal besar, itu baru (transaksi) ke cabang," kata Syafii dalam Webinar Road to Anugerah Syariah Republika 2021, Rabu (1/12).

Ia menjelaskan, salah satu produk yang baru diluncurkan adalah pengajuan mitraguna online melalui BSI Mobile. Menurut dia, ada produk-produk digital lain yang sedang dalam persiapan untuk diluncurkan pada tahun depan. Produk-produk tersebut terkait dengan fitur unggulan BSI, seperti cicil emas, gadai emas, dan lainnya.

Selain itu, menurut Syafii, BSI akan mengeluarkan layanan digital yang bekerja sama dengan fintech syariah. "Ekosistem yang kita kembangkan akan ke arah sana," katanya.

photo
Pemilik UMKM Hidrofarm, Arief (kanan) bersama pekerja melakukan perawatan tanaman sayuran yang dibudidayakan di Padang, Sumatera Barat, Selasa (9/11/2021). Arief mengembangkan usaha dengan konsep urban farming (pertanian di perkotaan) dengan memanfaatkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) mikro tanpa riba bagi UMKM dari Bank Syariah Indonesia (BSI) yang sangat membantu di masa pandemi. - (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Syafii menambahkan, transformasi BSI juga mengarah pada open banking. Ada banyak fitur dalam application programming interface (API) BSI yang bisa memperluas ekosistem keuangan syariah, sehingga memberi manfaat lebih pada masyarakat. "Alhamdulillah kita juga sudah punya lisensi API itu untuk mengarah ke open banking, sehingga dapat memperluas layanan dan bersinergi dengan pelaku bisnis lainnya," katanya.

PT Bank Aladin Syariah Tbk mencoba untuk mengembangkan produk sesuai kebutuhan dari target pasar. Presiden Direktur Aladin Syariah, Dyota Marsudi mengatakan, target pasar Aladin Syariah adalah masyarakat unbanked, underbanked, serta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). 

"Kita tidak bisa menciptakan produk atau aplikasi yang menyenangkan semua orang, jadi kami fokus pada menjawab kebutuhan dari target pasar yang ingin kami layani dan mitra," kata Dyota yang juga hadir dalam webinar Republika

Dyota menyampaikan, Aladin Syariah ingin mengembangkan produk yang belum pernah ada sebelumnya. Produk tersebut harus sesederhana mungkin, karena sejak awal pihaknya fokus melayani masyarakat yang belum terjangkau.

Pengembangan produk juga disesuaikan dengan ekosistem mitra Aladin Syariah. Saat ini, Aladin Syariah telah bekerja sama dengan gerai retailer yang memiliki sekitar 14 ribu merchant di seluruh Indonesia, Alfamart, dan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) yang memiliki kapasitas keuangan besar.

Dyota mengatakan, Aladin Syariah terus mengembangkan ekosistemnya. Aladin Syariah telah melakukan pembicaraan dengan para pelaku industri lain yang juga memiliki ekosistem besar, baik yang bergerak di ranah daring maupun luring. Namun, ia belum bisa menyampaikan perkembangan lebih lanjut. "Insya Allah tahun depan kita bisa umumkan lebih," katanya.

Menurut dia, alasan utama menyasar kelompok unbanked hingga UMKM karena tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah masyarakat Indonesia yang masih rendah. Sebelum memutuskannya, Aladin Syariah juga sudah melakukan riset terkait segmen ini. Atas alasan itu, kata dia, Aladin Syariah menggandeng Alfamart untuk memperkuat branding karena berada di tengah kelompok unbanked dan underbanked tersebut.

Aladin Syariah juga mengimplementasikan open banking dan automasi sejak awal proses onboarding. Layanan akan mengandalkan sistem digital, tapi produk yang dibangun akan sesuai dengan kebutuhan. "Karena masyarakat yang dilayani adalah segmen tersebut di atas, maka aplikasi akan sangat ringan dan bisa tetap dijangkau meski dengan jaringan internet lemah," ujar dia. 

Ia menegaskan, kolaborasi atau partnership menjadi pendukung utama di awal kehadiran Aladin Syariah. Ia berharap bisa membawa pendekatan baru sebagai solusi dari tantangan yang selama ini ada. "Dengan adanya cara berpikir yang beda, kita bisa benar-benar membuat penawaran yang inovatif dan belum pernah dilakukan sebelumnya," katanya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat