Nasional
Pemerintah Pesan Ulang Sinovac untuk Vaksinasi Anak
Pemerintah disarankan mencari stok vaksin anak dari platform yang beda dengan Sinovac.
JAKARTA -- Pemerintah akan memenuhi stok vaksinasi anak 6-11 tahun dengan pemesanan kembali ke Sinovac. Pesanan akan dilakukan dalam bentuk jadi atau bahan baku bulk. Vaksinasi anak 6-11 tahun membutuhkan tambahan 25 juta-30 juta dosis.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, harus melakukan pemesanan tambahan karena pesanan vaksin saat ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan vaksin pada rentang usia 6-11 tahun.
"Karena, pesanan yang saat ini belum cukup untuk memenuhi kebutuhan vaksin pada rentang ini. Fokus kita adalah pemberian vaksiansi pada dewasa dan lansia yang memang akan sakit berat dan kematiannyaa lebih tinggi risikonyaa tiga-lima kali lipat dibandingkan anak-anak," katanya, Rabu (3/11).
Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman meminta pemerintah meningkatkan lobi untuk mendapatkan tambahan dosis vaksin Covid-19 untuk mengejar target vaksinasi anak 6-11 tahun. "Vaksinasi anak usia 6 sampai 11 tahun tentu menuntut pemerintah untuk meningkatkan lobi atau diplomasi vaksin Covid-19. Karena kita (Indonesia) mayoritas masih impor vaksin," ujarnya, Rabu (3/11).
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) penghasil vaksin Bio Farma memang sudah menghasilkan vaksin Sinovac. Tapi ketika melihat kebutuhan penduduk Indonesia yang besar, apalagi ketika bertambah puluhan juta dosis bagi anak tentu akan memerlukan ekstra tambahan stok.
Indonesia disebutnya juga bisa mencari stok vaksin dari platform yang berbeda dengan Sinovac dengan syarat keamanannya teruji. "Misalnya menggunakan platform messenger RNA bisa jadi pilihan tambahan selain Sinovac," katanya.
Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati Mufida juga mengingatkan kepastian stok vaksin wajib setelah terbitnya rekomendasi vaksinasi bagi anak 6-11 tahun. Ia mengaku mendapat laporan di beberapa daerah stok masih terbatas terutama untuk vaksinasi dosis kedua.
"Ada indikasi dengan vaksinasi sebagai syarat turun level PPKM, kemarin banyak daerah mendorong stok vaksin untuk pemberian vaksinasi dosis satu. Ini bagus, tapi ternyata stok untuk vaksin dosis kedua banyak yang kosong. Ini yang harus diantisipasi soal perhitungan stok vaksin," ucap Mufida, Rabu (3/11).
Mufida menyampaikan pula pelaksanaan vaksinasi anak perlu memperhatikan hasil rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). IDAI mengeluarkan rekomendasi terbaru untuk vaksinasi anak usia 6-11 tahun. Dalam rekomendasi tersebut mengatur dosis, jarak vaksin pertama kedua, larangan vaksinasi bagi anak yang memiliki kontraindikasi tertentu.
"Agar semuanya aman maka penting untuk Satgas Covid-19, Kemenkes, IDAI dan ahli lainnya merumuskan SOP teknis agar proses vaksinasi bagi anak bisa segera dimulai," ujar politikus PKS tersebut.
Pemerintah menargetkan vaksinasi anak 6-11 tahun berjalan setelah cakupan vaksinasi dosis pertama secara nasional telah mencapai 70 persen. Pemerintah juga memprioritaskan mengejar target cakupan vaksinasi untuk kelompok lanjut usia (lansia) lebih dari 60 persen populasi lansia dulu.
Nantinya pelaksanaan vaksinasi pada anak juga akan dimulai di kabupaten/kota yang telah memenuhi target vaksinasi tersebut. Sasaran vaksinasi anak 6-11 tahun menyentuh sekitar 26,4 juta jiwa dengan kebutuhan dua dosis per anak. Target vaksinasi anak akan menjadi wajib dalam rangka melindungi anak dan orang lain di sekitarnya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.