Ekonomi
Garuda-Emirates Berkolaborasi
Garuda telah menandatangani nota kesepahaman kerja sama dengan Emirates di Dubai, UEA, Rabu (3/11).
JAKARTA – PT Garuda Indonesia (Persero Tbk) berkolaborasi dengan maskapai ternama dunia, Emirates. Emiten berkode saham GIIA itu berharap kerja sama dengan Emirates dapat memperkuat layanan rute penerbangan dalam dan luar negeri.
Garuda telah menandatangani nota kesepahaman kerja sama dengan Emirates di Dubai, UEA, Rabu (3/11). Perjanjian dalam bentuk code sharing tersebut menyatakan pelanggan Garuda tetap bisa menjelajahi rute internasional melalui maskapai Emirates.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, lewat kerja sama code sharing dengan Emirates dalam melayani rute penerbangan ke luar negeri, maka Garuda masih memiliki value di mata pelanggannya. Hal ini diharapkan berdampak positif dalam mendukung orientasi baru Garuda yang akan lebih fokus melayani rute domestik.
"Bagaimanapun juga, kita tidak bisa tinggal diam, bukan? Yang namanya usaha dan mencari solusi harus tetap dipikirkan. Termasuk juga menyusun strategi dan fokus baru untuk bisnis penerbangan domestik Garuda," kata Erick dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (4/11).
Di tengah usaha restrukturisasi Garuda, Kementerian BUMN selaku pemegang saham mayoritas terus melebarkan perpektif dan mengkaji berbagai kemungkinan opsi terkait langkah pemulihan. Menurut Erick, hal itu bertujuan agar flag carrier maskapai nasional tersebut bisa fokus pada orientasi bisnis di rute penerbangan domestik.
"Upaya restrukturisasi terus berjalan. Negosiasi utang-utang Garuda yang mencapai 7 miliar dolar AS karena leasing cost termahal yang mencapai 26 persen dan juga korupsi lagi dinegosiasikan dengan para lessor," ujar Erick.
Saat ini Garuda juga fokus dalam mengakselerasikan langkah pemulihan kinerja perseroan. Maskapai penerbangan pelat merah tersebut akan merestrukturisasi kewajiban usaha perseroan bersama seluruh krediturnya.
“Di tengah tekanan kinerja usaha yang dihadapi seluruh pelaku industri penerbangan, langkah restrukturisasi menjadi sebuah opsi yang paling tepat dan relevan dalam menunjang upaya pemulihan kinerja Garuda,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra.
Irfan memastikan, langkah restrukturisasi tersebut yang saat ini terus diperkuat melalui sinergitas BUMN. Irfan menyebutkan, salah satunya bersinergi dengan PT Pertamina (Persero).
“Pada akhir 2020 kami berhasil memperoleh kesepakatan perpanjangan waktu pembayaran kewajiban usaha selama tiga tahun dari total //outstanding// yang tercatat hingga akhir 2020 terhadap Pertamina,” ujar Irfan.
Irfan menegaskan, kesepakatan tersebut terus diperkuat melalui diskusi penjajakan restrukturisasi bersama Pertamina. Khususnya untuk kewajiban usaha yang tercatat pada tahun ini.
Irfan mengatakan, Garuda Indonesia percaya langkah yang telah berhasil dijajaki bersama Pertamina ataupun berbagai mitra usaha lainnya menjadi fondasi fundamental. Khususnya bagi kelangsungan bisnis perseroan ke depannya.
Irfan menambahkan, di tengah percepatan langkah restrukturisasi bersama mitra usaha, Garuda Indonesia memastikan seluruh aspek kegiatan operasional penerbangan akan tetap berlangsung dengan normal.
“Kami berkomitmen untuk senantiasa mengoptimalkan standar layanan penerbangan yang aman dan nyaman untuk memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat ataupun pengangkutan kargo bagi sektor perekonomian nasional,” kata Irfan.
Masalah karut-marut Garuda sedang menjadi topik hangat. Bahkan, muncul kabar Pelita Air, yang merupakan anak usaha Pertamina yang bergerak di bidang penerbangan, siap menggantikan posisi Garuda.
Kementerian BUMN pun membenarkan rencana menyiapkan Pelita Air sebagai maskapai berjadwal nasional menggantikan Garuda. Langkah ini untuk mengantisipasi apabila restrukturisasi dan negosiasi yang sedang dijalani oleh Garuda tak berjalan mulus.
’"Kalau mentok ya kita tutup, tidak mungkin kita berikan penyertaan modal negara karena nilai utangnya terlalu besar,’" kata Wakil Menteri BUMN II Kartiko Wirjoatmodjo beberapa waktu lalu.
Saat ini manajemen Pelita Air sedang mengurus kelengkapan syarat agar bisa kembali mengudara membawa penumpang baik domestik maupun internasional seperti maskapai komersial lainnya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.