Ekonomi
Menkeu Kucurkan PMN Rp 4,3 Triliun untuk Kereta Cepat
Struktur pembiayaan Kereta Cepat Jakarta-Bandung diisi oleh China Development Bank (CDB) sebesar 75 persen.
JAKARTA-- Pemerintah akan menganggarkan kebutuhan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung sebesar Rp 4,3 triliun. Tambahan dana lewat skema penyertaan modal negara (PMN) ini diambil dari saldo anggaran lebih (SAL) 2021. PMN tersebut akan dikucurkan kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero) selaku pimpinan konsorsium BUMN dalam proyek tersebut.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, semestinya pemenuhan kekurangan anggaran dilakukan oleh KAI. Hal ini karena proyek kereta cepat menggunakan skema business to business. Akan tetapi, hal itu tak bisa dilakukan KAI karena keuangan perseroan terpuruk akibat pandemi.
“Untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung kebutuhan pemenuhan base ekuitas sebesar Rp 4,3 triliun,” ujar Sri dalam rapat virtual dengan Komisi XI DPR, Senin (8/11).
Sri menyebut, merebaknya pandemi Covid-19 membuat KAI mengalami penurunan jumlah penumpang yang sangat signifikan. Hal itu kemudian menekan pendapatan dan kinerja keuangan KAI. Oleh karena itu, pemerintah melakukan intervensi melalui suntikan PMN.
Sebelumnya diberitakan, proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung kembali menemukan kejelasan pendanaan setelah mendapatkan persetujuan suntikan PMN dari pemerintah. Direktur Utama PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi mengungkapkan, progres pembangunan proyek tersebut sudah mencapai lebih dari 79 persen pada awal November.
“Rangkaian kereta atau electric multiple unit (EMU) untuk proyek tersebut sudah memasuki tahap produksi di pabrik China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC) Sifang di Qingdao, Cina dengan sistem manajemen mutu terstandardisasi internasional ISO 9001,” ujarnya.
Dwiyana mengatakan, masuknya investasi pemerintah melalui PMN kepada KAI akan mengakselerasi pengerjaan proyek setelah sempat tersendat akibat dampak pandemi Covid-19. Dia memerinci, struktur pembiayaan Kereta Cepat Jakarta-Bandung diisi oleh China Development Bank (CDB) sebesar 75 persen. Sementara itu, 25 persen dibiayai dari ekuitas konsorsium.
Dari porsi ekuitas konsorsium itu, 60 persen berasal dari konsorsium Indonesia sebagai pemegang saham mayoritas. Sehingga, secara keseluruhan pendanaan dari konsorsium Indonesia ini sekitar 15 persen dari total biaya proyek. Sedangkan, sisanya sebesar 85 persen dibiayai dari ekuitas dan pinjaman pihak Cina tanpa adanya jaminan dari Pemerintah Indonesia.
Kereta Cepat Jakarta-Bandung masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dibangun melalui kerja sama Indonesia dan Cina. Pengerjaan proyek ini menggunakan teknologi tinggi sehingga diharapkan bisa menjadi lompatan bagi Indonesia. Kedua negara juga telah melakukan transfer pengetahuan sehingga para pekerja di Indonesia memiliki kesempatan untuk meningkatkan kompetensinya di bidang industri kereta cepat.
View this post on Instagram
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.