Ekonomi
Bank Mandiri Raih Laba Bersih Rp 19,2 Triliun
Segmen komersial dan korporasi masih menjadi penopang pertumbuhan kredit.
JAKARTA — PT Bank Mandiri Tbk (Persero) berhasil meraih laba bersih Rp 19,2 triliun pada kuartal III 2021. Raihan laba bersih tersebut naik 37,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 14 trilun.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, pencapaian tersebut sejalan dengan pemulihan kondisi perekonomian secara nasional serta menurunnya kasus positif Covid-19. Menurut Darmawan, raihan laba bersih Bank Mandiri juga didukung sejumlah faktor, salah satunya aset Bank Mandiri yang mencapai Rp 1.638 triliun atau tumbuh 16,4 persen (secara tahunan).
Selain itu, lanjut Darmawan, pertumbuhan laba bersih Bank Mandiri ditopang optimalisasi fungsi intermediasi perseroan yang selaras dengan pertumbuhan ekonomi yang terus membaik. Tercatat, laju kredit perseroan secara konsolidasi tumbuh 16,93 persen menjadi Rp 1.021,6 triliun pada kuartal III 2021.
Darmawan mengatakan, pertumbuhan laba bersih juga diimbangi dengan dana murah (current account and saving account (CASA) ratio (bank only) yang meningkat 7,15 persen secara tahunan, yakni pada level 74,57 persen. Darmawan melanjutkan, rasio selisih bunga bersih atau net interest margin (NIM) juga membaik menjadi 5,03 persen pada kuartal III 2021 dari 4,7 persen pada kuartal III 2020.
"Kemudian, rasio kredit macet (NPL) turun menjadi 2,96 persen dan livin' fee sudah mencapai hampir Rp 1 triliun atau sebesar Rp 992 miliar, tumbuh 46,3 persen secara tahunan," kata Darmawan dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (28/10).
Darmawan menjelaskan, komponen utama dari pertumbuhan laba bersih adalah pendapatan bunga bersih yang berhasil tumbuh sebesar 26,5 persen secara tahunan mencapai Rp 53,3 triliun, didukung biaya bunga yang turun Rp 18,9 triliun atau sebanyak 21,7 persen secara tahunan.
Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo mengatakan, penyaluran kredit Bank Mandiri tercatat Rp 1.022 triliun sejak Januari hingga September 2021. Angka tersebut tumbuh 16,93 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 874 triliun.
"Pertumbuhan tersebut ditopang oleh segmen komersial," kata Sigit.
Sigit menyebutkan, segmen wholesale masih menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan kredit dengan peningkatan mencapai 7,93 persen secara tahunan, yakni menjadi sebesar Rp 533 triliun, yang utamanya didorong kredit komersial dan korporasi.
Secara mengatakan, kredit komersial berhasil tumbuh 13,9 persen secara tahunan atau 6,3 persen sejak Januari-September 2021 menjadi Rp 168 triliun, sedangkan kredit korporasi naik 5,4 persen secara tahunan dan 6,5 persen year to date (ytd) menjadi Rp 365 triliun.
Bank Mandiri berupaya mendorong kebangkitan ekonomi sektor-sektor potensial pada masing-masing wilayah termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Ia menyebutkan, kredit UMKM tumbuh 20,3 persen menjadi Rp 100,1 triliun pada kuartal III 2021.
“Pertumbuhan pada sisi kredit UMKM, juga didukung upaya pemerintah dan regulator lewat optimalisasi penyaluran kredit usaha rakyat (KUR). Hasilnya, realisasi penyaluran KUR sebesar Rp 28,46 triliun kepada lebih dari 291 ribu debitur pada kuartal III 2021,” ujar Sigit.
Selaras dengan arahan pemerintah, penyaluran KUR tersebut utamanya disalurkan ke sektor produktif, seperti pertanian, perburuan, dan perikanan sebesar Rp 8,69 triliun serta industri pengolahan dan pertambangan senilai Rp 2,3 triliun.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.