Nasional
Kebijakan Konsisten Jadi Kunci Menuju Endemi
Indonesia bisa menjadi wilayah endemi Covid-19 apabila melewati masa stabil selama tiga periode waktu berturut-turut.
JAKARTA -- Indonesia harus konsisten mengendalikan kasus Covid-19 jika ingin beralih status dari pandemi menjadi endemi. Kebijakan tersebut harus bisa menjaga angka perawatan di fasilitas kesehatan dan kematian tetap rendah.
Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane mengatakan untuk masuk status endemi Indonesia harus melaporkan kepada WHO indikator jumlah kasus, positivity rate, perawatan, serta kematian tetap rendah dan terkendali. Untuk menjadi endemi, sebelumnya WHO harus lebih dulu mencabut status pandemi menjadi epidemi.
"Jika suatu penyakit berada di satu wilayah dalam jumlah yang tinggi, selama tiga periode waktu berturut-turut dan sudah ada teknologi untuk mengendalikannya, sebenarnya sudah menjadi endemi," kata Masdalina, Jumat (5/11).
Indonesia bisa menjadi wilayah endemi Covid-19 apabila melewati masa periode di mana kasusnya terkendali dengan stabil selama tiga periode waktu berturut-turut.
Saat status pandemi dari WHO sudah dicabut, tapi Indonesia masih belum bisa mengendalikan kasus Covid-19 secara stabil, artinya masih ada lonjakan kasus yang lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Jika ini yang terjadi, maka Covid-19 masih menjadi epidemi di wilayah Indonesia.
Karena itu, Indonesia harus tetap ketat mempraktikkan protokol kesehatan ditambah vaksinasi. "Tentu saja yang harus dilakukan basic control, 3M dan 3T itu adalah pengendalian dasar secara internasional," katanya.
Pemerintah tetap terus melakukan tes Covid-19 kepada orang yang diduga terinfeksi, melakukan pelacakan kontak erat, melakukan perawatan bagi pasien yang mengalami gejala sedang hingga berat untuk mencegah pemburukan yang bisa menyebabkan kematian. Program vaksinasi juga harus tetap digencarkan agar cakupannya mencapai 70 hingga 80 persen dari populasi agar tercipta kekebalan kelompok.
Berharap endemi
Pemerintah Kota Bandung menilai penderita Covid-19 yang dirawat di rumah sakit cenderung mengalami penurunan. Kondisi tersebut dipengaruhi percepatan vaksinasi Covid-19 dan diharapkan status pandemi bisa berubah menjadi endemi.
Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan, penyebaran kasus Covid-19 meningkat dalam beberapa hari terakhir, tapi tidak berlangsung lama dan kembali turun. Peningkatan kasus ditengarai akibat surveilans yang dilakukan kepada siswa dan guru yang ikut pembelajaran tatap muka (PTM).
"BOR (bed occupancy rate) turun 4 persen. Mudah-mudahan ini sudah jadi endemi fatalitas ke rumah sakit turun," ujarnya, Jumat (5/11).
Ia mengungkapkan, mereka yang terpapar Covid-19 banyak mengalami gejala ringan. Kondisi penderita Covid-19 yang mengalami gejala ringan diharapkan mengarah kepada perubahan status pandemi menjadi endemi. Apabila hal tersebut terjadi, maka Covid-19 akan seperti penyakit DBD atau flu. "Endemi penyebaran ada fatalitas turun," katanya.
Ia pun berharap penurunan kasus akibat dampak vaksinasi. Para siswa dan guru yang terpapar Covid-19 pun berstatus orang tanpa gejala.
Meski terjadi penurunan kasus, ia berharap masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Ia mengapresiasi kepatuhan warga yang disiplin menerapkan protokol kesehatan di angka 80-90 persen berdasarkan survei yang dilakukan Pemprov Jabar.
"Minimal tiga, masker, jaga jarak dan mencuci tangan," katanya. Ia menyebut masyarakat saat ini sudah membiasakan diri menerapkan protokol kesehatan.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.