Daur ulang fashion (listrasi) | Pexels/anna shvets

Belanja

Meluaskan Konsep Ramah Lingkungan

Konsep fesyen berkelanjutan merupakan suatu keharusan bagi industri untuk ikut melestarikan alam.

Saat ini, para pelaku fesyen dan industri di bidang ini sudah menerapkan konsep fesyen berkelanjutan (sustainable fashion). Bahkan, hal itu pun mulai menggerakkan anak-anak muda.Tak hanya itu, modest fashion dengan Muslim fashion juga menerapkan konsep ini.

Menurut Founder dan Ketua Umum Indonesia Modest Fashion Designer Jeny Tjahyawati, sustainable fashion merupakan gerakan yang menggeliat dan menjadi perhatian industri fesyen."Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari fast fashion yang menimbulkan kerusakan lingkungan," kata dia kepada Republika, sebulan lalu.

Dia menjelaskan, bentuk sustainable fashion itu berupa penggunaan kain ramah lingkungan, zero waste pattern, reuse, recycle, repair, dan upcycle. Bahannya pun terbuat dari serat alami, seperti viscose rayon, katun, dan batik dengan pewarna alam.

"Zero waste pattern, memakai pola sampai menghabiskan kain dan tidak menyisakan sampah (kain perca). Menggunakan, mendaur ulang, memperbaiki busana yang sudah tidak terpakai, itu contohnya," ujar Jenny. Sebagai desainer dan pelaku industri fesyen, tambah dia, mereka terus mengampanyekan konsep tersebut dengan memajukan perajin lokal daerah dan meningkatkan perekonomiannya.

National Chairman Indonesian Fashion Chamber (IFC) Ali Charisma juga mengatakan, konsep ini bukanlah tren, melainkan sebagai suatu keharusan bagi industri fesyen. Meski, kata dia, kadar sustainability-nya berbeda. "Indonesia belum secanggih Eropa yang memulai konsep ini dari pelaku sampai pelanggan. Di Indonesia, kami ingin mengejar khususnya melalui industri fashion Muslim," ujarnya di tengah konferensi pers Sustainable Muslim Fashion Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2021.

Dengan fesyen Muslim, dia berharap kearifan cara berpakaian ini juga bisa diimbangi dengan konsep keberlanjutan. Menurut dia, hal itu penting untuk dimulai dari sekarang.

Jeny mengatakan fesyen Muslim banyak yang menggunakan wastra nusantara untuk memajukan perajin lokal dan meningkatkan perekonomian. //Brand//-nya sudah menerapkan konsep tersebut sejak 2008 hingga kini. Menurut dia, apa pun konsepnya, jika melibatkan semua pihak terkait secara konsisten, upaya tersebut dapat tercapai, termasuk untuk pelestarian alam lewat fesyen berkelanjutan.

Sustainable Muslim Fashion ISEF 2021 digelar secara hibrida (daring dan luring) pada bulan lalu di Jakarta Convention Center (JCC) dan plat form virtual ISEF. Gelaran ini menghadirkan produk busana Muslim dan berbagai aksesori dengan desain dan kualitas yang siap bersaing di pasar global.

Direktur Kami Istafiana Candarini menjelaskan, tren sustainable fashion mulai banyak diterapkan oleh para pelaku usaha di bidang terkait. "Pola perilaku konsumen di Indonesia sudah mulai aktif secara sadar memilih produk yang sesuai dengan nilai-nilai yang mereka anut, yaitu mengurangi dampak negatif pada lingkungan," ungkapnya kepada Republika.

Kami, menurut Istafiana, menerapkan sustainable fashion sejak 2017, yakni mengganti penggunaan plastik biasa ke plastik dari bahan organik (100 persen dari olahan singkong). Kemudian, Kami juga memanfaatkan sisa-sisa bahan menjadi functional products, yakni salah satunya dijadikan fluffy band atau scrunchie, juga bahan organik (katun tencel) ramah lingkungan. 

 

 
Menggunakan, mendaur ulang, memperbaiki busana yang sudah tidak terpakai, itu contohnya.
 
 

 

Kreasikan Kembali Limbah

photo
Produk bernaterial limbah tekstil - (Dok Sleep Buddy )

Limbah  dari industri tekstil menjadi salah satu penyumbang sampah yang cukup tinggi di Indonesia. Limbah yang dimaksud yakni berupa potongan-potongan kain yang tidak memenuhi standart kualitas atau sisa kain setelah digunakan dalam produksi. 

Di Indonesia sendiri tak banyak dari pelaku industri tekstil yang memanfaatkan sisa kain menjadi barang yang  berguna dan akhirnya berakhir menjadi limbah yang tentunya akan mencemari ligkungan. Hal ini membuat Sleep Buddy yang hadir sejak 2009 dengan membawa misi untuk mengedukasi masyarakat Indonesia, betapa pentingnya istirahat. 

Termasuk dengan nyenyak salah satunya dengan menggunakan sprei dan selimut dengan bahan yang lembut. Dengan memanfaatkan limbah kain yang tersisa dari proses produksi pembuatan sprei atau selimut, Sleep Buddy membuat alternatif material baru dengan mendaur ulang potongan-potongan kain sisa produksi. 

photo
Produk sprei dan cover bed dari bahan daur ulang. - (Dok Sleep Buddy)

Produk-produk yang dihasilkan, antara lain cushion, table runner dan throw blanket yang semuanya berbahan dari sisa kain yang tak terpakai. Indah Catur Agustin selaku founder dari Sleep Buddy menjelaskan, langkah ini agar bumi tidak tertumpuk oleh limbah kain setiap harinya. 

 “Sleep Buddy yang saat ini tengah concern dengan lingkungan tak hanya berfokus pada produksi namun juga peduli dengan limbah yang dihasilkan,” ujar dia. 

Berbahan dasar dari potongan-potongan kain dari sisa produksi, Sleep Buddy mengolah kembali menjadi produk baru yang tetap berkualitas dan unik. “Sleep Buddy ingin memberikan kesempatan bagi setiap helai kain untuk dapat memiliki umur yang lebih panjang,” Catur melanjutkan. 

Melalui produk terbaru ini Sleep Buddy ingin mengajak masyarakat melestarikan lingkungan terutama dari limbah kain sisa. Berbagai produk daur ulang dari Sleep Buddy ini sudah dapat ditemukan di Tokopedia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat