Nusantara
Ribuan Dosis Vaksin di Kalteng Kedaluwarsa
Belum ada petunjuk yang harus dilakukan terhadap vaksin yang kedaluwarsa tersebut.
PALANGKA RAYA -- Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Tengah (Kalteng), Suyuti Syamsul mengatakan, sekitar 4.000 dosis vaksin Covid-19 di wilayah daerah aliran sungai (DAS) Barito sudah expired atau kedaluwarsa. Ribuan vaksin tersebut sudah tidak bisa digunakan.
"Vaksin ini eks Prancis, yakni AstraZeneca. Kebetulan kita terima sekitar 10 Oktober dan masa kedaluwarsanya 25 Oktober, sangat mepet," kata Suyuti, kemarin.
Menurut dia, vaksin yang datang dengan keadaan hampir kadaluwarsa itu tidak hanya terjadi di Kalteng, tapi di banyak daerah lain. Untuk di Kalteng, vaksin yang kedaluwarsa tersebut tersebar di wilayah DAS Barito yang meliputi Kabupaten Murung Raya, Barito Utara, Barito Selatan dan Barito Timur.
"Kami hanya mengimbau agar tidak terjadi hal seperti ini di kemudian hari," kata dia.
Menurut dia, belum ada petunjuk lebih lanjut mengenai tindakan yang harus dilakukan terhadap vaksin yang telah kedaluwarsa tersebut. Vaksin tersebut tetap disimpan sesuai standar penyimpanan yang ada sambil menunggu instruksi pusat.
Gubernur Kalteng, Sugianto Sabran mengatakan, keberadaan vaksin kadaluwarsa itu telah dibahas bersama dengan pemerintah kabupaten dan kota. Ia berharap tidak terjadi lagi.
"Kami sudah koordinasikan dan kami minta kabupaten dan kota bisa melakukan percepatan vaksinasi, serta menghabiskan stok vaksinnya, khususnya yang capaian targetnya belum optimal," pintanya.
Menanggapi itu, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, vaksin kadaluarsa memang tidak bisa digunakan lagi. Vaksin tersebut akan langsung dimusnahkan, kecuali, ada evaluasi dari BPOM berdasarkan data klinis yang diperlukan.
"Karena masa edar yang pendek, karena vaksin ini vaksin baru, jadi kemarin BPOM mengeluarkan masa edar yang pendek untuk keamanannya," kata Nadia kepada Republika, Kamis (17/11).
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Presiden Joko Widodo mengingatkan terkait masa berlaku vaksin Covid-19. Jokowi meminta agar pemerintah daerah lebih memperhatikan masa berlaku vaksin sehingga stok vaksin tidak kedaluwarsa.
Menkes Budi menyebut, Presiden telah menerima laporan adanya vaksin kedaluwarsa di sejumlah daerah seperti NTT, Jawa Tengah, dan juga Yogyakarta. “Bapak Presiden juga menekankan bahwa tolong hati-hati dengan vaksin kedaluwarsa. Jadi beberapa provinsi yang laporannya sampai ke beliau seperti misalnya NTT atau juga dari Jateng, Yogyakarta, itu perlu diperhatikan agar vaksinasinya jangan sampai kedaluwarsa,” ujar dia.
Menkes Budi mengingatkan, jika daerah menemukan vaksin yang sudah mendekati tanggal kedaluwarsa, maka agar segera dialihkan ke provinsi lain yang membutuhkan atau dialihkan kepada TNI dan Polri sehingga dapat segera diberikan kepada masyarakat.
Ia pun menegaskan, stok vaksin Covid-19 sampai saat ini masih aman. Hingga saat ini terdapat 276 juta dosis vaksin dan sebanyak 267 juta dosis di antaranya telah didistribusikan ke daerah. “Dan seperti tadi yang sudah dipakai ada 206 juta. Jadi masih ada stok sekitar 60 juta di kabupaten, kota, provinsi,” kata dia.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, juga meminta seluruh sekda kabupaten/kota mempercepat vaksinasi untuk menyukseskan kampanye vaksinasi 37 juta warga Jabar akhir Desember 2021. Itu dikatakan Gubernur pada momen pelantikan kepengurusan Komisariat Wilayah Forum Sekretaris Daerah Seluruh Indonesia Provinsi Jawa Barat periode 2021-2024 secara virtual dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa (16/11).
"Saya titip urusan vaksinasi itu harus sukses di akhir tahun ini. Sekda yang bertugas adalah perpanjangan tangan wali kota/bupati, tolong semangat lagi supaya kita bisa di akhir tahun bisa mengejar target vaksinasi," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.
Emil menekankan seluruh daerah harus sesegara mungkin menghabiskan stok vaksin yang dimiliki dan angan sampai ada vaksin yang kedaluwarsa. "Jangan sampai terdengar pulang dari sini ada vaksin yang kedaluwarsa karena kita kurang atensi. Jangan nanti menjadi viral dan mendapat teguran karena tidak memaksimalkan vaksin," katanya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.